II

677 100 10
                                    

"Sebenarnya dia cukup menarik juga"ujar Baekhyun akhirnya.

Baekhyun memutuskan untuk menggendong tubuh mungil gadis itu, membawanya kearah kamar tamu yang terletak tepat di samping kamarnya.

Ya, sebenarnya Baekhyun bukan orang sejahat itu. Ia hanya tidak mempedulikan wanita karena menganggapnya hanya sebagai 'mainan' belaka untuknya.

Pria itu menurunkan Taeyeon diatas satu-satunya tempat tidur di kamar itu. Salah satu tangannya menarik sebuah selimut dan memakaikannya ke gadis itu. Ia kembali memerhatikan raut wajah gadis yang bahkan tidak ia ketahui namanya itu.

Sangat damai.

Tapi ada jejak bekas air mata di pipinya.

Dengan refleks Baekhyun mengusap pipi gadis itu dan saat tersadar apa yang baru saja ia lakukan, pria itu hanya tersenyum kikuk, mematikan lampu kamar dan segera kembali ke kamarnya karena rasa kantuknya yang kembali menyerang.

---

"Jangan menyerah untuk menasehatiku, Taey. Aku benar-benar membutuhkanmu untuk memperingatkanku di masa lalu."

Taeyeon terdiam. Ada benarnya juga, ia baru mengingat kalau Baekhyun tinggal sendirian di Seoul karena keluarganya yang tetap tinggal di Busan.

"Tapi kau bahkan selalu mengatakan kata-kata yang membuatku akan menangis!"

Baekhyun kembali tertawa pelan.

Apa yang paling ia rindukan dari pria ini hanya satu.

Suara tawa ringannya yang khas, yang akan membuatnya ikut tertawa, seperti sekarang ini.

"Tahan sebentar lagi. Aku akan membaik dengan sendirinya"

Taeyeon mendongakkan kepalanya, menatap Baekhyun yang sedang tersenyum padanya. Ia bisa melihat ada harapan yang sedang disimpan pria itu untuknya.

Gadis itu hanya mengangguk sambil tersenyum.

---

Bias cahaya matahari menerobos masuk melewati celah-celah tirai jendela, menerpa wajah Taeyeon yang masih tertidur, membuat gadis itu terjaga dan akhirnya terbangun.

Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya terkumpul, ia menatap sekitarnya.

"Tunggu, bukankah semalam aku tertidur di sofa?"ujar Taeyeon bermonolog.

Gadis itu terbangun untuk duduk dan kembali menatap sekitarnya sambil berpikir.

"Ah, apa dia yang memindahkanku kesini?"

Senyum gadis itu mendadak mengembang. Yang dikatakan Baekhyun di mimpinya itu ternyata benar. Ia hanya harus menunggu sebentar lagi. Ya, sebentar lagi agar ia luluh.

Taeyeon memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur dan bergegas kearah dapur. Sesampainya disana, ia mulai berkutat dengan beberapa alat dapur juga makanan instan tentunya, karena hanya itu satu-satunya makanan yang ia temukan.

---

Gaya tidur Baekyun bisa dibilang sangat berantakan dengan seprai yang kusut, selimut yang sama sekali tidak dikenakan pria itu, hamparan maket yang belum selesai tergeletak memenuhi lantai, bahkan salah satu kakinya yang telah melewati batas tempat tidurnya.

Bila sudah berurusan dengan tidur, Baekhyun sudah seperti orang mati, sangat sulit untuk dibangunkan dan juga tidak mempedulikan gaya tidurnya sendiri.

Kepalanya sedikit berdenyut, membuat pria itu mengerang dalam tidur sambil menggasak rambutnya sendiri, membuatnya terlihat semakin berantakan.

Baekhyun membalikkan badannya kemudian menenggelamkan wajahnya di bantal hingga nafasnya terasa sesak.

[END] Time Walking On MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang