Kicauan burung di pagi hari membuat tidur Jihoon sedikit terganggu, matanya perlahan terbuka dan setengah tidak sadar Jihoon sudah terduduk. Dengan mata yang masih mengantuk ia menguap sambil mengucek kedua matanya, tak lupa pula ia meraba mencari dimana letak smartphone.
Deg!
Aku terlambat! Sial!
Buru-buru Jihoon masuk kedalam kamar mandi, tak butuh berapa lama ia sudah keluar dan langsung memakai pakaian. Sesekali ia melirik jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 06.30
Matanya mendelik, ia mengambil tas beserta almet dan masih sempat-sempatnya ia mengambil sepotong roti yang sudah di siapkan oleh Nyonya Lee lalu dimasukkannya ke dalam mulutnya sedangkan kedua tangannya asyik memakaikan sepatu.
"Makanlah yang benar Jihoon-ie!"
"Mu mu mu mu asdfghjkl"
"Yak! Berbicaralah dengan benar!"
"Maaf Eomma—"
Akhirnya roti yang berada dimulut sudah dipegang oleh tangan kanannya.
"Aku sudah terlambat. Eomma kan sudah tahu hari ini aku magang"
Nyonya Lee hanya bisa menggelengkan kepalanya. Sudah paham dengan kebiasaan putra mungilnya itu. Lalu ia menghampiri Jihoon. Tersenyum manis dan tangannya mengelus kepala Jihoon dengan sayang.
"Berhati-hatilah semoga lancar Jihoon-ie"
"Ne Eomma. Aku pergi dulu, pai pai Eomma"
Jihoon melambaikan tangannya dan bergegas menuju halte bus yang jaraknya tidak jauh dari rumahnya.
Disisi lain teman magang Jihoon semua sudah berkumpul di depan kantor perusahaan. Ada Soonyoung, Mingyu, Wonwoo dan Seokmin, yang masih setia menunggu kedatangan dari teman mungil mereka.
Dimana kau hyung?!
Mingyu terlihat gelisah, matanya sibuk melihat kearah kanan maupun kiri berharap menemukan sosok yang ia cari. Namun nihil, sosok itu belum datang juga padahal waktu sudah hampir 07.00 dimana jam segitu mereka harus masuk ke kantor.
"Maaf! Aku terlambat ya"
Mingyu segera menoleh ke arah kanannya dan menghampiri Jihoon yang terengah-engah akibat lari.
"Minum dulu hyung"
Jihoon mendongak dan langsung menyambar botol air yang diberikan oleh Mingyu. Akibat kehausan air yang didalam botol habis tanpa sisa.
"Maaf Mingu nanti aku ganti"
Mingyu menggelengkan kepalanya "Tidak usah, aku masih menyimpan yang lain"
"Terima kasih Mingu"
"Sama-sama mungil"
Ehem
Kedua pemuda itu segera menoleh kebelakang. Mingyu membelalakkan kedua matanya saat Soonyoung menatap tajam kearahnya. Lagi-lagi Mingyu melupakan keberadaan Soonyoung.
"Kita sudah terlambat ayo masuk"
Ucapannya terlalu dingin membuat Jihoon terkikuk. Ia hanya mengangguk kepala dan mengekori Soonyoung di belakang. Sedangkan Mingyu hanya bisa menghela nafas, ia membuat kesalahan di pagi ini. Salahkan hati nuraninya yang selalu mencari keberadaan dan khawatir yang berlebihan kepada Jihoon.
"Kerja yang bagus Gyu"
Mingyu menatap tajam
"Tidak kau sadar? Hatimu sendiri ingin memisahkan mereka berdua?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trying to Get You
FanfictionTeman atau sahabat apa arti semua itu? Lalu apa arti cinta sebenarnya? Lee Jihoon tidak mempercayai apa itu "sahabat" dan tak pernah lagi mengenal "cinta". Sampai seseorang datang dalam hidupnya dan berhasil mengubah segalanya.