Bel tanda istirahat makan siang baru saja dibunyikan di SMA Karasuno. Satu persatu murid mulai meninggalkan ruangan dan menuju ke kantin sekolah hingga hanya menyisakan beberapa siswa yang memakan bentonya dikelas.
Dikelas 1-1, bangku terdepan dekat meja guru, cowok berambut oranye mengeluarkan makan siangnya dengan wajah berbinar. Dengan cepat dia membuka penutup bento yang terbungkus kain bermotif lucu itu.
"Waaaa...."
GROOOWLLL~
Bersamaan teriakan girangnya perutnya pun turut berbunyi saat melihat nasi, tamagoyaki, dan hamburger yang tersusun rapi diwadah bentonya. Dengan segera dia mengambil satu potong tamagoyaki dan bersiap memasukkan satu suapan kemulutnya.
"Selamat mak-"
"OEEI...!! HINATA KUSO BOKE BERAPA LAMA LAGI KAU MAU MEMBUATKU MENUNGGU HAAH?!"
Teriakan keras dari suara yang familiar itu membuat Hinata Shouyou menghentikan gerakannnya dan sontak menoleh.
"K-Kageyama....?
Dipintu masuk kelas 1-1, partnernya di tim voli, Kageyama Tobio, berdiri dengan wajah marah bak raja iblis. Tanpa berlama-lama Hinata segera menghampiri Kageyama.
"A-ada urusan apa kau kesini?" Tanya Hinata dengan gugup dan takut, suaranya gemetar.
"HAA-" Kageyama memicingkan matanya pada Hinata, wajahnya semakin kesal.
"A-apa ? S-s-sebaiknya cepat kau katakan atau kita akan kehabisan waktu untuk makan siang." Kata Hinata setengah berbisik.
Kageyama terus menatap tajam Hinata selama beberapa saat, lalu tanpa mengatakan apapun dia berjalan secepat kilat ke arah meja Hinata, mengemasi bentonya, lalu berjalan keluar kelas sembari menarik kerah baju Hinata.
Pasangan kombinasi serangan cepat itu sontak menjadi perhatian murid-murid yang tengah menikmati makan siangnya, baik itu yang dikelas maupun yang sedang berada dikoridor.
"O-oee.. Kageyama, lepaskan.. Oee.. Kau dengar tidak.. Ini sangat menyesakkan dan juga memalukan.. Oee.. Cepat Le..pas..kan-" Hinata yang berontak seketika berhenti setelah dilirik dengan tajam oleh Kageyama dan wajahnya berubah menjadi pucat. Akhirnya Hinata pun pasrah menerima perlakuan Kageyama yang menurutnya sangat tak beralasan ini dan membiarkan Kageyama menariknya seperti seekor hewan peliharaan.
***
Kageyama melepaskan tangannya dari kerah baju Hinata begitu mereka mencapai tempat tunjuannya, yaitu diatap. Meski begitu, ekspresi iblis yang marah masih belum menghilang dari wajah Kageyama. Dan yang membuat Hinata makin ketakutan adalah karena Kageyama tak mengatakan apapun, membentak, atau memarahinya, sama seperti yang terjadi saat Hinata memukul serve dan mengenai kepala Kageyama. Mengingat kejadian itu membuat Hinata makin bergidik ngeri.
"Oi Boke." Panggil Kageyama.
"Y-Yaa.. A-a-aku pasti akan serve dengan benar, p-pasti tidak akan mengenai kepalamu lagi.. J-jadi..j-jadii.. Anuu..aa..aa..-" Jawab Hinata panik karena dipanggil tiba-tiba. Trauma saat Kageyama marah itu membuatnya benar-benar kalap.
"Haa? Apa yang kau bicarakan? Daripada membicarakan hal yang tak jelas begitu, kau.. Apa kau lupa perjanjian kemarin?" Tanya Kageyama.
Hinata yang masih mencoba mengendalikan kepanikannya memerlukan waktu lebih lama untuk mencerna perkataan Kageyama, sehingga dia hanya mematung dengan wajah melongo yang terlihat bodoh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi Servant and Cruel Master [KageHina]
FanfictionHinata yang kalah saat bertanding melawan partnernya, Kageyama, terpaksa harus menerima kekalahannya dan sesuai kesepakatan mereka sebelum bertanding "yang kalah harus menuruti apapun perintah yang menang." Saat Hinata tengah memikirkan perintah mac...