ANNISA

5. Bahagia

"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"  (Q.S. Al Furqaan [25]: 74) 

∞

Annisa baru saja keluar dari ruang rapat bersama Bu Diana. Rapat hari ini berjalan dengan baik dan mitra Bu Diana menyetujui kerja sama mereka. Setelah mengetahui dirinya tengah hamil dua minggu yang lalu, Annisa tidak masuk kantor selama 3 hari karena morning sickness-nya benar-benar membuat tubuhnya lemas. Barulah di hari ke 4 Annisa bisa lebih kuat untuk masuk kerja. Bu Diana tentu saja mengerti posisi Annisa yang baru mengalami kehamilan pertamanya dan mengizinkan Annisa untuk istirahat selama yang ia butuhkan.

Seminggu yang lalu, Annisa datang lagi ke Dokter Risa untuk memeriksakan kandungannya bersama suaminya. Aldo rupanya tidak cukup puas untuk melihat buah hatinya hanya dari sebuah foto USG. Ia juga ingin melihat calon anaknya secara langsung. Jadilah Annisa dan Aldo melakukan USG lagi. Dan lagi-lagi Aldo meneteskan air mata melihat buah hatinya. Terlebih hari itu detak jantung sang jabang bayi sudah bisa didengar oleh mereka.

Dokter Risa menambahkan beberapa vitamin kehamilan untuk Annisa. Semua itu dilakukan karena Annisa mengeluh tubuhnya gampang lemas karena sering muntah. Setiap makanan yang masuk ke dalam perutnya, pasti akan dimuntahkannya lagi. Maka dari itu Dokter Risa memberikan vitamin dan obat pengurang rasa mual agar Annisa bisa lebih fit.

Malam harinya Annisa sudah bisa makan tanpa memuntahkan makanannya, meskipun hanya 3 sendok. Annisa lebih memilih meminum susu. Anehnya, ia tidak merasakan mual sama sekali ketika minum susu. Malah membuatnya ketagihan. Jadi ia lebih banyak minum susu dan makan beberapa buah serta sayur yang bisa masuk ke perutnya daripada nasi.

Pada malam itu Aldo meminta Annisa untuk berhenti bekerja dan fokus dengan kehamilannya saja. Itu semua karena Aldo tidak tega untuk melihat Annisa harus bekerja dengan keadaan seperti ini. Setiap pagi Annisa pasti akan muntah dan itu yang membuat Aldo benar-benar khawatir pada Annisa. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada istrinya di tempat kerja? Pikiran yang mengkhawatirkan terus menghinggapi pikiran Aldo.

Annisa berusaha meyakinkan Aldo kalau dirinya akan baik-baik saja. Tubuhnya sudah lebih kuat sekarang. Dia memikirkan bosnya. Bu Diana juga membutuhkannya di kantor, dia tidak bisa meninggalkan Bu Diana begitu saja. Jika nanti akhirnya dia harus keluar kantor demi anaknya, dia rela, tapi dia membutuhkan waktu. Minimal sampai dia bisa meninggalkan Bu Diana sendirian tanpa seorang sekretaris. Karena tidak akan mudah mendapatkan sekretaris yang bagus dalam waktu singkat.

Aldo akhirnya luluh dan mengizinkan Annisa. Dengan syarat, Annisa harus segera memberitahunya jika terjadi sesuatu padanya. Dan Annisa harus izin tidak masuk kerja jika ia merasakan sakit atau semacamnya. Annisa menyetujuinya dan berterima kasih kepada suaminya.

Seminggu setelahnya sampai sekarang, keadaan Annisa semakin baik. Rasa mualnya sudah hampir tidak setiap hari dan tubuhnya semakin kuat. Ia sudah bisa makan nasi sampai habis tanpa memuntahkannya. Annisa sungguh bersyukur dengan keadaannya sekarang.

"We can get trough this, Dek."

*

Hari minggu Annisa dan Aldo pergi ke rumah orang tua Annisa. Mereka sudah ke rumah keluarga Aldo minggu lalu dan memberitahukan kehamilannya. Mama dan Papa Aldo sungguh senang mengetahui mereka akan memiliki cucu. Annisa benar-benar membawa kebahagiaan di keluarga itu. Terlebih Mama Aldo begitu menyukai anak kecil.

Dan hari ini saatnya keluarga Annisa yang mengetahui tentang kehamilannya. Setelah pulang dari pemeriksaan bersama Alfian 3 minggu lalu, Annisa melarang Alfian untuk memberitahu kedua orang tuanya tentang kehamilannya. Dia ingin memberitahunya sendiri sekaligus datang kerumah untuk melepas rindu. Setelah menjalani 3 minggu yang berat, akhirnya baru hari ini Annisa dan Aldo bisa ke rumah orang tua Annisa.