1'

12.1K 888 308
                                    

Dengan langkah terburu-buru, kaki jenjang itu melangkah lebar. Berkali-kali ia melihat kearah jam tangan yang bertengger di lengan kirinya. Dalam hati, ia mengucapkan banyak mantra agar kekasihnya tak mengucapkan sumpah serapah pada dirinya.

Senyumnya mengembang. Matanya menapkap sesosok manis yang tengah menggenggam sekantong kripik kentang. Pipi yang bergerak naik turun itu terlihat begitu menggemaskan saat sedang memakan sesuatu.

Aura cerahnya terpampang dengan jelas. Benar kata orang-orang, ketika seseorang tengah membawa jantung lain didalam dirinya, aura cantik dan manisnya akan keluar lebih bersinar. Dan apa yang ia lihat sekarang adalah kebenaran dari ucapan itu.

Ia semakin melangkahkan kakinya cepat. Tak ingin membuat kekasih hatinya menunggu terlalu lama lagi.

Tangannya terangkat untuk memeluk perut yang tengah buncit dan ketat itu dari belakang. Ia menaruh dagunya dibahu sempit sang kekasih hati.

"Sayang, aku telat?" Tanyanya dengan nada yang amat sangat lembut.

Yang ditanya tak menjawab dan hanya menggelengkan kepalanya, disertai dengan senyuman manis yang ia kembangkan.

"Kamu keliatan makin manis" gumam sang dominant. Ia memejamkan matanya, seakan tengah mengisi ulang energinya. Menikmati segala kebersamaan yang tengah ia dapatkan.

"Dan kaka jadi sering gombal" ia terkekeh mendengar nada kesal didalam ucapan kekasihnya itu.

"Kaka gangu acara 'mari memakan cemilan' kamu gak?" Tanyanya dengan nada menggoda.

"Kaka ganggu, sedikit" ujarnya dengan jujur. Tangannya bergerak untuk mengambil kripik kentang itu dan memasukannya kedalam mulutnya sendiri.

"Kaka sayang kamu dan cinta banget sama kamu" bisik sang dominant.

"Sayangnya, aku cintanya sama Ka Yuta" yang lebih tua jengah dengan ucapan itu. Setiap dirinya mengatakan cinta, kekasihnya akan selalu mengatakan hal yang sama. Anehnya, ia akan diam dan terus mencintai kekasihnya ini sampai kapanpun.

"Terserah kamu. Asal kamu seneng"

"Terimakasih!!" Ujarnya dengan semangat.

Sang dominant melepaskan pelukannya dan berjalan menuju kedepan sang submissive. Senyum tampan ia perlihatkan dihadapan pemilik hatinya ini. Ia berlutut dihadapan sang kekasih, tepat dihadapan perut buncit milik kekasihnya.

"Hai, jagoan! Ini masih pagi dan kamu udah buat Mommy kamu makan cemilan yang gak sehat itu. Kamu bener-bener pengen banget ya?" Tanyanya seakan-akan benar-benar terngah berbicara dengan calon bayinya.

"Ya, Daddy! Aku gak bisa nolak pesona dari kripik kentang itu. Daddy gak keberatan 'kan?" Jawabnya dengan nada seorang anak kecil. Yang lebih tua terkekeh dan mengangguk dengan semangat.

"Apapun untukmu. Asal, biarkan Mommy memakan sarapannya terlebih dahulu, ok?"

"Ok, Daddy!" Sang dominant bangun dari posisinya dan memberikan kecupan manis di dahi sang kekasih.

"Dan apapun bakalan kaka lakuin buat Haechan yang manis ini" ujarnya dengan nada lembut. Haechan merasa tersentuh dan memeluk kekasihnya dengan erat.

"Lalu, kapan kaka menikahiku?" Tanyanya dengan suara manja.

"Satu minggu lagi Haechan. Kaka minta maaf, soalnya udah bikin kamu badan dua duluan sebelum waktunya. Tapi, kaka gak nyesel sama sekali. Because, now everyone know you're mine. Lee Haechan sebentar lagi bakalan cuma punya Wong Yukhei seorang"

"Pede banget" Haechan berujar dengan kekehan manis yang menemani.

Keduanya terhanyut dalam bola mata satu sama lain. Saling menyelami rasa yang ada untuk keduanya.

Lucas merasa, bahwa dirinya ialah pria yang paling beruntung di dunia ini. Ia akan selalu bahagia, Haechan selalu ada disampingnya tuk menemaninya.

Haechan pun merasakan hal yang sama. Ia sangat berterimakasih pada apaun dan siapapun, Lucas yang biasanya bersikap kenanakan.. mau bertanggung jawab dan berusaha menjadi calon ayah yang hebat.

Ketika diantara kedua orang terdapat cinta yang begitu besar, maka dewa pun berfikir dua kali untuk memberikan rasa sakit untuk keduanya.

"Ekhem.... guys, gua disini!" Lucas dan Haechan menengok kearah suara bersamaan. Pipi Haechan bersemu malu, sedangkan Lucas.. ia menampilkan senyum idiot miliknya.

"Mentang-mentang bentar lagi nikah. Mesra-mesraan sembarangan. Gak liat ada gua yang menjomblo disini?" Sindiran itu bersuara dengan halus, ia tak ingin terlalu menyakiti perasaan sahabatnya yang tengah mengandung.

"Maaf, Nana~" pemuda yang dipanggil Nana itu memutar bola matanya malas.

"Udah gua bilang, jangan manggil gua gitu"

"Jadi, lo butuh apa, Na?" Tanya Lucas mengiterupsi pembicaraan keduanya.

"Hm? Simple, liburan"

"Tujuan?"

"Singapure"


TEBECEH

HAPUS??

YES/NO

I'm back with new story. Padahal cerita yang laen belum juga kelar. Masih aja kirim yang baru lagi T^T.

Tapi daku nda bisa nunggu lama-lama again T^T

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang