"Haaa..."
Kageyama Tobio menghela nafas berat dan menaruh kepalanya dimeja dengan lemas. Tak seperti biasanya, wajah tampan yang selalu terlihat garang itu kini terlihat berantakan. Rambut hitam lurusnya yang biasanya tersisir rapi itu sekarang sangat tak beraturan. Matanya dikelilingi lingkarang hitam yang jarang sekali terlihat padanya.
"K-Kageyama.. Sepertinya kau kurang sehat, ada apa? Apa ada masalh di klub voli?" Tanya teman sekelas yang duduk disampingnya.
Kageyama menjawab dengan tatapan menerawang seolah melihat ketempat yang jauh, suaranya pun terdengar sangat lesu. "Ah..haa.. Tak ada masalah dengan klub. Aku hanya sedikit kurang tidur karena berbagai pertentangan perasaan dalam diriku." Katanya.
"S-sepertinya dalam sekali ya.. Haha.. Aku tak terlalu mengerti, tapi berjuanglah. Aku pergi dulu ya." Temannya itu hanya tersenyun canggung melihat kelakuan teman sekelasnya yang tak seperti biasanya itu. Tanpa bertanya lebih jauh dia meninggalkan Kageyama yang masih berwajah depresi.
Bel pulang telah berbunyi beberapa menit lalu dan dikelasnya hanya tersisa dirinya seorang, namun Kageyama sama sekali tak memiliki keinginan untuk meninggalkan bangkunya. Hari itu sedang diadakan pemeriksaan dan perbaikan rutin digedung olahraga, jadi kegiatan klub diliburkan. Dalam keadaan seperti ini biasanya hanya dua hal yang terpikirkan olehnya, pulang dan menonton video pertandingan voli atau pergi bersama pertnernya kesuatu tempat untuk berlatih. Pilihan kedua itu jauh lebih menyenangkan, tapi saat ini dia sedang tak ingin terlibat dengan partner, atau pelayan kecilnya yang belakangan terus menempel padanya seperti permen karet.
"Tch.. Sial."
Memikirkan itu kembali membuatnya kesal. Bukan karena dia benci didekati, malahan sebaliknya, hal itu membuatnya senang dan bahkan selalu kesulitan mengendalikan diri. Setiap kali Hinata menunjukkan kerja keras dan usahanya sebagai "pelayan", dia akan menunjukkan senyum malaikatnya, wajah canggungnya, dan tingkah gugupnya yang membuat si kecil berambut orange itu makin menggemaskan dan membuat hasrat Kageyama untuk memeluk, mencium, dan semacamnya menjadi semakin kuat.
Kageyama dapat merasakan wajahnya mulai menjadi hangat dan jantungnya kembali berdegup kencang. Meski saat itu tak ada siapapun diruangan itu namun Kageyama tetap menyembunyikan wajahnya dengan lengan dan menyandarkannya dimeja.
Dalam tiga hari sejak Hinata menngatakan dengan lantang, "Aku akan jadi pelayan terbaik dan tak akan kalah darimu Kageyama!!" , sejak saat itu Hinata terus melakukan sesuatu yang mungkin akan dilakukan seorang pelayan.
Dipagi hari dia akan mendatangi atau menunggu Kageyama digerbang dan menyambut Kageyama dengan bersemangat dan penuh keceriaan.
"Selamat pagi Kageyama! Hari ini kau juga terlihat keren ya..Oh sini biar kubawakan tas mu, dan ini juga susu kesukaanmu.. Hehe.."
Setiap kali Hinata melakukan hal itu Kageyama terlalu dipenuhi rasa hangat dan kebahagiaan hingga tak sempat menolak.
Lalu dijam makan siang, Hinata selalu datang menjemput Kageyama kekelasnya dan membawakan bento miliknya dengan riang. Saat sampai diatap, bahkan tanpa diminta oleh Kageyama, dia langsung melakukan hal yang sudah diinginkan Kageyama sejak hari pertama Hinata menjadi pelayannya.
"Sini berbaringlah dipangkuanku." Tanpa ragu Hinata mengatakan itu dan menarik kepala Kageyama kepangkuannya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi Servant and Cruel Master [KageHina]
Fiksi PenggemarHinata yang kalah saat bertanding melawan partnernya, Kageyama, terpaksa harus menerima kekalahannya dan sesuai kesepakatan mereka sebelum bertanding "yang kalah harus menuruti apapun perintah yang menang." Saat Hinata tengah memikirkan perintah mac...