"A-akhirnya aku benar-benar datang kesini." Hinata menelan ludah. Tangannya mencengkeram erat tas selempang yang bergantung dipundak. Dia mengambil udara-membuang udara-terus menerus-lagi dan lagi. Memantapkan tujuannya dalam benak lalu dengan langkah pasti-yang kaku-dia menekan interkom yang terpasang tepat dibawah plat name bertuliskan "OIKAWA".
Interkom berbunyi nyaring menembus kesunyian dipagi itu sekaligus memberi tekanan berat pada hati Hinata yang tak siap.
Waktu berlalu seiring berubahnya warna langit secara bertahap, tapi si pemilik rumah tak kunjung keluar.
Ditekannya interkom itu sekali lagi, dan-masih tak ada jawaban.
Hinata dongkol.
Interkom ditekannya-keras dan sering-hingga menimbulkan kebisingan yang cukup untuk membuat orang melaporkannya karena mengganggu ketenangan.
Dan benar saja-
Langkah kaki cepat terdengar samar dibalik dinding rumah bercat putih itu.
" Berisik woii!!"
Oikawa Tooru keluar dari balik pintu lengkap dengan piyama bermotif semanggi. Tak seperti pakaiannya yang manis, wajah Oikawa justru benar-benar menyeramkan.
"HIIII!!"
Hinata menjerit, namun tak mundur.
"D-dai-Ou samaa...!"
Oikawa menoleh. Wajah seram tersapu bersih oleh ekspresi terkejutnya.
"Chibi.. chan..?"
***
Agenda Kageyama Tobio diakhir pekan sangatlah padat dan sibuk-oleh voli tentunya.Begitu membuka mata dia langsung membersihkan diri, jogging, senam jari, lalu berlatih mulai dari servis sampai passing.
Namun diakhir pekan kali ini sepertinya jadwal rutin itu tak berjalan seperti biasa.
Waktu sudah menunjukkan pukul 10, matahari sudah meninggi sejak tadi tapi alih-alih berlatih Setter bersurai hitam itu masih terbaring ditempat tidur dengan mata terbuka. Lingkaran hitam yang mengelilingi mata raven itu menandakan kalau pemiliknya tak cukup tidur.
Penyebabnya tak perlu dipertanyakan-apalagi kalau bukan Hinata Shouyo-yang kemarin baru saja memutuskan hubungan-sebagai teman satu klub-secara sepihak.
Kageyama masih tak mengerti dan sejujurnya dia enggan mencari tau alasan sebenarnya Hinata mengatakan hal seperti itu kemarin.
Namun meski enggan memikirkan itu, masalah itu terus berputar dikepalanya dan tak membiarkan otaknya beristirahat hingga dia berakhir tak tidur sampai pagi.
Kageyama beringsut dengan malas. Entah tubuhnya yang memang bertambah berat atau gravitasi tempat tidur yang tak mengizinkannya beranjak sehingga sejak tadi dia hanya berbaring tak bergerak ditempat tidur."Tch!"
Dengan kesal ditendang selimut yang menutup tubuhnya, memaksa tubuh itu menginggalkan tempat tidur, menyeret kakinya ke kamar mandi.
Kageyama lelah. Entah sejak kapan sejak terakhir kali dia merasa tak bertenaga seperti ini-mungkin sejak masalahnya di SMP? Kageyama tak yakin.
Setter bersurai hitam itu mengangkat kepalanya perlahan, membiarkan guyuran air menerpa wajah tampannya.
Kalimat yang terus dipikirkannya kembali berputar dikepala.
Apa dia harus mengakhiri ini supaya semua bisa kembali seperti semula?
Dia dan Hinata hanya akan menjadi teman satu klub dan rival dalam voli?
Tapi-kalau semua hanya kembali seperti semula apa dia akan baik-baik saja? Bagaimana dengan perasaannya yang kini semakin memuja Umpan Terkuat Karasuno itu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi Servant and Cruel Master [KageHina]
Fiksi PenggemarHinata yang kalah saat bertanding melawan partnernya, Kageyama, terpaksa harus menerima kekalahannya dan sesuai kesepakatan mereka sebelum bertanding "yang kalah harus menuruti apapun perintah yang menang." Saat Hinata tengah memikirkan perintah mac...