Setelah puas membuat onar di kelas, Alberta dan ke-2 temannya berjalan di koridor menuju parkiran sekolah, dengan wajah dingin tanpa dosa."Guys,kita benaran mau cabut nih? mimi cempreng gak bakal marah?"Tanya kalisa pada Alberta yang saat ini sedang berada diatas motornya.
"Gak bakal, orang baskom aja udah nyerah sama kita," Alberta menyalakan mesin motornya.
"Keburu sore nih,buruan!" ujar bianca.
Baru beberapa meter Alberta, Bianca ,dan Kalisa keluar dari gedung sekolah.Mereka sudah dihadang oleh sekelompok orang yang memakai seragam bewarna putih abu-abu,yang menghalangi hampir seluruh jalanan dan membuat kemacetan di belakang mereka.
Alberta membuka helmnya dan menatap 3 pria tampan bertubuh tinggi,Yang berdiri paling depan.
"Wuih,siapa nih? Alex,Reynand, Adit, si pentolan Bumi putera nih,"Ucap Alberta dengan nada mengejek.
"Tambah manis aja lo al,"Ujar Adit dengan seringai nakalnya.
"Lo pikir gua' Le mineral ' ada manis-manisnya "Ujar Alberta santai.
"Bacot lo pada," Selak Reynand
Suara klakson motor, mobil, angkot, bus, pesawat hingga kereta api. (ngak gitu juga kali thor) yang berisik di belakangnya, membuat Alberta berakting seakan sedang mengorek kupingnya.
"Mending lo suruh anak buah lo minggir deh, di sini bukan tempat yang tepat buat pawai," Ujar Bianca.
"Jangan bikin macet daerah sekolah kita yang elit ini deh," Selak Kalisa.
Alex mendengus mendengarnya.
"Kita bakal nyuruh mereka minggir, asal lo Alberta kita Racing sekarang di ROD."Ck...Okey, dengan senang hati."
Senyum Alberta mengembang di satu sudut bibirnya.Apa lelaki yang di depannya ini baru saja menantangnya? baiklah.
[Skip]
The Ravine Of DeathMotor Sport bewarna putih itu melaju dengan sangat cepat,di belakang Alberta, setidaknya terdapat lima motor. Dengan penampilan yang sama dan berbagai warna, tengah mengejarnya dengan kecepatan yang juga di atas rata-rata.
Alberta melewati setiap tikungan dengan begitu tajamnya, hingga lututnya hampir saja menyentuh aspal. Ia mengendarai motor sport itu dengan sangat cepat, memasuki sebuah area yang bergaris hitam putih.
Diliriknya penonton yang sedang merekam aksinya kali ini, dan disana juga terdapat dua sahabatnya Bianca dan Kalisa yang sedang melambaikan Lab Board yang bertuliskan Last Lap dan membuatnya semakin bersemangat.
Alberta mengitari sirkuit besar tersebut, dan tentu saja masih diikuti ke-lima pembalap lainnya di belakang. Saat akan menyentuh Finish Line, Alberta melakukan sebuah atraksi Wheelie atau mengangkat roda depannya sambil melaju ke depan. Saat ia sudah sepenuhnya melewati garis Finish, sebuah bendera Finish bermotif kotak hitam pun dikibarkan.
Riuh penonton semakin ramai melihat kemenangan yang mereka predikdisi itu. Alberta membuka helmnya dan turun dari motor Sport bewarna putihnya. Gadis cantik itu menyalami beberapa crew yang berlari ke arahnya dan terlihat gembira dengan kemenangannya.
Bianca dan Kalisa berjalan ke arah Alberta, dan memberikannya sebotol air mineral yang langsung diteguk. "As expected, keren banget sahabat gua satu ini. " seru Bianca.
"Keren lo al. "Ujar Kalisa sambil menggakat kedua jempolnya ke udara.
Reynand berjalan mendekat ke arah Alberta,diikuti oleh pembalap lainnya. "Al,al...kalo kayak gini terus lo bisa jadi pembalap profesional al."
Seru Reynand sambil menepuk-nepuk tangannya yang memegang sebuah amplop coklat tebal.Alberta bangkit dan menarik Zipper pada Wearpacknya sampai bawah dan melemparkan ke salah satu crew.
"Ck..lo terlalu berlebihan bro." Alberta meninju lengan Reynand pelan.
Reynand mendengus mendengarnya.
Selanjutnya lelaki bertubuh tinggi itu,menyerahkan amplop yang ia bawa kepada Alberta.
