Four

91 15 22
                                    

"Gue lagi gugup aja, tadi. Udah lama juga kita gak ngobrol. Jadi keceplosan pake aku-kamu." Ungkapku sambil menunduk.

Rafa berdehem, "Pasti lo kaget gara-gara gue tambah ganteng, 'kan? Ya, 'kan?"

Aku menatap lurus ke depan sambil tersenyum remeh, "Nggak tuh. Biasa aja lo-nya."

"Yakin?"

"Hm."

Tiba-tiba, Rafa berhenti. Aku menoleh ke arahnya namun ia malah memajukan muka penuh senyumnya di depan mukaku. Aku yang kaget langsung menggeplak jidatnya yang berkilau itu. Alhasil, dia meringis.

"Aduh, anjir sakit banget!" Omelnya seraya memegang jidatnya.

Aku yang tidak tahu bahwa geplakanku akan sesakit itu pun panik, dengan berjinjit, aku mulai meneliti jidatnya yang merah, "Waduh merah! Lo sih, ngagetin aja! Udah tahu gue kagetan orangnya! Malah dikagetin!"

Rafa terdiam, karena kunjung tak mendapat balasan, aku menatap matanya. Dia sedang menatapku dengan tatapan jahil. Aku pun menjauhkan tubuhku.

"Rese banget lo!"

Dia hanya tertawa.

"Sebenarnya yang kaget itu gue, ngeliat lo yang tambah cantik gini." Gumamnya sangat pelan, membuatku bertanya-tanya, jangan-jangan ucapannya itu hanya khayalanku saja.

***
A/n:

Mohon maap atas ke-cringe-an chapter ini yang melebihi batas rata-rata.

Ok tq :]

Ke Kios Belakang RumahmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang