4. Hamil?

1K 25 0
                                    

"Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang kekal lagi shalah adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhanmu serta lebih baik menjadi harapan." (Q.S. Al Kahfi[18]:46)

Sudah 4 bulan Annisa dan Aldo hidup sebagai sepasang suami istri. Kehidupan mereka semakin hari semakin baik. Annisa dan Aldo sudah mulai terbiasa dengan kehidupan pernikahan yang indah ini. Annisa pun juga sudah tidak malu untuk menunjukkan rasa cintanya kepada sang suami. Dia sudah mulai berani mengagumi wajah suaminya di malam ataupun siang hari. Pada akhirnya semua berjalan dengan baik karena terbiasa.

Hari ini seperti biasa Annisa dan Aldo menjalani kegiatan rutin mereka, sholat tahajud dan tadarus bersama. Setelah sholat tahajud dan membaca Al-Qur'an, Annisa menuju dapur untuk menghangatkan makanan. Hari ini Annisa akan berpuasa qada' Ramadhan dan suaminya menemani dengan puasa Sunnah hari senin. Sebenarnya Annisa ingin berpuasa sendiri tanpa ditemani suaminya, namun Aldo ingin ikut berpuasa juga. Jadilah mereka berpuasa bersama hari ini.

Ini sahur pertama mereka setelah menjadi pasangan suami istri. Ramadhan belum tiba, tapi mereka sudah bisa merasakan sahur bersama yang begitu indah. Menikah memang memperindah segala hal yang sebelumnya mungkin terasa biasa saja. Setelah makan sahur, Aldo membantu Annisa merapihkan piring-piring makan lalu bersiap menuju masjid untuk sholat subuh. Annisa merapihkan meja makan sebelum akhirnya sholat subuh di kamarnya.

"Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim. Berilah hamba dan suami hamba keberkahan dalam menjalani pernikahan ini. Berikanlah kami ketabahan dan kesabaran dalam menjalani ibadah yang Engkau ridhai ini. Berkahi selalu cinta diantara kami. Jodohkanlah kami di dunia dan di Surga-Mu,Ya Allah. Aamiin."

Annisa menghaturkan doa yang selalu menjadi doanya setelah sholat. Setiap Annisa menghaturkan doa ini dan berharap dengan penuh rendah diri, air matanya akan turun membasahi pipinya. Sungguh semua Kuasa dan Kekuatan hanya milik Allah, Tuhan Semesta Alam. Hanya kepada Allah Annisa meminta dan merendah diri. Allah mempersatukan dia dan Aldo, dan Annisa selalu berdoa agar Allah terus mempersatukan mereka sampai ke Surga. Karena cinta Aldo, membuat Annisa semakin mencintai Rabb-nya.

Setelah selesai berdoa, Annisa menyeka air matanya dan melipat mukena. Saat selesai melipat mukena, Annisa merasakan perutnya terlilit dan sakit. Sesuatu memaksa keluar dari mulutnya, tanpa pikir panjang Annisa pun berlari ke kamar mandi untuk muntah.

Makanan sahurnya habis sudah dimuntahkan ke dalam toilet. Kepalanya terasa begitu pening dan berat. Perutnya semakin terasa sakit dan membuat keringat dingin mengucur di keningnya. Aldo yang baru sampai rumah mengucapkan salam dan langsung menuju kamar. Betapa terkejutnya ia saat mendengar suara kesakitan Annisa dari dalam kamar mandi. "Annisa."

"Mas.." Annisa kembali memuntahkan lagi isi perutnya yang kini hanya air.

"Kamu kenapa, sayang?" Aldo menarik rambut Annisa ke belakang dan memijat leher belakang Annisa. Air keluar lagi dari mulut Annisa.

Setelah rasa mualnya hilang sedikit, Annisa bangkit dan mencuci mulut serta wajahnya. Dia berbalik menghadap suaminya sambil mencoba tersenyum getir.

"Ya Allah muka kamu pucet. Apa yang sakit, sayang? Ayo kita ke dokter." Aldo menyentuh kening Annisa yang terasa hangat. Annisa menggeleng lalu mengelap wajahnya dengan tisu.

"Tapi badan kamu panas, Nis. Ayo kita ke rumah sakit." Aldo masih bersikeras dengan pilihannya. Tangannya menggenggam lembut tangan Annisa. Sedangkan Annisa kembali menolaknya dengan lembut.

"Mas Aldo, Nisa gak apa-apa. Cuma sakit perut aja. Ntar juga sembuh kok. Kan udah muntah." Annisa berusaha meyakini suaminya. Aldo masih menggenggam tangan Annisa dan tidak bergerak. Wajah istrinya masih sangat pucat dan keringat dingin masih membasahi keningnya.

ANNISAWhere stories live. Discover now