ANA UHIBBUKA FILLAH DOKTER (COMPLETED)

Part.8

Malam ini aku telepon bersama sahabat ku silmi yah setidaknya dia bisa menghibur ku.

"sil, aku mau nanya boleh? " tanya ku via telepon

" iya ra silahkan mau tanya apa? " ucap silmi

" besok ada apa yah di rumah ku ko bunda nyuruh aku pake baju yang bunda berikan kepada ku dan bunda juga tadi belanja makanan banyak banget kamu tau ga sil siapa tau kan bunda cerita sama kamu? " tanya ku

" hahahahaa masaaaa, emang bunda nyuruh kamu pake baju apa??" jawab silmi sembari tertawa

"sil aku lagi serius ini, engga tau bunda belum ngasih baju nya " ucap ku

"iyaaa kalau kamu penasaran liat aja lah besok oh iya pake juga baju yang di berikan bunda pasti cocok sama kamu warna nya aja bagus menurut ku" jawab silmi

"kamu tau sil" tanya ku

"eh engga ra maksud aku itu pasti baju pilih bunda Itu bagus warna nya juga pasti cocok sama kamu " jawab silmi dengan gugup

" aduh hampir saja keceplosan, raa maaf yah aku engga cerita sama kamu, tapi besok kamu tau sendiri ko" gumam silmi dalam hati

"hallo sil" ucap ku karena silmi terdiam

"eh iya ra yaudah kamu istirahat sana besok bangun pagi dandan yang cantik " pinta silmi

" hmmm yaudah deh iya sil telepon nya aku tutup dulu yah kamu juga istirahat jangan telepon sama si azmi ,selamat malam Asalamualaikum " ucap ku

" heheh iya ra engga ko selamat malam juga sahabat ku yang cantik, wa'alikum salam " jawab silmi

**

Akupun menutup telepon nya dan aku berfikir ada yang di sembunyikan oleh silmi entah itu apa

" Astagfirullah " gumamku pelan

Tok tok tok

" raa bunda boleh masuk " ucap bunda di balik pintu

" silahkan bunda pintu nya engga rara kunci ko" jawab ku

Bunda pun langsung membuka pintu dan menghampiri ku, bunda menatap ku dan memegang tangan ku entah ada apa aku melihat wajah bunda, bunda seperti memohon kepada ku.

"raa " panggil bunda

" iyaa bun ada apa " tanya ku

" bunda harap kamu menyukai pilihan ayah dan bunda " ucap bunda dengan tiba-tiba

" maksudnya apa bun? " tanya ku heran

" nanti juga kamu tau ko, bunda dan ayah melakukan ini demi kebaikan kamu, bunda engga mau kamu kenapa- kenapa karena di zaman sekarang banyak sekali wanita hamil di luar nikah dan pergaulan bebas " ucap bunda

" bunda tau kamu belum pernah pacaran bahkan dekat dengan laki-laki pun kamu belum pernah (bisa di bilang gebetan)  karena itu bunda ingin sekali kamu pacaran setelah menikah " ucap bunda lagi

" maksud bunda menikah? " tanya ku sembari menatap mata bunda

" iya sayang besok anak teman ayah akan mengkhitbah kamu, bunda tau mungkin kamu belum kenal dekat dengan nya tapi bunda percaya dia laki-laki yang baik,soleh dll" ucap bunda

"dan bunda berharap kamu tidak akan menolak nya" ucap bunda yang langsung menundukkan kepala

"apakah itu dokter genta? " gumamku dalam hati

"memang nya siapa bunda namanya " tanya ku

"besok kamu akan tau maaf yah bunda belum bisa ngasih tau namanya " jawab bunda

" Astagfirullah bunda sampai lupa, bunda ke sini mau manggil kamu karena ayah pengen ngobrol sama kamu yasudah kamu temui ayah dulu " ucap bunda

" yaudah kalau gitu rara ke bawah dulu yah bun " pamit ku

" iya sayang " jawab bunda

**
**

Aku pun menghampiri ayah yang sedang duduk di ruang tamu.

" Ayah " panggil ku sembari duduk disamping nya

" ra, semoga kamu tidak kecewa dengan keputusan ayah ini " ucap ayah tiba-tiba

" maksudnya apa yah? " tanya ku

" besok anak teman ayah akan mengkhitbah mu" ucap ayah

"iya rara tau tadi dari bunda, tapi yah rara masih kuliah dan ini semester akhir " ucap ku

" saat kamu sudah sah dan halal kamu boleh melanjutkan kuliah kamu, dan saat itu kamu sudah halal ra insyaallah kamu tidak akan di ganggu oleh laki-laki yang bukan muhrimmu" ucap ayah

"rara tau yah, dan itu sudah rara janji kan bahwa rara akan nikah muda saat rara umur 20 tahun" ucap ku

"dan kamu sekarang sudah berumur 20 tahun semoga kamu menerima khitbahan dari anak teman ayah ini ra" ucap ayah

"insyaallah yah, kalau begitu rara ke kamar dulu yah" pinta ku

"yasudah kamu sekarang istirahat dulu yah " ucap ayah

" iya yah selamat malam" ucap ku sembari mencium pipi ayah

**

Aku pun pergi ke kamar ku meninggalkan ayah saat berjalan menuju kamar, aku berfikir siapa yang akan mengkhitbah ku itu apakah dokter genta?

"aku harus solat istikoroh untuk meminta petunjuk kepada rabb ku" gumamku pelan

Saat sampai di kamar tiba-tiba di atas kasur ada sebuah kotak entah punya siapa ini akupun langsung membuka nya saat aku membuka nya ternyata isinya baju dan diatas baju ada surat akupun segera membuka dan membaca nya.

"besok baju nya di pake yah sayang, semoga kamu menyukai nya dan semoga kamu menerima khitbahan dari anak teman ayah mu itu ini semua demi kebaikan mu sayang
I LOVE YOU

~BUNDA~"

Ternyata baju ini dari bunda, saat aku melihat baju nya sangat indah dan bagus,aku pun menyimpan baju nya dan langsung segera tidur untuk istirahat.

"siapa dia, siapa yang akan ayah jodoh kan dengan ku" gumam ku sembari memejamkan mata

**

Akupun bangun tepat nya pukul 12:00 pas, dan aku langsung mengambil air wudhu aku akan melaksanakan solat istikoroh.

"dingin nya " gumam ku pelan saat keluar dari kamar mandi

Ku ambil mukena dan ku pakai ku gelar kan sejadah nya,dan aku langsung melaksanakan solat nya.

**

Setelah selesai aku mengambil tasbih yang sudah ku siapkan dan aku beristigfar dan bersolawat.

Setelah itu aku berdoa mengadu kepada sang pencipta seluruh alam semesta

"Ya Allah apakah dia jodoh ku jika benar aku tidak akan menolak nya meskipun aku tidak mengenal lebih dalam tentang nya, bahkan mungkin jarang bertemu untuk mengenal satu sama lain apakah dia yang di maksud ayah itu dokter genta jika benar aku tidak akan menolak nya dan apabila bukan dia orang nya aku pun tidak akan menolak nya, kalau memang dia yang terbaik dan engkau merestuinya aku tidak akan menolak nya dan yang paling terpenting dia laki-laki yang soleh,baik bertanggung jawab  dan bisa berjuang bersama ku di jalan yang benar  ya rabb berikanlah aku petunjuk " ucap ku pelan dan entah kenapa tiba-tiba air mata ku meneteskan.

Segitu dulu yah maaf kalau banyak typo 🙏semoga suka yah🙏

Selamat membaca 🙏🙏

Salam

Desi Fitriani Azizah