Expired Lover

22.9K 718 39
                                    

"Key, are you okay?" Tanya Dira padaku dengan wajah tampak khawatir.

"Is it a joke?" Tanyaku sambil tertawa seperti orang gila, "apa ada kamera disekitar sini? Ini hanya prank benar kan?" Tanyaku kembali pada Dira, "Ya ini pasti hanya lelucon" jawabku sambil mengangguk angguk sendiri, "ah, it must be April Mop, isn't it?" Aku menatap Dira, menginginkan jawaban.

"Key..." ucapnya lirih

"No, it's already June. Then maybe, it's just a prank right? Yah, two days for now is my birthday. Oh my god, aku hampir saja tertipu" jawabku sambil terus tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. Ya, rasanya aku seperti akan jadi gila.

Bagaimana tidak, hari ini aku mendapatkan sebuah undangan pernikahan dari kekasihku sendiri, Allan. Disana tertulis mempelai pria Allan Hanggoro dan mempelai wanita Melia Ananda. Rasanya seperti tersambar petir di siang bolong. Aku tak percaya hal ini bisa terjadi. Maksudku, Oh come on! Ini tidak mungkin terjadi. Aku dan Allan berpacaran selama 6 tahun sejak kami duduk di bangku SMA, dan hubungan kami baik-baik saja. Okay, maybe not. Beberapa waktu terakhir memang hubungan kami agak sedikit rumit, karena hubungan jarak jauh yang kami lakukan. Tapi tetap saja menikah dengan wanita lain dan aku rasa wanita ini bukan orang lain bagiku, Melia adalah sepupu terdekatku. What kind of a joke is this?

Dira memelukku, menepuk-nepuk punggungku berusaha membuatku tenang. Namun, aku justru menangis histeris. Aku tak bisa mempercayai hal ini. Aku tak bisa menerima hal ini begitu saja, bagaimana mungkin mereka tega melakukan hal ini padaku?

Dua hari yang lalu, Allan bahkan berkunjung ke Bandung dan sama sekali tak mengatakan apapun. Hubungan kami masih sama seperti biasa, berselisih paham layaknya pasangan kekasih pada umumnya. Tapi dia sama sekali tak membahas tentang berpisah apa lagi menikah dengan Melia. Bukankah Allan berjanji akan menikahiku setelah aku menyelesaikan kuliahku? Lalu kenapa tiba-tiba undangan pernikahan ini datang padaku?

"Ini bukan lelucon Key, mereka akan menikah. Melia, dia sedang mengandung anak Allan. Dua bulan, usia kandungannya sudah dua bulan. Itulah kenapa mereka memutuskan untuk segera menikah" ucap Dira.

"Dua bulan?" Tanyaku terkejut, ya tuhan ini tidak mungkin. Dua bulan yang lalu Allan, Melia, Ivan dan aku kami berempat pergi ke Karimun Jawa untuk liburan. Jika usia kandungannya sudah 2 bulan, mungkinkah mereka melakukan hal menjijikan tersebut saat itu. Bukankah itu keterlaluan, aku dan Ivan kekasih Melia juga ada disana. Bagaimana mungkin mereka setega dan segila itu melakukan hal menjijikan tersebut. Membayangkannya sudah membuatku ingin muntah.

"Kenapa mereka melakukan ini padaku?" Tanyaku lirih hampir tidak bersuara, "apa karena aku masih belum mau berkomitmen, maksudku aku mau menikah dengannya tapi hanya belum waktunya aku harus menyelesaikan kuliahku dulu. Apa karena ini dia memilih Melia? Ini salahku kan?"

"It's not your fault. Jangan menyalahkan dirimu sendiri"

"Lalu haruskah aku menyalahkan mereka?" aku menatap matanya sambil terus menangis.

Dia menggelengkan kepalanya, "Kau juga tak bisa menyalahkan mereka. Aku rasa tuhan memang tak ingin kau bersama dengannya Key" ucapnya kemudian dia duduk disampingku, "listen, everything happen for a reason. Percayalah, mungkin saat ini kau akan merasa tuhan tidak adil, tuhan kejam, mereka kejam karena menyakitimu. Tapi lihat sisi positifnya, kalian berdua belum jadi menikah dan hal ini terjadi. Akan lebih menyedihkan jika kau tau mereka berselingkuh saat kalian berdua sudah menikah" ucapnya panjang lebar.

Yang dikatakan Dira memang benar, untungnya kami masih belum menikah. Tapi hal ini membuatku benar-benar muak, sungguh mereka tidak tahu malu. "Aku harus bagaimana?" Tanyaku sambil menghapus air mataku.

One Shot Life StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang