Setelah kejadian di Cafe beberapa hari lalu, Salma tiak pernah melihat Alvaro. Alvaro seakan hilang untuk ke 2 kalinya. Dan semenjak kejadian itu juga Salma sering menangis ketika malam.
"Sal"
Merasa namanya di panggil, salma langsung menengok siapa yang memenggilnya. Sebuah senyum tercetak jelas di wajah cantik Salma ketika melihat orang yang ada dihadapannya dengan senyum yang terpampang jelas di wajah tampannya.
"udah makan?"
Salma hanya menggeleng lemah dengan senyum yang masih tercetak jelas di wajahnya.
"yaudah, ayo makan sama gue"
Aldi langsung menarik tangan Salma untuk mengikutinya dan mereka pergi ke Cafe dekat kampus.
Mereka memilih duduk di pojok, tepatnya dimeja no 17. Salma hanya tersenyum kecut, kejadian beberapa hari lalu langsung saja terbesit di dalam fikirannya.
Setelah memesan makanan, mereka langsung memakan makanan mereka masing – masing. Senyum manis Salma tidak luntur sedikitpun dari wajah cantiknya.
Ia merasa bahagia setelah memiliki sahabat sekaligus pacar seperti Aldi. Beberapa hari lalu Aldi menembak Salma di salah satu taman kota, dan dengan senang hati Salma langsung menerima Aldi untuk menjadi pacarnya.
Walaupun hatinya masih terluka karena orang dari masa lalunya, bukan berarti ia harus menutup hatinya untuk orang lain bukan?
"udah capek gue ketawa mulu"
Alvaro tersenyum bahagia melihat Salma yang sekarang mulai bisa ceria kembali. Ia sangat bahagia melihat senyum yang tercetak jelas di wajah cantik Salma.
"gue harap, gue adalah alasan terciptanya senyuman manis lo itu"
Di sisi lain seorang pria yang menggunakan kaos polos berwarna hitam dan celana jeans selutut berwarna coklat memasuki sebuah Cafe yang dulu sangat sering dia datangi bersama orang yang sampai sekarang namanya masih terkunci rapat di hatinya.
Pria itu duduk di salah satu pojok Cafe. Ia memesan satu gelas Hot Chocolate. Pandangan pria tersebut jatuh ke arah seorang gadis berkuncir kuda yang sedang tertawa bahagia.
Dia terus memperhatikan gadis terebut. Ia sangat merindukan senyuman manis gadis tersebut. Senyuman itu dulu selalu menjadi penyemangatnya, tapi tidak dengan sekarang. Tanpa ia sadari hatinya mulai teriris melihat gadis itu terus tertawa sampai mukanya berubah menjadi merah seperti seekor kepiting rebus.
"gue akan belajar untuk melepas lo, Na"
"Ro!"
Alvaro yang merasa namanya dipanggil langsung mendongakkan kepalanya.
"lo nyanyi gih, gue udah lama ngak denger lo nyanyi"
Alvaro awalnya hanya diam menatap lurus ke arah Salma yang masih tersenyum bahagia dan akhirnya ia menge-iyakan tawaran temannya itu dan langsung naik ke atas stage da mengambil sebuah gitar.
"sore semua!. Saya di sini akan menyanyikan satu buah lagu untuk seseorang yang sampai saat ini namanya masih terukir indah di hati saya"
Alvaro mulai memetik satu persatu senar gitar yang ada di pangkuannya saat ini. Tanpa sengaja mata elang miliknya bertabrakan dengan mata hitam pekat seorang gadis yang selama ini telah mengisi hatinya.
YOU ARE READING
The Past
Short Storyketika luka yang belum sembuh bertambah lagi dengan luka baru, serta penyesalan selalu datang di akhir cerita