Alberta mengangkat amplop coklat yang ia pegang ke depan wajah Reynand. "Makasih, gua cabut duluan bro."
Alberta memberi isyarat pada Bianca dan Kalisa agar keluar.
Ketiga gadis cantik tersebut keluar dari area sirkuit, terdengar suara motor yang memekakkan telinga. Di sini, di sirkuit ini adalah tempat Alberta melepaskan penatnya. Dia bersama beberapa pembalap lain selalu berhadapan di sirkuit ini untuk menentukan siapa yang terbaik, tentu saja tidak dengan percuma.
Para pembalap melakukan taruhan dengan jumlah uang yang tidak sedikit .Bahkan para penonton juga merelakan uang mereka untuk bertaruh pada pembalap pilihan mereka.
---------
Setelah hampir satu jam melajukan motornya di lalu lintas yang tidak terlalu ramai, karena memang sudah tengah malam. Akhirnya Alberta berhenti di depan sebuah rumah dengan pagar hitam dan dihiasi dengan pepohonan rindang.
Gadis cantik itu membuka gerbang yang belum digembok, dan mendorong motor Sport nya masuk agar tidak ada yang mendengarnya.
Alberta mengendap-endap membuka pintu depan,ia menarik napas lega melihat semua lampu sudah dimatikan.Sepertinya rencananya untuk pulang hingga keluarganya tidur berhasil.
Baru beberapa langkah ia berjalan menuju tangga rumah, ia dikejutkan karena semua lampu menyala.Alberta memutar tubuhnya 180 derajat,ia melihat Kenaldy menatapnya datar seperti sedang menginterogasi.
"Dari mana?"Tanya Kenaldy berhasil memecahkan keheningan dalam ruangan itu.
Bulu kuduk Alberta berdiri mendengar suara dingin itu,ia menetralkan raut wajahnya agar tidak terlihat ketakutan.
"Main," Jawab Alberta tak kalah dinginnya.
"Enak ya kamu main-main setelah membuat onar di mana-mana."Kenaldy menahan emosinya sebelum melanjutkan ucapannya.
"Kamu pikir papa ngak tau kelakuan kamu di luar? Kamu masih sering berkelahi,membuat onar di sekolah, dan tadi kamu habis balapan kan? Sentak Kenaldy dengan napas naik turun.
"Berhenti jadi 'Bad girl',apa kamu tidak kasihan dengan mama mu disana? Suara Kenaldy mulai melembut.
"Pa!!...jangan bawa-bawa mama,papa pikir papa lebih baik dari aku?"
Alberta menghentikan ucapannya,ia mengumpulkan keberaniannya untuk melanjutkan ucapannya.
"Kayaknya papa lupa apa yang papa bilang sewaktu mama meningal, aku cuma punya satu mama,sekarang,besok dan selamanya.Tapi gara sekretaris sialan itu,semuanya berubah!! apa anda tak lebih dari seorang banci?" Air mata yang ia tahan dari tadi akhirnya tumpah.
Plakk
Sebuah tamparan mendarat dengan keras di pipi mulus Alberta, membuat tangan besar terceplak disana meninggalkan bekas merah.
"Jaga ucapan kamu!! Saya tidak pernah mengajarkan mu seperti itu, Sinta sangat sayang sama kamu, jadi kamu harus hargai dia."
Alberta mendongakkan kepalanya,dan menatap tajam Kenaldy. "Sampai kapan pun saya ngak akan nerima dia sebagai mama saya. Kalau anda menginginkan dia jadi mama saya,keluarkan saya dari kartu keluarga anda. Saya tidak sudi berada di satu kertas dengan orang yang mengambil posisi mama saya." Desis Alberta dingin, dia merubah cara biaranya dengan bahasa formal.
"Alberta kamu..."
Alberta langsung berlari ke kamarnya tanpa mendengar ucapan Kenaldy selanjutnya.
*****
Bersambung...Votement seikhlasnya nya Guys...
Buat pembaca gelap saya yang baik hati udah baca cerita saya walau ngak vote,Makasih.
salam,Nisailhamdi12

KAMU SEDANG MEMBACA
BAD GIRL
Ficção Adolescente《Slow update》Up sesuai mood. Siapa yang tak kenal 3 cewek cantik tapi nakal.Seantero sekolah pasti tahu 3 cewek yang memiliki kelakuan luar biasa itu.Yang terdiri dari Alberta,Kalisa,dan Bianca. 3 orang berwajah 'sempurna' dengan segala sikap minusn...