Hoffen 6 - Mommy Ayana

17.2K 1.6K 54
                                    

6. Mommy Ayana

🍁🍁🍁

"Ya, lo buru-buru banget emangnya mau kemana sih?" pertanyaan ingin tahu itu membuat Ayana menoleh dan menatap Ita disebelahnya.

"Gue ada janji mau datang ke pengajian temannya Umi. Rumahnya di daerah Tebet deket kost-an, lumayan jauh dari sini, Mbak." jawab Ayana seraya membuka aplikasi pemesanan kendaraan online yang sering dipakainya.

"Oh.. temen Umi yang mana ya?" gumam Ita.

Ayana baru menjawab setelah pesanan ojolnya selesai, "Namanya Bunda Ratih. Gak kenal emangnya? Biasanya kan Mbak tuh yang paling kepo masalah beginian." jawab Ayana saat yang langsung dihadiahi jitakan kecil oleh Ita.

"Lo tuh ya! Orang nanya baik-baik juga."

"Dih. Gue juga jawabnya baik-baik."

"Serah lo deh Ya. Yang penting jangan lupa tuh, Bu Ineke katanya tadi minta lo lembur besok. Ada berkas yang harus lo selesain karena besok Weni dan Tari akan ke Bandung nemenin beliau. Jadi, semuanya dikembaliin ke lo." ujar Mbak Ita membuat kening Ayana berkerut.

"Kok tauan lo dari gue sih Mbak?"

"Gue tadi di ruangan lo ya, Ya. Gue nungguin lo beres-beres kayak dikejer hutang sama rentenir tahu gak. Kebiasaan banget kalau ada janji suka grasak-grusuk sih lo."

"Oh.. jadi tadi Bu Ineke ngomongin itu?."

"Astaghfirullah nih anak.. Iya Ayana! Jadi jangan lupa. Habis lo kalau besok lo lupa lembur."

Ayana mencebik, "Iya iya." jawabnya pelan lalu sebuah motor berhenti didekat mereka.

Motor matic hitam yang sudah sangat Ayana kenali sebagai milik suaminya Ita berhenti didepan keduanya. Ita sudah berdiri dan menerima helmet dari suaminya.

"Duluan ya, Ya. Hati-hati lo!" pamitnya pada Ayana.

"Duluan Ayana. Assalamu'alaikum.." ucap Haris, suaminya Ita yang dijawab salam pula oleh Ayana.

Tak lama berseleng, sebuah motor matic berwarna biru berhenti didekatnya. Menanyakan pemesan yang bernama Ayana yang langsung diiyakan oleh gadis itu. Ayana melirik jam yang dipakainya sudah menunjukkan pukul lima sore. Itu artinya hanya ada kurang lebih satu jam lagi sebelum acara di rumah Bunda Ratih dimulai. Membuat Ayana memutar otaknya agar bisa sampai disana tepat waktu.

"Mas, kita ke toko itu sebentar bisa?" Ayana meminta Mas ojolnya untuk berhenti sebentar di toko kue yang tak jauh dari perusahaan mereka.

"Disini Mbak?" tanyanya yang diangguki cepat oleh Ayana.

"Sebentar ya, Mas. Ada yang harus saya beli dulu didalam. Gak apa-apa kan ya?" tanya Ayana.

"Iya Mbak, gak apa-apa." jawab Mas ojol memaklumi.

Ayana masuk kedalam toko kue itu dan memilih beberapa kue yang pernah dilihatnya saat Bunda Ratih membeli kue disana. Tidak lupa juga kue cokelat yang pernah Athar pinta pada neneknya saat itu. Mengingat itu Ayana hanya tersenyum sendiri, karena itulah pertama kalinya Ayana melihat Athar. Dan ternyata takdir berkata bahwa mereka memang akan dipertemukan lagi dilain waktu.

Setelah membeli beberapa kue yang memang sudah ia pikirkan sejak tadi, Ayana langsung kembali menaiki ojol yang dipesannya. Menuju kost-an milik Ayana beberapa menit berselang dan Ayana memberikan sedikit tambahan uang untuk Mas ojol itu karena sudah menunggunya ketika membeli kue tadi.

Lima belas menit waktu yang Ayana butuhkan untuk bersiap-siap. Itu juga sudah yang paling cepat karena waktunya sudah tidak banyak lagi. Ayana memakai gamis berwarna cokelat gelap dengan khimar panjang berwarna khaki membuatnya terlihat manis walau guratan lelah masih belum hilang dari wajahnya.

Hoffen ✔️ [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang