"Woy pulpen gue jangan lo ambil"
"Tipex,lempar!! "
" Buku gue jangan lo tarik"
"Yang selesai nyalin pinjem dong"
"Anti!Bahasa Arabnya rumah apaan?"
"Oi..geseran dikit napa!Gue juga pengen liat "
" Liat aja kenapa sih"
"Gimana mau liatnya? Bukunnya aja, lo tutupin..gue colok juga lo"
"Siapa suruh tadi pagi gak nyalin duluan"
"Bacot lo"
"Cepetan kumpul! Keburu bu Berlian dateng"
"Bentaran, elah "
Yah,beginilah keadaan kelas gue ketika tugasnya belum selesai. Semuanya berubah jadi rajin.
Sebenarnya pelajaran Barab yang lebih singkatnya,dimulai pada jam terakhir, dan sekarang sudah jamnya.
Gue sih udah dari tadi pagi nyalinnya jadi gak masalah kalau sekarang gue berleha leha.
Barab termasuk pelajaran yang gak gue suka bukan karena gak bisa baca cuma gue bisa stres kalau udah nyangkut pembagian dari fil amar, fil mudari,dan fil pelangsing... Plak"Set!Orang paan?"Tanya Rani ke gue.
Yup, gue biasa dipanggil Yuset...nama pemberian dari Akbar..yang seenak hati ngubah nama orang.Yang jelas sekarang temen gue bahkan guru panggil gue dengan sebutan itu"Orang yah manusia lah"jawab gue yang sekiranya benar
Rani melempar pulpennya ke gue"Yeeh sikunyuk..maksud gue Barabnya"Terus disini yang salah siapa? Yang jelas bukan Namjoon karena dia sedang bekerja untuk ngelamar gue...:)
Gue berdecak kesal"Rani! Lo gak pernah liat kepala terbang,ha?"Tanya gue dengan nada sewot
Rani menautkan alisnya"Kagak, emang napa? lo pengen patahin leher gue terus lempar kesana kesini"Balasnya dengan tatapan tajam
"Enggak..gue cuma nanya.Ya kali lo pernah liat kepala terbang " Gue cuma nyengir dengan muka watados
"Dasar sempak kambing"Geramnya
Keadaan kelas masih gaduh karena bu Berlian belum juga datang.Mungkin dia ada urusan atau apalah yang membuat kami bahagia.
"Moga moga.. ibu gak masuk"Nunu mengangkat tangannya berucap seolah olah ia ternistakan
"Aamiiin"Kami mengaminkan semoga aja terkabul. Tapi kayaknya enggak deh secara bu Berlian masuk golongan guru yang hobi melakukan pertempuran otak.
***
"Assalamu'alaikum"salam seseorang bersamaan dengan terbukanya pintu kelas
Tiba tiba semuanya jadi patung sambil menatap ke sumber suara.
1
2
3
"Yassh,kaget gue"Nunu menghela nafas dengan tangan yang bergerak naik turun di dada.
"Anjay...gue kira siapa"geram Liyan yang terlihat ingin menelan penutup pulpennya
"Kira kira dong kalau mau masuk, bikin jantung gue mau copot aja"Kata Cipa yang sedang menyalin tugas tetapi pandangan tetap tertuju pada orang tersebut.Alhasil tulisnnya seperti itik yang begoyang.Prinsipnya sih gak papa jelek yang penting berhasil dan itu berlaku pada tulisnnya gak papa berantakan yang penting selesai.
Kelakuan murid di kelas gue sih kalau udah kepepet, tinggal nyalin nggak mikir tuh tugas bener atau kagak yang penting selesai urusan benar atau salahnya diliat entar aja.Bilangnya sih kalau salah kan bukan dia sendiri, ceritanya kena hukuman bareng. Wkwk..Jika selagi kami bisa ngejawab dengan benar kenapa tidak.Tapi tetap harus bagi-bagi jawaban istilahnya bukan nyontek tapi berbagi kepada yang membutuhkan.Karena gak ada yang tau kan besok atau lusa siapa yang akan minta bantuan.
"Maap ka"Ucap anak laki laki tersebut yang gue tau anak kelas delapan terlihat dari lambang lokasi yang tertempel di lengan sebelah kanannanya.
