Juvia Johnson Part 2

3.5K 149 5
                                    

Juvia Pov

"Aku dan Rendra akan pulang ke rumah kami." Ucapku pada Ayah kandungku.

"Kami akan ikut denganmu, paling tidak aku ingin Noah meminta maaf pada Ayahnya. Karena membuat wajah tampan putranya babak belur" ucapnya.

Aku mengangguk dan kami pulang menuju rumah kami, rumah ayah Rendra sebenarnya. Saat sampai dirumah Ibuku langsung berlari membuka pintu dan terkejut melihat Rendra babak belur.

"Ya tuhan Rendra, kamu kenapa sayang?" Ucap ibuku histeris sambil memegangi wajah Rendra.

"Aw sakit mah" rintih Rendra.

"Mah," panggilku, yang kemudian Ibuku menyadari keberadaanku, ayahku, dan juga Noah disana.

"Kk..kau" Ucapnya terbata tampak terkejut melihat ayahku.

"Jenna" ucap ayahku lirih.

Kemudian suara mobil yang datang mengalihkan perhatian kami. Ayah Rendra turum dari mobil dan tampak sedikit terkejut melihat keadaan diluar rumah cukup ramai.

"Kenapa semua orang berkumpul diluar ?" Tanya ayah Rendra.

"Oh, papah sudah pulang?" Sapa ibuku kemudian mengambil jas dan juga tas ayah Rendra kemudian mempersilahkan semuanya masuk.

Saat didalam semua orang tampak kikuk dan hening. Kemudian aku menjelaskan semuanya dari awal. Ayah Rendra memakluminya, awalnya aku fikir Ayah Rendra akan marah besar dan merasa tidak nyaman atas kedatangan ayah kandungku dan ulah adiku terhadap Rendra. Namun ternyata dia merespon dengan cukup tenang. Dia tahu Ayah dan Ibuku sama sekali sudah tidak ada hubungan apapun dan Ayahkupun sudah memiliki istri lagi. Dan salah satu alasan mereka berceraipun karena memang mereka sudah tak saling mencintai, ibuku pergi membawaku dan kak Juvano pergi bersamanya dan Ayah menahan Noah untuk tetap tinggal bersamanya.

Reaksi ibuku saat mengetahui bocah disamping Rendra adalah Noah putranya, dia langsung memeluknya dan menangis, begitu juga denga  Noah.

"Maafkan putraku tuan Avansyah. Aku yakin semua takan terjadi jika aku mengawasinya dengan benar." Ucap Ayahku.

"Mereka anak laki laki tuan Johnson, wajar saja jika mereka bertengkar dan berkelahi. Namun sepertinya putramu memiliki luka yang lebih parah dari putraku. Apa kau melakukannya Rendra?" Tanya Ayah Rendra.

"A..aku bu-" Rendra terbata.

"Aku yang memukulnya," ucapku enteng yang membuat ibuku tampak geram dan melempar tatapan maut padaku. "Hey, jangan salahkan aku Noah tau cara berkelahi, dulu aku bahkan mengajarinya karate, sedangkan Rendra tak pernah berkelahi. Apa menurut kalian aku harus diam saja melihat mereka? Dan lagi pula aku tak tau dia adikku sebelumnya." Jelasku, "namun kalau aku tahu dari awal, aku akan memathkan semua tulangnya, karena melawan orang yang tak tau cara berkelahi. Ditambah dia yang salah." Lanjutku.

"Sudahlah, toh semuanya sudah clear." Ucap ayahku kemudian.

"Aku rasa tidak, Noah. Ah tidak Vino, kau tahu anak-anak yang mengganggu Rendra di sekolah?" Tanyaku yang membuat semua orang menatapku dan Vino bergantian.

Vino mengangguk, "kenapa?" Tanyanya.

"Seseorang mengganggumu ?" Tanya Ibuku dan Ayah Rendra bersamaan. Rendra hanya diam.

One Shot Life StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang