Kageyama berlutut dengan wajah pucat. Kakinya lemas seketika setelah mendengar pernyataan Hinata. Pandangannya menjadi gelap, dan hanya ada satu yang muncul dipikirannya, pesan dari Hinata di malam sebelumnya.
[Kurasa, aku tidak bisa bermain voli bersamamu lagi.]
Begitulah isi pesan singkat yang dikirimkan Hinata tanpa peringatan apapun sebelumnya, dan itu berhasil membuat hati Kageyama hancur.
Jika itu dirinya yang dulu, maka pesan atau perkataan semacam itu tak akan banyak mempengaruhinya, dan mungkin dia bisa langsung segera membalas Hinata dengan mengatakan, "HUH! KAU PIKIR AKU MEMBUTUHKANMU, KAU ITU PEMAIN VOLI PAYAH YANG TAK BISA APA-APA TANPA UMPAN DARIKU, DASAR BOGE!" , lalu Hinata pasti akan segera membalas perkataannya dan mereka hanya akan bertengkar seperti biasa.
Tapi sekarang semuanya sudah berbeda. Dia tak lagi menganggap Hinata hanya sekedar 'teman setim', perasaannya pada Hinata, perasaan ingin memiliki dan memonopoli partnernya itu untuk dirinya sendiri membuatnya tak mungkin mengatakan hal itu. Alasannya sudah jelas, kalau dia mengatakan hal semacam itu lalu mereka bertengkar dan berbaikan seperti biasa, maka usahanya yang sudah sejauh ini akan percuma, perasaan Hinata hanya akan kembali seperti semula, hanya menganggap Kageyama sebagai rekan satu tim. Kageyama jelas tak mau hal itu terjadi.
Dan lagi kondisi saat ini jelas sekali bukan salahnya, semua ini karena Oikawa Tooru yang mengatakan sesuatu yang terlalu cepat untuk Hinata, dan membuat perasaan partner polosnya itu jadi kebingungan. Tapi Kageyama juga tak bisa menyangkal perkataan Oikawa itu karena akan membuat semuanya menjadi lebih rumit.
"Berakhir sudah..."
Rintihan itu keluar dari mulut Kageyama.
"K-kageyama, sebenarnya ada apa? Kenapa Hinata mengatakan sesuatu seperti itu?"
Sugawara yang telah berlari pada juniornya itu bertanya dengan tatapan prihatin.Tapi tak ada jawaban.
"Oy, ada apa? Kalian bertengkar lagi seperti biasanya kah?"
Sawamura pun juga bertanya."Menyedihkan sekali kau Kageyama! Harusnya kau cepat berdiri dan tendang bokong Shouyou yang mengatakan itu pada partnernya!"
Nishinoya meneriakkan itu tanpa simpati."Ni-nishinoya.. Harusnya kau bilang padanya kalau Hinata tak serius dengan ucapannya, mungkin.."
Kata Azumane mencoba mengoreksi perkataan Nishinoya demgan gugup."Apa yang kau katakan Asahi-san! Benar kata Noya-san itu, harusnya Kageyama menendang pantat Hinata yang mengatakan hal semacam itu pada rekan setimnya! Itu baru laki banget."
Tanaka mengatakan itu sambil merangkul Noya dengan cengiran diwajahnya."Hentikan itu kalian berdua."
Sugawara dengan wajah prihatinnya menepuk pelan kepala anak kelas dua yang bermasalah itu."Ahaha.. aku hanya bercanda kok Suga-san."
"Ehh? Kau Cuma bercanda Ryu? Kupikir kata-katamu yang barusan itu keren lho!"
Noya membalasnya dengan suara sedikit kecewa."E-ehh.. yang benar Noya-san?"
Tanaka bertanya dengan malu-malu.Dan Noya mengiyakannya dengan menganggukkan kepalanya sambil memasang ekspresi serius.
"Noya-saaan!!"
Dengan ekspresi penuh kebanggan Tanaka memeluk tubuh mungil Noya.
"Haaa..."
Sugawara hanya bisa menghela nafasnya dan mengelus dada saat melihat pemandangan yang sudah biasa terjadi itu. Kedua orang bodoh itu benar-benar tak bisa membaca suasana.
"Hei, Kageyama sebenarnya ada masalah apa? Kalau kau tak cerita kami tak akan bisa membantumu."
Kata Sugawara lembut saat dia mengembalikan perhatiannya pada Kageyama yang masih terduduk dengan wajah pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chibi Servant and Cruel Master [KageHina]
FanficHinata yang kalah saat bertanding melawan partnernya, Kageyama, terpaksa harus menerima kekalahannya dan sesuai kesepakatan mereka sebelum bertanding "yang kalah harus menuruti apapun perintah yang menang." Saat Hinata tengah memikirkan perintah mac...