5 - HOSTEL

469 80 13
                                    

26 Januari 2018, pukul 19.50 malam

Ngopi Doeloe Cafe

"Jadi, kita berangkat tanggal 30 Maret sampai tanggal 06 April, delapan hari yeay!" Wendy mengepalkan kedua tangannya di udara dengan teriakan girang diiikuti dengan suaminya yang mengcopy-paste tingkahnya.

Berbeda dengan Liam yang cemberut setelah mengetahui tanggal keberangkatan mereka, "Kamu tega banget sama Aa."

Irene mengerutkan keningnya, "Tega kenapa, A?"

"Itu kan hari Jumat, akhir bulan. Aa biasa bikin laporan dulu, rapat. Ah, tamat udah deh riwayat Aa pas ngajuin cuti nanti."

Samuel tertawa jahil, "Siap-siap lo makan nasi sama garem aja bulan depannya ya, Rene. Hahaha."

"Yah, Aa maaf aku ga ngeh. Kemaren pas booking tanggal segitu yang flightnya murah. Gimana dong? Mau ganti tanggal aja? Tapi uangnya gak bisa direfund," Irene merasa tidak enak karena dengan bodohnya lupa siklus suaminya sendiri dan sekarang ia sangat menyesal.

"Tapi kalau gak bisa direfund, sayang uangnya. Lo ngelembur aja terus biar kerjaannya bisa selesai sebelum tanggal 30, gimana?" Samuel memberi saran dengan santainya.

Wendy yang mendengarkan saran terbaik suaminya hanya menyentil keningnya pelan, "Seenak jidat banget kalau ngomong, Mas," Ia memberikan tatapan tak bersahabat pada Samuel dan membuang pandangnya ke arah Liam, "Terus A Liam jadinya gimana? Tetep ikut, kan?"

Liam melihat Irene yang sedari tadi memainkan ujung jari sembari tertunduk belum juga mengangkat wajahnya, membuat Liam meraih kedua tangannya, "Gak apa-apa. Aa tetep ikut."

Spontan Irene mengangkat wajahnya dengan mata yang melebar, "Aa serius? Terus kerjaan Aa gimana?"

"Kerjaan Aa bukan masalah," Liam tersenyum menenangkan, "Selama kamu nemenin Aa ngelembur."

"Nemenin apa nemenin? Typo gak tuh ngomongnya?" Samuel mencibir sembari melirik curiga.

"Nenenin, hahaha."

"Si kampret jujur amat, hahaha," Samuel tertawa lepas kontrol sembari menepukkan kedua telapak tangannya heboh.

Irene memukul bahu Liam kesal, "Aa mah ih aku seriusan nanyanya."

"Aa juga serius. Kamu mau punya Irene sama Liam junior, kan?"

Wendy menggelengkan kepalanya, "Wah, wah urusan ranjang jangan dibawa ke sini lah. Btw, awas ya lo Rene pas jadwal kita berangkat lo keburu hamil, nanti jadi gak bisa banyak jalan di sana," Wendy dan Samuel yang tidak sejalan dengan Liam dan Irene memang memilih untuk menunda memiliki momongan. Mereka mendeklarasikan ingin quality time berdua sebelum kehadiran si kecil.

"Aish, kalau itu ya rejeki mana bisa gue tolak, Wen. Ya udah, pokoknya Aa beneran tetep ikut, kan? Gak apa-apa beneran, kan?" Liam mengangguk pasti, "Oke, sekarang kita cari hostel."

Irene menggerakkan jemarinya dengan lincah di atas keyboard notebook yang ia bawa dan membuka beberapa website tempat booking penginapan.

"Pilih dormnya yang ada chargerannya, Rene, biar gak susah kalau HP low bat. Nah, ini nih bagus di Myeongdong pula, pusat kota. Coba liat harganya," Wendy menunjuk layar notebook dengan antusias.

"Eh, dorm? Sendiri-sendiri gitu? Bunk bed? Mas gak mau!"

"Lho, kenapa? Kita kan backpackeran, Mas. Ini salah satu cara menekan biaya."

"Mas gak mau tidur sendiri, lagian kan Mas harus tidur pakai guling," Samuel menyilangkan kedua tangannya di depan dada dan membuang pandang ke luar jendela.

"Nanti aku sewain guling deh, Mas."

"Mas maunya kamu. Kamu kan guling hidup aku."

Liam dan Irene kompak merespon dengan bergelagat seolah ingin memuntahkan seluruh isi perut mereka, "So disgusting."

"Pokoknya Mas gak mau kalau tidur di dorm gitu."

Jika sudah keras kepala, Samuel tidak bisa diganggu gugat dan Wendy tidak bisa membantahnya lagi, "Kita cari yang lain, gak apa-apa, ya?" Wendy memelaskan wajahnya pada Irene yang akhirnya mengangguk setuju.

Perkara mencari hostel murah namun nyaman di distrik Seoul memang bukan perkara mudah. Irene dan Wendy menghabiskan waktu hampir satu jam mencari tempat terbaik sementara para lelaki asik menikmati kopinya.

"Okay, hostel selesai. Kita nginep di Yellow Brick, Jongno!"

***

Note:

Hostel. Kenapa hostel/guest house? Percayalah guys, nginep di hostel atau guest house itu lebih seru karena kita bakal lebih sering ketemu turis dari belahan dunia lain. Kadang, sarapan atau dinner bareng, gak jarang juga bikin acara bareng. Nambah link pertemanan juga buat saling sharing!

Mengutip kembali kata-kata aku di atas, perkara mencari hostel murah namun nyaman di distrik Seoul memang bukan perkara mudah. Kita harus benar-benar teliti ngeliatin harga, lokasi, kenyamanan, dan fasilitas yang dikasih apa aja.

Saran aku, pilih hostel di distrik kota, deket convenience store (biar gampang kalau mau beli keperluan mendadak), dapet sarapan, dan deket subway/halte bus (biar kemana-mana gampang).

Lagi-lagi saranku, lokasinya bisa di tempat yang rame turis seperti Myeongdong, Hongdae, kawasan Ewha Univ, atau Jongno.

Buat yang backpackeran masih singelillah, enaknya sih di dorm capsule gitu, lebih irit! Aku ambil contoh, di daerah Myeongdong ada namanya Namsan Guest House, itu dorm khusus cewek. Kalian dapet fasilitas tempat tidur yang cukup buat satu badan, stop kontaklampu, sarapan, hair dryer, towel, dan lain-lain (ritual mandi dan fasilitasnya sharing, ya. eh maksudnya bathroom sama hair dryer gitu, ya kali towel juga sharing wkwk). Tebak harganya berapa? Cuma 185rb dan itu udah termasuk pajak dan kawan-kawan via AirBnB. Cihuy, kan?

Pernah juga di Yellow Brick itu tapi aku double bed, jadi berdua. Harganya lebih dari 500rb kalau gak salah ._.

Yaaa, pandai-pandailah kalian mencari tempat ya, Nak. Nanti ku list semuanya as single backpacker.

Btw, yang punya IG sini kufollow, bhak. Gak pada curiga apa kenapa aku mintain IG? 😂 sini aku kasih bocoran, aku mau adain mini GA 😳
Hadiahnya? Masih rahasia! 😂

해라 ❤

DOUBLE TRAVEL DATE |exovelvetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang