Pagi ini rupanya Tuhan mendengar permohonan mereka. Sehun sudah sadar, dan ini merupakan hal yang membahagiakan!
Namun momentum bahagia ini harus lenyap saat anggota termuda tersebut merengek manja. Para member hanya menatap sang maknae datar, sedangkan yang di tatap terus mengguncang-guncangkan lengan manager dengan lemah.
"Ayolah hyung, aku ingin ikut!" sang maknae berucap memohon.
"Sehun, berapa kali harus kubilang? Kondisimu belum sepenuhnya membaik!" kesal sang manager.
"Tidak, aku sudah sehat hyung! lihat ini!" Sehun berusaha turun dari ranjang rumah sakit kemudian meloncat-loncat pelan, sebuah usaha menyedihkan untuk membuat dirinya terlihat baik-baik saja.
"Biarkan aku ikut dengan kalian, tolong..." ucap Sehun lirih dengan raut wajah sedih. Baiklah, sepertinya tak ada yang bisa menentang keinginan gila dari Oh Sehun kali ini.
"Sudahlah hyung, biarkan dia ikut." usul Suho yang menciptakan senyum kecil di bibir Sehun.
"Benar, biarkan dia ikut. Sehun juga sudah sedikit membaik sepertinya." tambah Kris membuat senyum Sehun mengembang.
Mendengar kedua jawaban leader EXO beserta senyum Sehun, akhirnya ia memperbolehkan Sehun ikut ke konser di dampingi perawat dan dokter.
Lagi, Sehun tersenyum dengan amat bahagia.
Setidaknya aku masih bisa melihat kalian di saat terakhirku.
Siang hari ini, mereka baru saja sampai di dome karena memang jarak rumah sakit dari sini lumayan cukup jauh. Para member bersiap untuk berlatih, mereka berkumpul di tengah panggung dan mulai menari dengan hebat. Sehun yang duduk di kursi depan panggung menatap bahagia para kakaknya dengan mata yang memerah basah. Sesekali ia ikut tertawa kecil melihat Xiumin melakukan gerakan yang salah lalu Kyungsoo pura-pura memarahinya, Baekhyun yang sering melucu hingga member lain tak bisa berhenti tertawa, lalu kelucuan-kelucuan lain di atas panggung sana.
Aku ingin bersama mereka lebih lama lagi, tapi aku tidak mau membebani mereka dengan keberadaanku.
Tidak terasa hari semakin sore. Para member sudah bersiap di backstage. Sehun menatapnya sendu, biasanya ia akan ikut di sana lalu menyemangati kakaknya dengan heboh. Ah, dia akan merindukan semuanya.
Karena sebentar lagi hidupnya berakhir, seorang Oh Sehun akan benar-benar tiada. Benar-benar menghilang.
Para anggota akhirnya naik ke atas panggung dan mulai menari. Suara fanchat ratusan ribu EXO-L membuat Sehun meneteskan air matanya. Oh Tuhan, ini terlalu berat untuk seorang maknae kecil seperti Sehun.
Sehun menonton penampilan EXO dengan sesekali menyeka air matanya. Hingga pada saat lagu Promise dimulai, Sehun beranjak dari kursi roda dan melangkahkan kakinya ke atas panggung dengan dibantu manager.
Para member tersenyum melihat sang maknae hadir, lalu semua EXO-L yang berada di sana berteriak kompak memanggil nama boyband kebanggaan mereka. Disaat lagu hampir selesai, tibalah untuk part Sehun.
"I promise you"
Tes
Air mata Sehun mengalir tepat setelah mengucapkan kalimat itu. Disusul air mata para member. Entah mengapa mereka merasa seolah ini pertemuan terakhir mereka dengan Sehun.
"Jangan menangis,"
"Jangan menangis,"
"Jangan menangis,"
Lagi-lagi seluruh EXO-L yang ada di sana membuat tangisan mereka menjadi lebih deras. Suasana yang sangat emosional, hingga beberapa saat kemudian mereka berhasil mengendalikan tangisan mereka masing-masing.
"EXO, jangan menangis! kami di sini untuk kalian!" suara EXO-L menggema di dalam dome besar ini.
"Hei, kenapa kita menangis?" tanya Suho sembari tertawa kecil setelah mengusap air matanya.
"Hyung," panggil Sehun pelan.
"Ya? ada apa Sehun?" Suho menoleh ke arah sang maknae.
"Aku ingin kita semua berpelukan, bolehkah?" ucap Sehun memohon.
"Tentu saja!" jawab Suho cepat, lalu kembali menatap seluruh member dan EXO-L.
"Kita sudah lama tidak berpelukan bukan? mari kita lakukan sekarang!" ucap Suho yang diangguki oleh member lain.
Mereka saling mendekat kemudian berpelukan. Sehun berada di antara Suho dan Kris, di apit oleh bahu kokoh yang hebat sebagai penyangga EXO tersebut. Kedua lengannya memeluk erat bahu kakak-kakaknya.
"Hyung, aku menyayangi kalian." ucap Sehun lirih yang masih bisa di dengar member lain. Mereka hanya tersenyum mendengar sang maknae berkata seperti itu, Sehun itu masih anak-anak yang dengan polos dapat memberi tahu isi hatinya.
Mereka memang bahagia, tapi entah mengapa ada kegelisahan yang dirasakan.
Pandangan Sehun mulai memberat, keringat dingin menetes deras. Kepalanya dilanda rasa sakit yang teramat sangat, dan darah mulai mengalir kembali dari hidungnya.
Para member belum menyadari keadaan sang maknae karena posisi Sehun yang menunduk.
"Ini waktunya Oh Sehun" sebuah suara menyapa pendengarannya.
Sehun mengangguk lemah, perlahan-lahan rohnya tertarik keluar dengan segala rasa sakitnya. Seluruh tubuh Sehun mulai mendingin, lengan yang menggantung di bahu Suho dan Kris mulai terjatuh.
Seketika itu pula Suho menyadarinya. Suho menolehkan kepalanya menatap sang maknae yang netranya telah tertutup. Sorot yang selalu memancarkan keceriaan itu redup dan menghilang, menyadarkan Suho bahwa mereka telah benar-benar kehilangan Sehun.
Tes..
Tes..
Air mata menuruni pipinya pelan. Suho melepaskan pelukannya dari member lain kemudian beralih memeluk Sehun yang terkulai lemah.
"Berbahagialah di sana, kami mengikhlaskanmu Sehun." ucap Suho lirih tepat di dekat telinga Sehun.
Member lain kebingungan mendengar ucapan sang leader. Mereka saling berpandangan dengan perasaan tak enak lalu mendekat ke arah leader maknae yang masih berpelukan.
Mata Sehun terpejam?
Kenapa?
Tiba-tiba Luhan menarik lengan Sehun.
Bruk
Tubuh Sehun tergeletak di lantai panggung. Mereka merasa tidak percaya, air mata tak bisa dibendung lagi. Suara EXO-L mulai riuh saat menyaksikan idol mereka tergeletak lemah.
Paramedis yang berada di backstage langsung berlari mengangkat Sehun dan membawanya ke rumah sakit. Meninggalkan ketegangan yang terjadi di atas panggung.

KAMU SEDANG MEMBACA
BEST URI MAKNAE
Fanfiction{REVISI} Kisah Oh Sehun, sang maknae kecil yang berjuang ditengah penderitaan hidupnya. Awalnya Sehun hanya ingin bermain dengan para Hyung, namun mereka memandang bukan seperti yang Sehun harapkan. "Kami membencinya" "Dia selalu merepotkan orang la...