"Iya gak papa, kenapa?"Nasywah bertanya seakan ada hal penting yang ingin disampaikan oleh anak tersebut
"Anu ka.. itu.. Ka Dipa sama ka Wulan dipanggil"ucapnya gelagapan
Nasywah ingin menjawab namun sudah keduluan oleh si Gaje yang berteriak lantang seolah olah menganggap ruang ini gak ada orang"Dipa...Mbo...fans lo nyariin.Katanya mau minta duit"
"Mana ada fans yang minta duit sama idolanya?Kalau ada sih gue yakin cuma spesies kayak lo yang ngelakuin, gak heran kalau idola lo melorot "Dinda berucap dengan pedasnya. Dinda orangnya susah ditebak, terkadang gue heran dengan jalan pikirannya.Kalau dia lagi becanda kayak orang yang gak lagi bercanda.Lelucon atau perkataan yang biasa ia lontarkan gue anggap lucu tapi dia sama sekali nggak menganggap itu lucu.
"Siapa yang panggil?"tanya dipa setelah berada didepan anak tersebut
"Pak Suparman kak.."jawabnya
Dipa berbalik ke arah Mbo"Mbo! Lo aja yang pergi, mager gue"
"Lo kan ketuanya, yah lo pergi lah"
Di sekolah Dipa memiliki jabatan di salah satu organisasi yang lebih tepatnya Palang Merah Remaja dan dia menjabat sebagai ketua. Jago kan dia,temen gue tuh. Tapi gue rasa dia gak cocok jadi ketua emang dasarnya dia susah marah yah jadinya dia gak tegaan ngehukum anggotanya kalau ada yang berbuat salah."Elah...bantuin gue kek"kata dipa lesu
Dipa kembali berbalik menghadap anak tersebut dengan alis yang terangkat "Kata pak Suparman kaka berdua yang dipanggil"
"Jadi? "tanya dipa kembali
"Lo pergilah sengklek" Itu jawaban dari Mbo
Dipa menatap tajam Mbo yang sejak kapan sudah berdiri disampingnnya " Lo juga pergi, nyuk"
Setelah jatuh dan tak bisa bangkit lagi, kemudian dia tersesat dan tak tau arah jalan pulang.. Tetetoet....
Akhirnya dengan segenap hati keduanya pun pergi menemui pak Suparman selaku pembina organisasi PMR."Rani temenin gue kuy!"Pintah Kiki
Rani mengerutkan dahinya "Kemana?" Tanyanya
"Dihatimu "Celetuk Akbar dengan mengedipkan sebelah matanya
Rani bergidik ngeri"Mager gue, sama Yuset aja sana " Ucap Rani sembari menunjuk kearah gue
"Gak bisa gue, gak kasihan lo liat gue?"kata gue dramatis
"Emang lo kenapa? "Tanya Kiki khawatir
"Aku tenggelam dalam lautan luka dalam"
"Gak usah nyanyi, suara lo kek kucing beranak"Arul melempar gelas plastik ke arah gue
"Seterah gue dong! Mulut-mulut gue"jawab gue tak mau kalah
"Tapi gue denger"
"Tutup aja kuping lo, susah banget sih"kan gue jadi kesel
Arul menatap tajam ke arah gue "Allah nyiptain telinga buat denger, tapi bukan denger suara lo yang gak ada faedahnya"
"Emang siapa yang bilang telinga buat makan"Bentar lagi tanduk gue muncul nih
"Kok kalian malah berantem sih"ucap Kiki berusaha melerai
"Gak usah ladenin mereka, ntar juga baikan "kata Rani melirik gue " Ki! Emang lo mau kemana?"lanjutnya
"Ketoilet"Kiki bangkit dari duduknya"Caw, temenin gue"
"Gak bisa gue, lagi mager. Ntar aja tunggu sampai gue gak mager lagi"
"Itu sih keburu gue pingsan"
"Kiki"Panggil Akbar
Kiki beralih menatap Akbar" Apa? "
"Rani gak mau temenin lo?" tanyanya
Kiki mengangkat sebelah alisnya"Iya, kenapa emang"Jawab Kiki yang mulai ragu
"Biar gue temenin lo aja"ujarnya dengan kekehan di akhir kalimatnya
"Sembarangan"Dan benda diatas meja pun melayang cantik kearahnya
_________________><><><________________
To be continue....
Salam persahabatan ✋
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Orange
HumorKelas unggulan mungkin itu hanya sebagai sampul... Anak pintar mungkin itu hanya julukan... (pintar kok buktinya diunggulan😋) Anak rajin mungkin itu hanya omongan.. Tapi terkadang mereka rajin banget... Rajin nyontek maksudnya😂 Siswa kelas 9 h...