21'

3.1K 361 84
                                    






"Kaka!" Panggil Jaemin. Ia berusaha memanggil Mark ditengah padatnya orang-orang yang sedang menggerakan rubuhnya seirama dengan dentuman musik.

"Kak! Ka Mark!" Namun, Mark tak juga menoleh. Mark sibuk tertawa dan menari bersama beberapa pria dan wanita.

Jaemin memberanikan diri untuk mendekati Mark. "Kak"

"Eh? Hai, Jaem" Mark memberikan senyum tampannya kepada Jaemin. Jaemin tersenyum lega, walaupun Mark tengah mabuk Mark masih bisa mengenalinya.

"Pulang yuk" ajak Jaemin. Namun, Mark menggeleng.

"Ayolah, main disini aja dulu. Kamu biasa main kesini kan? Anggep aja kangen-kangenan" Jaemin menggeleng dan menarik lengan Mark.

"Ayo pulang" Mark kembali menggeleng. Ia mendekati wajah Jaemin dan mencium sang tunangan dengan kasar. Jaemin memang sudah terbiasa mendapatkan ciuman seperti itu, namun ada yang berbeda dari ciuman Mark kali ini. 

Jaemin mendorong tubuh Mark dan dirinya langsung menemukan raut tidak senang dari wajah sang tunangan.

"Sejak kapan bibir kaka rasa stroberi?" Suara Jaemin hampir terendam oleh berisiknya musik dan teriakan pengunjung. Mark mengerutkan dahinya sebentar sebelum akhirnya tersenyum seperti anak kecil.

"Oh itu, tadi kaka ketemu sama Yeri. Dia sexy loh, pas kaka main sama dia juga rasanya enak" Jaemin menatap sang tunangan dengan tidak percaya. Mark melakukan hubungan intim dengan orang lain, sedangkan Jaemin dengan sangat khawatirnya menunggu kabar dari mark yang tak kunjung datang.

"Kaka main sama orang lain?" Tanya Jaemin dengan tidak percaya. Mark mengangguk dengan semangat.

"Kamu udah ga menantang Jaem. Kamu udah berhasil kaka taklukin. Kamu ga menarik lagi dimata kaka. Kita udahan aja ya! Kamu boleh buang atau bakar semua barang-barang dari kaka. Termasuk cincin itu" Mark menunjuk cincin yang bertengger dijari manis Na Jaemin.

"Kak? Ini beneran kaka? Kaka mabuk kan? Jangan ngomong yang aneh-aneh deh. Pulang yuk, istirahat" Jaemin kembali menarik Mark untuk keluar dari keramaian yang sesak itu.

Saat keduanya sudah berada diluar club, Mark menepis tangan Jaemin dengan kasar.

"Lo apa-apaan sih!? Lo ga berhak ngatur-ngatur gue! Gue kan udah bilang, gue udah ga tertarik lagi sama lo. Jangan kek orang tolol deh!" Air mata Jaemin kini mulai berjatuhan. Hatinya berkata sudah cukup, namun otaknya terus berkata bahwa Mark hanya mabuk.

"Kenapa kaka gini?" Mark memandang Jaemin dari bawah hingga atas, lalu tersenyum remeh.

"Lo udah ga menarik, goblok. Udah deh, jangan ngeyel! Lagian lo sendiri yang berusaha ngejauhin gue kan dulu? Nah, balasannya sekarang. Jadi, selamat menikmati! Gue mau main dulu, dadah.. mantan tunanganku~"

Jaemin berdiri sendiri dengan air mata yang terus jatuh dikedua pipinya. Menatap nanar kepergian Mark yang telah meyayat hatinya. Ia benar-benar menyesal, sangat menyesal. Dirinya dengan mudahnya bisa terkena jebakan Mark.

"Hiks.. hiks.."

Mark yang sudah ia cintai dan Mark yang sudah ia percayai dengan sepenuh hatinya selama ini berdusta. Ia kira Mark benar-benar mencintainya, namun itu karena dulu dirinya yang susah untuk ditaklukan dan itulah yang membuat Mark tertantang.

"I hate you Mark Lee. Hiks.. but i still love you"































































"Jaemin? Sayang? Bangun" Jaemin membuka matanya dan langsung memeluk pria dihadapannya ini.

"Kakaaa" Jaemin kembali menangis. Mark heran, ada apa dengan tunangannya ini? Menangis saat tertidur bukanlah kebiasaan Jaemin. Mark hanya bisa mengelus pundak Jaemin dan memberikan kata-kata penenang untuknya.

"Kaka disini sayang" ujar Mark lembut.

"Kaka jangan ninggalin aku" Mark tersenyum, akhirnya.. Jaemin menginginkan kehadirannya disini.

"Ga akan sweetheart" Mark menjauhkan wajah Jaemin dari pundaknya dan menatap lekat-lekat kedua mata indah yang tengah berair itu.

"Kamu mimpi apa hm?" Tanya Mark lembut sambil mengusap air mata Jaemin.

"Kaka, kaka beneran cinta sama aku kan? Kaka ga main-main kan? Kaka beneran mau nikah sama aku? Kakaaa jangan tinggalin aku" kedua alis Mark hampir bertautan. Ia menatap serius tunangannya itu.

"Na Jaemin, dengerin kaka. Kaka itu sayang sama kamu, kaka ga pernah main-main sama kamu. Setelah pertemuan kedua kita, kaka langsung netapin hati buat kamu. Ga akan ada kaka yang ninggalin kamu buat orang lain atau hanya karena kaka yang bosen sama kamu. Na Jaemin, percaya sama kaka. Kaka sayang banget sama kamu, kamu yang ga ngasih kabar sehari aja, bikin kaka khawatir setengah mati. Apa lagi kalau kita berhenti"

Mark mengecup pelan dahi Jaemin dengan penuh rasa sayang. Tanda sebuah penghormatan dan rasa sayang yang benar-benar nyata tanpa adanya rekayasa semata.

"Jadi kaka ga akan ninggalin aku kan?" Mark mencubut kedua pipi Jaemin dengan gemas.

"Sumpah demi Tuhan, Jaem. Kalau kaka ninggalin kamu, kaka siap mati saat itu juga. Kaka juga ga akan masalah kalau tiba-tiba kaka kena musibah yang dasyat, hanya karena kaka ninggalin kamu. Kalau kaka ninggalin kamu, kamu boleh ngelakuin apa aja sama kaka"

"Janji?"

"I promise, sweetheart"













Tbc

TrapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang