1. Perkenalan
🍁🍁🍁
Perusahaan yang berdiri kokoh didepannya saat ini adalah tempatnya bekerja sejak satu setengah tahun yang lalu. Salah satu tempat dimana gadis berkhimar cokelat tua itu menggapai mimpinya. Sebagai salah satu gadis rantau yang tinggal jauh dari orang tua, bisa bekerja di tempat yang menjadi impiannya adalah kebahagiaan tersendiri.
Namanya Ayana Rivania Kamal, gadis berusia dua puluh empat tahun itu tersenyum sopan pada satpam yang menyapanya. Ayana selalu menggunakan jasa ojek online untuk berangkat menuju tempatnya bekerja. Bukan karena dia tidak memiliki kendaraan sebenarnya. Ayana memiliki sebuah sepeda motor namun motornya itu ada di kota tempat tinggalnya. Dan Ayana sengaja tidak meminta orang tuanya untuk memaketkan motor itu ke Jakarta karena akan memakan biaya yang mahal. Lagipula, naik ojek online tidak ada salahnya.
Ayana anak pertama dari dua bersaudara. Adik perempuannya saat ini sedang berkuliah di kota pelajar, Yogyakarta. Ayana sengaja merantau ke Jakarta karena di Palembang –kota asalnya, cukup sulit untuk mencari pekerjaan. Bukan tidak ada sebenarnya, pekerjaan disana melimpah tapi untuk Ayana yang berkeinginan bekerja di sebuah perusahaan itu sedikit sulit. Ditambah lagi persaingan di kotanya semakin meningkat setiap tahunnya.
Ayana merupakan lulusan sarjana salah satu Universitas terbesar di Sumatera. Dengan predikat cumlaude dan sejumlah pengalaman organisasi yang diikutinya selama kuliah malah menjadi kesulitan tersendiri untuknya mendapatkan pekerjaan. Ingin bekerja di perusahaan tetapi harus memiliki orang dalam –pengertian yang biasa disebut orang yang memiliki keluarga yang bekerja di perusahaan tersebut. Ingin bekerja di tempat yang biasa saja tapi melihat beberapa piagam penghargaan yang dimilikinya malah tempat itu enggan menerimanya. Sehingga satu setengah tahun lalu, dirinya berkeinginan merantau di ibukota. Dan alhamdulillah-nya sang ibu selalu mendukung apapun keputusan Ayana.
"Assalamu'alaikum Mbak Ita.." sapanya pada Ita –salah satu office girl yang ada bekerja di perusahaannya. Mbak Ita lebih tua dari Ayana dua tahun dan merupakan OG yang mengenal Ayana dengan sangat baik. Karena Ayana-lah yang mengajak Mbak Ita untuk bisa dengan serius mengikuti setiap kajian per minggu yang dilaksanakan di salah satu masjid di Jakarta.
Ita tersenyum melihat Ayana, "Wa'alaikumussalam Mbak Aya. Ya ampun.. pagi-pagi udah dateng aja Mbak. Yang lain kayaknya masih dandan semua tuh dirumah masing-masing." jawabnya membuat Ayana terkekeh pelan.
"Gak papa, Mbak. Aya kan gak dandan jadi datengnya harus lebih cepat dari mereka." candanya.
"Ah iya ya.. Mbak Aya kenapa gak mau dandan sih?"
"Gak usah dandan Mbak. Wajahnya Aya mau dandan, mau enggak, tetep aja begini. Gak ada yang berubah." ujarnya disambut tawa Mbak Ita.
"Ih Mbak Aya mah suka gitu. Mbak cantik begini masa dibilang gak ada yang berubah kalau pake make-up." katanya.
"Alhamdulillah. Wudhu aja make-up nya, Mbak. Biar gak ada yang nandingin." balasnya sambil tersenyum kecil. Ayana memang senang sekali bercanda dengan Mbak Ita, soalnya Mbak Ita seru tidak cuek seperti beberapa OG yang lain.
"Nah itu! Justru karena make-up nya si Mbak tuh beda dari yang lain. Makanya cantiknya beda."
Alis Ayana mengerut, "Beda gimana atuh Mbak?" tanyanya.
"Kayak ada yang bersinar-sinarnya gitu.."
Ayana terkekeh mendengarnya, "Mbak Ita kayak iklan air minum." katanya.
"Hehe masih pagi, Mbak. Energi masih full jadi biar hari gak tegang." balas Mbak Ita.
Ayana mengangguk mendengarnya, "Yaudah kalau gitu. Aya keatas ya Mbak. Semangat!" ujarnya yang diangguki oleh Mbak Ita dengan senyum lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hoffen ✔️ [Terbit]
روحانيات[TERBIT - SEBAGIAN CERITA DI HAPUS] Harapanku sederhana. Mempunyai sebuah keluarga yang bahagia. Ada kamu, aku, dan anak-anak kita. Hanya itu. Aku butuh penopang dalam hidupku yang penuh kemandirian. -Ayana Rivania Kamal. Ayana Rivania Kamal, seoran...