"satu kopi hitam tanpa gula" ujar seorang pelayan sambil memberikan satu cup berisi kopi hitam kepada seorang gadis
"thanks"
Gadis itu langsung menerima dan menyeruput kopi pesanannya. Ia duduk di pojok Cafe sambil memperhatikan derasnya hujan di luar sana. Ia sangat menyukai perpaduan ini, perpaduan antara secup kopi hitam tanpa gula, suara air yang turun dari langit, serta bau pertichor yang menyeruak masuk ke indra penciumannya.
Gadis itu bernama Salma Adriana. Seorang gadis yang cuek dan dingin. Ia mengeluarkan secarik kertas dan sebuah pena dari dalam tasnya. Tangannya mulai menari – nari di atas kertas putih tersebut dan membentuk sebuah sajak.
untuk ke sekian kalinya, hujan turun (lagi)
ia selalu saja turun membasahi bumi
padalah ia tahu rasanya jatuh berkali – kali
tapi ia tetap turun tanpa memperdulikan sakit yang ia raskan
setiap tetesan hujan yang turun ke bumi
bagaikan sebuah rindu yang tak terbalas
rindu itu tak akan pernah bisa berhenti
sebelum kita saling bertemu dengan orang yang kita rindukan
setelah menulis beberapa kalimat, ia langsung melipat kertas tersebut dan membawa kopi hitamnya ke luar Cafe. Tapi sebelum ia keluar dari Cafe tersebut, ia menabrak seseorang dan membuat kopi hitam yang ia bawa tumpah membasahi lantai.
"sorry, gue ngak sengaja"
Salma mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa yang menabraknya. Ia sangat terkejut saat melihat siapa yang menabraknya dan membuat kopi hitam miliknya tumpah ke lantai.
"salma" ucap pria yang tadi menabrak Salma dengan wajah yang sama terkejutnya dengan Salma.
Tanpa memberi sepatah kata apapun, Salma langsung pergi meninggalkan Cafe dan tidak menghiraukan pria yang tadi menabraknya. Salma langsung menghentikan Taksi yang melintas di depan Cafe tersebut lalu pergi meninggalkan Cafe.
Sesampainya di Rumah, Salma langsung naik ke lantai dua dan masuk ke dalam kamarnya. Salma mengunci pintu kamarnya dan ia langsung terududuk di lantai
"kenapa dia harus dateng lagi?"
Pipi Salma mulai basah karena air matanya yang sedar tadi terus saja mengalir. Ia memejamkan matanya dan mulai mengatur nafasnya.
"kenapa Dia harus muncul lagi?"
Teriak salma dengan nada frustasi. Ia kini benar – benar frustasi. Bagaimana tidak? Bayangkan saja ketika kita sudah susah payah melupakan seseorang yang sudah menuaikan sebuah luka, lalu dengan mudahnya orang itu kembali lagi di hadapannya?
Suara ketukan pintu terdengar dari luar tapi tetap saja Salma tidak menghiraukan ketukan pintu tersebut.
"Sal ini gue, Aldi. Please buka pintunya"
Salma yang tahu siapa yang mengetuk pintu kamarnya langsung membuka pintu kamarnya. Salma langsung memeluk Aldi dengan erat.
"lo kenapa Sal?"
YOU ARE READING
The Past
Short Storyketika luka yang belum sembuh bertambah lagi dengan luka baru, serta penyesalan selalu datang di akhir cerita