Sure

37 7 0
                                    

Sebelum baca jangan lupa vote dan comment ya readers ♡.
Maafkan jika ada kata yang tak baku atau typo dibeberapa kalimat.
Happy reading^^

MOZART

Hari ini aku akan mengajak afa pulang bersamaku. Aku memakirkan mobilku dan berlari menuju kelas.
Saat di koridor, aku melihat afa sedang mondar-mandir seperti mencari sesuatu. Aku berjalan mendekatinya "kamu nyari apa ?" Tanyaku.
"Aku lagi nyari kertas, itu isinya rumus-rumus fisika" katanya tak menatapku dengan mata yang masih mencari-cari ke arah lantai. Aku mengela nafas "kamu buat contekan?"tanyaku.
"Eh enggak kok, itu buat aku hapal. Soalnya nanti bakal tes satu-satu kedepan"jelasnya.

Dia menghadap ke arahku dan sedikit kaget ketika mengetahui lawan bicaranya.
"Eh kak mozart"katanya kaku.
"Tulis aja lagi"jawabku enteng.
"Capek tau, enak aja kalau ngomong"katanya ketus.
"Yaudah sini aku tulisin" tawarku.
Dia menatapku heran
"Kenapa?"tanyaku.
"Nggak"jawabnya.
"Yaudah, mana kertas sama pulpen nya?"tanyaku.
Dia langsung mengambil kotak pensilnya dan menyerahkan beberapa pulpen ke arahku.
Aku berjalan ke arah taman dan diikuti oleh nya.
Aku duduk berhadapan dengannya.
"Cantik" gumamku.
"Siapa kak?"tanyanya dengan tampang polos.
"Nggak"jawabku.
'Ya kamulah'

20 menit kemudian ...

"Masih lama gak kak ?"tanyanya. Dia menatapku dengan tatapan lesu.
"Ntar lagi"jawabku.
"Nih"kataku. Aku menyodorkan kertas itu kepadanya.
"Makasih kak"katanya. Dia tersenyum dan pamit untuk menuju ke kelas.
"Huh, mau dapetin senyum gitu aja harus nulis rumus fisika"kataku .
Aku beranjak dan berjalan menuju kelas.

*****

AFA

"Cie yang habis berduaan sama kak mozart"kata seseorang dari belakang. Itu fanny.
"Eh nggak kok fan"kataku.
"Bener?"tanyanya.
"Iya bener, tadi kak mozart cuma nulis rumus fisika buat aku"jelasku.
"Oooh"katanya.
"Kamu suka nggak sama kak mozart?"tanyanya tiba-tiba.
"Nggak, emang kenapa?" Tanyaku balik
"Gak kenapa-kenapa" jawabnya.
Dia menatap lekat kearahku dengan tatapan heran.
"Kenapa?"tanyaku.
"Nggak, heran aja"jawabnya.
"Heran kenapa?"tanyaku lagi.
"Heran, kok kamu gak suka sama kak mozart. Padahal banyak cewek yang pertama kali liat dia, itu bakalan langsung suka"jelasnya.
"Apa yang disukain coba?"tanyaku.
"Yaaa..... wajah tampannya, Tubuh tingginya, kepintarannya, tajir juga." Jelasnya.
"Ya kalau wajah sih emang iya tampan, tapi gak semudah itu buat jatuh cinta sama orang yang baru kita kenal"kataku.
Fanny hanya terdiam dan mengangguk mengerti.

"Kamu nanti pulang sama siapa?"tanya fanny.
"Sendiri fan"jawabku.
"Ooh ok"katanya dengan senyum aneh yang terukir di bibirnya.
Aku menatapnya heran 'dia kenapa sih?'



*****



MOZART

Aku berjalan menuju koridor yang tak jauh dari kelas afa.
"Kak"sapa seorang adik kelas padaku. Aku hanya tersenyum.
Aku melihat afa dan fanny keluar dari kelas.
"Eh kak mozart"kata fanny saat berjalan ke arahku. Dia menatapku dan afa bergantian
"Aku duluan ya"kata fanny seakan dia tahu apa yang sedang kumau.
Fanny berlari meninggalkan aku dan afa.
"Aku duluan juga kak"kata afa.
Aku langsung memegang lengannya saat dia ingin pergi.
"Pulang bareng aku aja"ajakku.
Dia menatapku tak percaya.
"Gak usah kak, rumah aku deket kok dari sini"tolakknya sopan.
'Kemana sifat dinginnya?'
"Ya gakpapa, itung-itung balas kebaikan aku pagi tadi"jelasku.
Dia menghela nafas.
"Dasar"katanya dengan suara kecil yang masih bisa kudengar.
"Udah ayo"kataku. Aku tersenyum dan berjalan disampingnya.












-TBC-

MOZART Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang