🏫Kaki Berdarah

135 17 11
                                    

Hari ini akan diadakan pemilihan pengurus kelas, gue gak minat soal gituan.Ngurus diri sendiri aja susah apalagi ngurus orang orang yang gagal sentul.

"Lim!Lo aja yang jadi ketua kelas, lo kan udah berpengalaman"celetuk gue, yah emang Alim udah berpengalaman mungkin dari jaman dia orok.

"Lo sih enak tinggal bilang aja.. Yang jalanin kan gue "protes Alim yang tampak sewot

"Santai mas, gak usah pake urat " gue terkekeh pelan melihat Alim yang mendengus

" Jadi antara Akbar dan Alim, siapa yang ingin menjabat sebagai ketua kelas? " Emang bu Indriyani sedari tadi mendata nama temen kelas gue yang bisa diandalkan jadi pengurus kelas.

"Akbar.. Kamu bisa gak jadi ketua kelas?" Tanya Bu Indriyani. Saya rasa ini adalah perintah langsung.

Akbar tampaknya menimang nimang"Aku sih yes "Belagatnya kek juri Indonesia Idol saja

"Kalau begitu ibu harap kamu bisa bertanggung jawab"Ucap bu Indriyani penuh harap

"Kenapa saya harus bertanggung jawab? Kan ibu punya suami,saya masih polos bu..gak pernah lakuin yang aneh aneh apalagi sampai nge—" Belum sempat Akbar melanjutkan satu pukulan mendarat mulus dikepalanya"Woy! Napa lo pukul gue,lo kira kepala gue kentongan apa"Adunya dengan mengusap kepalnya

"Sorry.. tangan gue kelepasan, dari tadi pengen banget mukul orang " kata Arul yang sejak kapan duduk di samping Akbar

"Sora sori taikmu..gue karungin juga lo"Gak ada kebahagiaan tanpa melihat orang lain menderita, mungkin itu adalah prinsip nya. Jangan dicontoh gais..

Bu Indriyani yang melihat perdebatan mereka menghela nafas kasar"Kalian yang mau berantem diluar saja" tak disangka Akbar berdiri dari duduknya dan melenggang keluar dari kelas

"He.. mau kemana kamu?"Tanya Bu Indriyani bingung

" Kan tadi ibu bilang  keluar saja. Kata mama dede kita harus patuh terhadap perintah orang yang lebih tua, ini saya udah laksanakan"ucapnya berbalik dari arah pintu dengan muka watadosnya

Bu Indriyani mengusap wajahnya frustasi "MasyaAllah Akbar! Tadi ibu cuma ngancam, biar kamu diam"

"Jadi yang salah siapa? " Tanya nya yang tertuju kepada kami yang menatapnya tak percaya

"Salah otak lo " Ucap kami serempak yang juga geram melihat kelakuan Akbar

"Yah otak gue salah"ucapnya sendu

><><><

Allahuakbar.. Allahuakbar...

Suara Adzan telah berkumandang yang berarti panggilan dari sang pencipta. Panggilan beribadah maksudnya...

"Anak anak bagi yang solat silahkan pergi..tidak usah disiapkan. Soalnya ibu juga ada urusan. Assalamu'alaikum "Perintah bu Maya guru Matematika sembari melenggang keluar kelas. Gue dan lainnya menjawab salam dan beralih menyalimi tangan bu Maya.

"Solat di mana bu? "Tanya gaje, yang benar benar gak jelas. Udah tau mau solat pake nanya lagi..

" Dikloset "Jengah Dinda yang merupakan teman kelompok Gaje. Kadang Dinda tidak habis pikir dengan kelakuan anak bermata empat itu...

"Emang bisa yah solat di kloset,itu kan tempat pembuangan dede emes"Bu Maya hanya menggeleng dan kembali melanjutkan langkahnya.
Dede emes taikmu!Namanya aja taik dibilang gemes. Sinting memang

"Najis lo"Alifia bergidik ngeri menatap Naya yang duduk di depannya

"Ilmi tungguin gue yah"pintah gue kepada Ilmi yang sudah berada di depan kelas.Gue berlari kecil menghampirinya..

"Gue gak bisa nunggu..capek.Bertahan pada pilihan itu susah"Katanya menyibakkan mukenanya di pundak

Gue berdecak "Alay lo.. Temen siapa sih lo?"Tanya gue dengan tujuan bercanda

" Temen seorang cewek yang kerjaannya nunggu tanpa kepastian.."Kok gue ngerasa tersendiri yah

"Lo ngejek gue?"Tanya gue menoel baru Ilmi

"Gue gak bilang lo"Ilmi mengangkat bahunya acuh tak acuh

"Ngeles aja lo taik " Gue akhirnya memilih kembali masuk kelas untuk mengambil mukena yang ada diloker

"Rani..lo gak ikut solat?" tanya gue sembari menghampiri Rani yang sedang asik menontong drakor..Rani salah satu pecinta k-drama dikelas gue. Saking cintanya, laptop sama fd dia penuh dengan drakor, dia juga exol.

"Kagak! Kaki gue berdarah " ucapnya tanpa memalingkan wajahnya dari laptop.Gue mengerutkan kening,udah hampir tiga tahun gue sekolah di madrasah, sumpah gue gak pernah denger larangan solat kalau kaki lagi berdarah.

"Gue gak jadi solat juga deh,soalnya kelingking gue bedarah, kebentur pasir" Ucap Wiwi polos dan kembali menaroh mukenanya dilaci. Mana ada kelingking yang kebentur pasar langsung bedarah.Itu sih cuma alibi karena gak mau desakan di tempat wudhu..

"Bego jangan dipelihara,wi"Saran gue, ini antara menyarankan atau mengejek. Diambil yang baiknya aja kawan kawan.

"Wi! Lo jadi gak ikut solat?"Tanya Nasywah

"Enggak!Soalnya kelingking kaki gue bedarah " ucapnya memperhatikan kakinya yang dibalut dengan kaos

" Emang apa hubungannya kelingking bedarah dengan solat"tanya Ais penasaran

"Ya adalah katanya gak boleh solat kalau kakinya berdarah"

"Emang kata siapa? "Tanya Nasywa dan Ais serempak

" Noh.. Rani"tunjuknya kepada Rani.
Rani yang mendengar namanya disebut memalingkan wajahnya dari laptop

"Gue kenapa?"Tanyanya menunjuk dirinya sendiri

"Enggak kok, lanjutin aja nontonnya"Nasywah tersenyum manis ke arah Rani. Dia sudahtau maksud Rani tadi dikarenakan bisikan dari Feby

"Lah kok g—"Nasywah langsung menarik pergelangan tangan Wiwi tanpa mendengar lanjutan yang ingin di ucapkan Wiwi.
Wiwi bolak balik menatap Rani dan Nasywah keheranan..

"Akbar!Caw kemesjid"Teriak Arul

"Mau ngapain?"Pertanyaan bodoh

"Mau tongkrongin cabe cabean"kesal Arul " Yah mau solat lah, taik"geramnya

Akbar hanya ber-oh ria sambil manggut manggut" Enggak deh kaki gue juga bedarah"katanya polos

Arul melemparkan sendalnya dan berhasil mendarat mulus dikepala Akbar"Kambing lo"

Bone, 28 Mei 2018

___________________><><_________________

To be continue...

Salam persahabatan 👋

Kelas OrangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang