Part 6

182 23 5
                                    

Ramai dan berisik seperti itulah kondisi di kelas 11 MIPA 3,yang dijuluki kelas bobrok.

Padahal,semua muridnya tuh ganteng dan cantik,ngak ada yang jelek.Semua anak hits,tapi kalau mereka semua sudah di jadikan satu,Pak Simon selaku wali kelas hanya bisa minum aspirin ataupun mengela nafas berkali-kali dengan sabar.

Keadaan kelas sudah seperti kandang 'babi',karena semua guru mengadakan rapat untuk ujian semester.

Mulai dari bergosib ria,sampai berjoget ria di atas meja diiringi lagu 'Tak tun tuang',dan ada pula yang berpacaran.Pokoknya ada saja tingkah aneh dari para murid dikelas itu.Membuat siapapun yang melihatnya akan geleng-geleng kepala.

"Main TOD yuk,"ujar Aldo dan Fahri serempak.

"Yuk,"jawab Kalisa dan Bianca cepet.

"Nyet lo mau ikut ngak?"ujar bianca.

"Males gua!"jawab Alberta yang ingin membenamkan kepalanya diatas meja.

"Takut lo al?"ucap Fahri menggeprak meja Alberta.

"Cupu lo nyet!"selak Aldo yang disambut gelak tawa dari teman-temannya.

"Bacot lo pada!,gua ngak mood" ujar Alberta dengan penekanan di kalimat terakir.

"Ikut aja kali Al,ga seru kalo ngak ada lo."ujar Kalisa dengan senyum butterfly-nya.

"Ngak kayak gitu juga kali tu muka lo jijik gua,oke gua ikut."ujar Alberta pasrah.

Ayo tolong ,ibu-ibu,bapak-bapak duduk dengan benar!"ujar Bianca.

Mereka duduk melingkar di pojok belakang.

Aldo memutar botol bekas minuman berakohol,yang ia dapat dari tukang rongsokan.

Ujung botol mengarah pada Alberta.

"Truth or dare?"tunjuk keempatnya kepada Alberta bersamaan.

"Semangat bangat lo pada kalo gua."ujar Alberta memutar bola matanya malas.

"Bacot lo Al!"ujar Fahri.

"Dere"pilih Alberta pasrah.

"Hmm...tantangannya lo harus ganti penampilan lo kayak cewek,selama 3 hari,"ujar Aldo dengan seringai nakalnya.

"Iya iya gua setuju tu,"ucap ketiganya serempak.

"Anjir lo pada,pokoknya gua ga mau!"jawab Alberta dengan suara toa' nya.

"Lo harus sportif dong Al"ujar Bianca antusias.

"Sial banget sih idup gua!,gak dirumah gak disekolah sama aja"gumam Alberta kesal.

Alberta menjambak rambutnya frustasi,baju nya acak-acakan,wajahnya merah padam.Emosinya sungguh memuncak melihat Aldo dan Fahri yang mengejeknya.

Dan sekarang,dia harus menanggung konsekuensi untuk mengubah penampilan nya.

*****
Bel pulang sudah berbunyi,dari 10 menit yang lalu.Tapi Alberta masih mondar mandir ga jelas di koridor sekolah.

Ia melihat Alvan sedang gandengan tangan dengan gadis cantik,yang ia tau itu adalah Gladis si chilli-chillian sekolah, yang pernah menyiramnya dengan mie ayam.

Alberta memberanikan diri,menyusul Alvan.

"Van gua pulang bareng lo ya!!,plis..."ujar Alberta.

Sedangkan Gladis yang menyaksikan,wajahnya sudah tampak menahan emosi untuk tidak mencakar Alberta,biasa paling pencitraan di depan doi.

"Ngak! gua mau nganterin Gladis pulang"ujar nya dengan datar.

"Uang jajan gua udah hapis,kan papa kasih gua uang cuman dua puluh ribu."

"Bodo amat,sana lo jalan kaki aja."

Gladis yang menyaksikan keduanya hanya diam,tak mengerti.

"Gua aduin lo ntar sama papa,kalau lo turunin gua dijalan tadi."

"Van?,Alberta adik kamu?"

"Hm..."gumam Alvan.

"Adik tiri,"ujar Alberta dengan penekanan di setiap katanya.

"Van kamu ajak aja kali Alberta bareng kita,kan kasihan kalau harus jalan kaki,"selak Gladis sambil memegang lengan kekar Alvan.

"Pencitraan banget sih lo kunyuk!!"gumam Alberta.

"Yaudah"ujar Alvan berlalu sambil merangkul bahu Gladis.

"Ihh...jijik banget gua,lihat tu chili,kalau gak terpaksa gua juga ngak mau kali nebeng sama si Alvan,"gumam Alberta sepanjang koridor.

Alberta langsung lari mengejar Alvan dan Gladis,menuju parkiran.Dengan secepat kilat Alberta langsung duduk di depan.

"Pindah lo kebelakang!"suruh Alvan.

Alberta langsung kaget,tak percaya."hah? gua pindah?Nggak ah! Biarin aja tuh cewek yang dibelakang."

"Masih untung gua mau ngajak lo pulang bareng!udah,nurut aja deh! sana pindah"bentak Alvan,Alberta pun menurut,tapi dengan muka masih cemberut.

Alvan membukakan pintu untuk Gladis,kemudian ia pun menancapkan gas mobilnya.

Diperjalanan....

Persis seperti nyamuk,atau mungkin malah Alberta yang menjadi obat nyamuk.
Dibelakang sendirian,mendengarkan percakapan lembut antara Alvan dan Gladis,yang ingin membuat Alberta muntah mendengarnya.

"Makanan kesukaan kamu apa?"tanya Alvan.

"Coklat mungkin,"jawab Gladis,sok imut.

"Oo,pantesan kamu manis kayak coklat!"goda Alvan,keduanya tertawa.Sedangkan Alberta,ia ingin sekali muntah.Mungkin karena ia yang dianggap tidak ada.

"Gombalan lo jadul bro!"cibir Alberta dari belakang.

"Nyet,diam dong!"marah Alvan,sedangkan Gladis hanya tertawa.

Setelah mengantar Gladis,akhirnya mereka tiba dirumah.

*****
Bersambung...
jangan lupa votement gaess

oh iya,untuk 2 bulan kedepan Autor gak akan updet lagi,dikarenakan Autor akan ujian dan sibuk mau ngurus masuk sma. Do'a in Autor lulus dgn nilai yang memuaskan ya gaess.

Kalau ada ide,buat kelanjutan cerita ini coment!!
makasi...

salam,Nisailhamdi12

BAD GIRLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang