Pagi di SMA Karasuno. Suasana masih sangat sepi mengingat saat itu bahkan waktu belum menunjukkan pukul 7. Diwaktu seperti itu, hanya beberapa siswa yang telah datang untuk melakukan kegiatan klub, piket atau yang lain.
Dipagi yang sepi itu, terlihat siluet dua orang yang baru saja membuka pintu diatap bangunan kedua SMA Karasuno. Dari siluet itu dapat terlihat kalau kedua orang itu satu orang cewek dan satu orang lagi cowok yang cukup tinggi.
"Kau sudah bawa yang kuminta tadi malam kan?" Tanya cowok bertubuh tinggi.
"Y-ya.. Ibuku punya kenalan, jadi aku pinjam darinya. T-tapi kenapa tiba-tiba sekali kau ingin barang semacam ini, Kageyama-kun?"
Cewek dengan rambut pirang pendek itu, menatap Kageyama dengan tingkah gugup yang sangat canggung.
"Ya. Aku perlu itu untuk menghukum pelayanku yang kurang ajar. Terima kasih sudah membawakannya Yachi-san." Kata Kageyama, cowok tinggi berambut hitam yang kini menunjukkan senyum puasnya.
"M-menghukum? P-pelayan? A-a-aku tidak tau kalau Kageyama-kun punya hobi semacam itu." Yachi mengatakan itu dengan nada canggung.
"Hobi? Aku tak punya hobi lain selain voli." Kata Kageyama yang memiringkan kepalanya dengan wajah bingung yang polos.
"A-ah.. Begitu ya. Itu sudah jelas ya, mana mungkin Kageyama-kun punya hobi seperti itu.. Ahaha.." Balas Yachi diiringi dengan tawa canggung.
"Ya, begitulah. Dan, aku mohon bantuanmu untuk hari ini." Ujar Kageyama polos.
Ekspresi Yachi berubah serius, lalu dia menjawab dengan mantap, "Serahkan padaku."
Kageyama kembali menatap barang yang dibawa Yachi, dan senyum iblis kembali muncul diwajahnya.
CREEEKK!
KRIEEET!
Suara itu menyadarkan Kageyama dari lamunannya. Dengan cepat dia mengalihkan pandangannya kearah pintu atap yang sekarang sedikit terbuka itu. Rambut orange yang ikal itu menyembul dari sana.
"Hinata!!" Yachi segera berteriak memanggil nama orang yang bersembunyi dibalik pintu itu.
Namun orang itu tak kunjung menampakkan dirinya. Rambutnya terlihat bergerak sedikit seolah gemetar.
"Hinata..?" Yachi kembali memanggil namanya dengan wajah bingung.
"Tch! Hoii... Boke! Kau lemot banget sih, cepat kesini Hinata Boke!!" Kageyama mulai menaikkan suaranya dengan kesal.
Tak ada jawaban.
Kageyama mulai menggeretakkan giginya dengan gusar tanpa mempedulikan Yachi yang wajahnya mulai ketakutan karena tingkahnya.
"T-tenanglah Kageyama-kun. A-aku akan membawanya kesini.. L-lagipula Hinata pasti takut kalau kau seperti ini." Kata Yachi sedikit panik.
Kageyama akhirnya menghembuskan nafasnya, dan menganggukan kepalanya sebagai tanda setuju dengan saran Yachi.
"Tolong bawa si bodoh itu kesini." Katanya.
Yachi pun segera melangkahkan kakinya kearah pintu dengan setengah berlari kecil. Sesampainya dipintu, Yachi memasukkan kepalanya diatara pintu yang setengah terbuka. Disana dapat dilihatnya, teman berambut orangenya yang menunduk dengan wajah pucat. Hingga Yachi pun jadi sedikit khawatir.
"Hi-hinata?" Kata Yachi memanggil namanya.
Kepala orange itu pun menunjukkan reaksinya meski agak lambat. Dengan wajah pucatnya dia menatap Yachi dan berkata dengan nada gemetar ketakutan, "A-a-a-aa-aku..aku..aku... Aku tak bisa melihat wajah Kageyama lagi. B-b-bagaimana ini. Y-yachi.. Y-yachi-saahn.."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi Servant and Cruel Master [KageHina]
Fiksi PenggemarHinata yang kalah saat bertanding melawan partnernya, Kageyama, terpaksa harus menerima kekalahannya dan sesuai kesepakatan mereka sebelum bertanding "yang kalah harus menuruti apapun perintah yang menang." Saat Hinata tengah memikirkan perintah mac...