23'

2.4K 297 69
                                    

Feeling sad is when you have a lot viewers or many people is reading your stories but they too busy and never think that (stars) or some comment can give you some hope too keep writing.





Jaemin menatap pantulan wajahnya yang kini terlihat sangat cantik. Ia bahkan tak bisa menyebut dirinya sendiri tampan lagi, itu mengingatkan dirinya ketika Mark yang bersikeras mengatakan bahwa dirinya ini cantik bukan tampan. Dengan jas bewarna abu-abu muda yang terlihat pas di tubuhnya dan helaian rambut yang bewarna hitam indah ini membuat dirinya sangat yakin bahwa Mark akan mengatakan bahwa dirinya adalah jelemaan malaikat.

Jaemin menggigit bibirnya gugup. Ia sedikit merapihkan beberapa helaian rambutnya yang tidak tertata sempurna, lalu menyentuh dada sebelah kirinya yang berdetak lebih kencang.

"Apakah ini cinta?" Gumamnya.

"Dasar otak udang. Lo mau jatuh cinta sama diri lo sendiri?!" Jaemin mendelik kesal kearah pemuda China yang baru saja melaksanakan pernikahan minggu lalu.

"Ish! Diem lo pasutri! Lagi deg-deg serr nih hati gua! Jangan buat gue mikir kabur terus milih buat nikah sama diri gue sendiri gitu dong!" Renjun menatap sahabatnya dengan pandangan heran sekaligus kasihan. Mungkin ini saat yang tepat untuk memberitahukan kepada Mark untuk membatalkan semuanya. Renjun tidak ingin Mark menyesal memilih Jaemin yang jelas-jelas adalah calon pasien rumah sakit jiwa.

"Dasar gila. Duduk manis coba, jangan goyang-goyang aja!" Renjun mendekati Jaemin dan langsung menahan kedua pundak pemuda bermarga Na itu agar diam dan duduk dengan tegak. Setelah dirasa Jaemin mulai tenang, Renjun mengalihkan perhatiannya kearah sebuah kotak berukuran sedang dengan warna biru dongker.

"Gue pasangin ya" Jaemin mengangguk. Lalu ia tersenyum ketika melihat benda yang dikeluarkan oleh Renjun dari dalam kotak itu.

"Cantik banget, Jaem" gumam Renjun yang tadinya hampir Jaemin balas 'gue emang cantik, makasih'.

"Cantik banget, Jaem" gumam Renjun yang tadinya hampir Jaemin balas 'gue emang cantik, makasih'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ini yang milih lo sama Mark?" Tanya Renjun sambil memakaikan mahkota itu diatas kepala Jaemin.

"Bukan. Ini punya keluarganya. Lebih tepatnya punya sepupu dia. Gue pernah cerita kan tetang kebiasaan keluarga ka Mark kalau ada yang mau nikah pasti diharusin pakai mahkota. Nanti kalau gue udah beneran mau nikah, baru deh punya mahkota sendiri" Renjun yang mendengarnya hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya.

Keluarga Mark sudah seperti keluarga kerajaan, bedanya mereka tak menjalankan sebuah negeri. Melainkan menjalankan sebuah perusahaan besar yang memiliki beberapa perusahan lain. Dengan kekayaan yang dimiliki oleh Mark, Renjun sangat yakin bahwa Mark bisa membeli sebuah pulau dan menamakannya dengan namanya sendiri atau Mark bisa saja menamakan tiga buah bintang sesuka hatinya.

"Saking kebanyakan duitnya kali ya, haduh... padahal baru mau tunangan secara resmi doang belum sampe nikah!" Jaemin terkekeh mendengarnya. "Oh ya, kalau punya Mark gimana, Jaem?"

"Apanya nih? Pedang atau mahkota?" Tanya Jaemin sambil mengangkat-angkat kedua alisnya.

"Anjir, otak lo masih aja!" Kesal Renjun yang memilih untuk menyentil telinga Jaemin dari pada menoyor kepala sang sahabat.

"Hahaha. Mahkota punya dia itu warisan kakeknya. Jadinya keliatan kuno tapi elegan banget. Mirip sama mahkota-mahkota yang ada difilm-film, yang semuanya besi itu loh. Bedanya, punya Mark emas semua. Oh ya, kalau pedang, pedangnya Mark besar dan perkasa kok!!" Sekarang Renjun benar-benar gemas ingin menoyor kepala sahabatnya itu.

Dan sekarang Jaemin harus menemui Mark dan keluarganya sebe--


"Jaem! Jaemin! Oy, Na Jaemin!" Jaemin langsung memasang tampang sedatar dan senormal mungkin sebelum akhirnya mengarahkan pandangannya kearah pria disampingnya.

"Ya Ka?" Tanya Jaemin dengan hati yang berdetak gugup. Bukan karena jatuh hati namun karena malu. Jaemin berharap Lucas tidak menyadari apa yang sedari tadi ia lakukan.

"Lo ngapain bengong malem-malem sih? Bahaya tau, lo kesurupan ntar repot. Ini masih di party jangan macem-macem lu," omel Lucas sambil menyodorkan sebuah gelas yang berisikan wine.

"Thanks. Btw, ko lo bisa tau gue disini?" Tanya Jaemin sehabis menyesap wine miliknya.

"Karena lo ga mungkin ada di ballroom ataupun ditempat makan. Lo udah ngilang hampir dua jam lebih, gue juga udah capek ngobrol mulu. Balik lah yuk. Oh ya, sorry ya buat masalah jas lo, ga sengaja gue" Jaemin mengangkat sebelah tangannya yang menandakan bahwa dirinya tidak mempermasalahkan hal tersebut.

"Oh ya, lo dari tadi lemes banget. Kenapa?" Tanya Lucas sambil mensejajarkan langkahnya dengan Jaemin.

"Gapapa kok, santai aja Ka" jawab Jaemin dengan tenang, walaupun nyatanya hatinya berdetak dengan gelisah.

"Maladaptive daydreaming sialan!"











{TRAP}

[J E M U R A N]
[D I G A N T U N G]

{Tbc} or {Tbc}


Human is back kawan-kawan~
Ingat! Semuanya tak seindah yang kalian  bayangkan, wkwkwk.

Bagaimana kejutannya? Kurang kesel ya?. Tunggu ya!

/pergi\

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang