Part 7 - Calon siswa baru

29 2 0
                                    

"I miss those childish day of long ago, when one day was as long as sixteen are now."

---------------------------

Anna benar-benar mengantuk pagi ini, padahal dia seharusnya mengikuti kegiatan pra mos dengan baik. Setelah tadi Tyara mencoba untuk  membangunkannya tapi tidak berhasil, Anna kembali memejamkan matanya tanpa memperdulikan sekitarnya yang sibuk dengan mendengarkan perkenalan dan tugas dari panitia.

Ketika hampir memasuki alam mimpi sebuah tepukan di pundaknya membuat Anna membuka sedikit matanya. Sedikit berdecak karena ada yang mengganggu tidurnya, dengan sedikit kekesalan dan berniat memarahi orang yang menepuk pundaknya Anna mengarahkan kepalanya untuk melihat siapa yang berani mengganggunya. Saat matanya bertemu pandang dengan orang itu, reflex Anna berteriak sebelum memeperhatikan orang itu dari atas sampai bawah. Matanya masih bulat sempurna karena terkejut.

Bagaimana bisa laki-laki itu ada di hadapannya dan memakai seragam panitia mos, yang dia ingat ketika tadi berpapasan dengan salah satu panitia. Siapa pun tolong tenggelamkan dia sekarang juga. Malu. Ketika dia melihat sekitar seluruh mata yang ada disana sudah menatapnya dengan pandangan aneh. Bagus. Dia akan jadi trending topik karena membuat keributan di hari pertama sebagai siswa tahun ajaran baru. Mungkin besok dia akan berangkat menggunakan topeng power ranger merah untuk menutupi mukanya dari rasa malu.

"Kamu, ikut saya."

Bagaikan kerbau yang dicucuk hidungnya, Anna pun mengikuti kemana laki-laki itu pergi dengan kepala menunduk. Sekilas, dia mendengar suara-suara halus tentangnya. Padalah tadi dia sudah mengecek kalau para pengurus OSIS itu berkumpul di dekat podium yang jaraknya jauh dan nggak mungkin bisa melihat dirinya di antara banyaknya siswa baru, dan kenapa harus cowok di depannya yang memergoki dirinya sedang tertidur.

Karena fokus merutuki dirinya sendiri, Anna sampai tidak sadar laki-laki di depannya sudah berhenti berjalan sehingga kepalanya menabrak punggung laki-laki itu.

"Kamu tau kesalahan kamu apa?" Tanya laki-laki itu ketika mereka sudah berdiri berhadapan.

"Emangnya saya ngapain kak?" Anna bertanya dengan wajah polos.

"Ck, kamu tidur selama panitia lagi ngasih pengarahan Annastasya Adrian." Si panitia itu menahan emosi sambil membaca nametag nama yang di pakai Anna.

"Oh, habisnya saya ngantuk sih kak. Semalem habis nonton pertandingan bola ." Anna memberikan cengiran khasnya yang menurut Tyara bisa bikin orang lain emosi tingkat dewa.

"Kamu ini..." lelaki itu memejamkan mata menahan kesal melihat kelakuan calon adik kelasnya itu.

"Saya mau kamu buat surat cinta untuk salah satu panitia OSIS dan kamu harus baca nanti ketika istirahat. Atau kamu bisa pilih bersihin seluruh ruangan aula di sekolah ini sendirian." Lanjut laki-laki itu sambil menatap Anna dengan tajam.

"Kalo nanti orang yang saya suratin beneran suka sama saya gimana kak? Kan saya nanti jadi nggak enak kalau mau nolaknya. Emang kakak tega liat saya bersihin aula yang gedenya ngalahin stadion lapangan sepak bola sendirian?." Anna berbicara dengan tampang polosnya.

Sungguh selama tujuh belas tahun hidupnya, Daniel -panitia yang memergoki Anna tidur- belum pernah melihat cewek modelan di depannya ini.

"Saya nggak mau tau. Kamu harus pilih salah satu. Atau kalau kamu mau lakukan keduanya itu lebih bagus, daripada kamu tidur di dalam barisan." Daniel berkata tajam sambil menahan kekesalannya mengahadapi Anna yang masih menatapnya sambil berfikir, apakah dosa jika dia menculik cewek di depannya dan membuangnya di daerah terpencil. Sungguh, baru kali ini ada cewek yang berani mencari masalah dengannya, padahal di sekolah ini semua orang mengenalnya sebagai cowok yang dingin, cuek dan tidak pernah berdekatan dengan perempuan. Tapi entah kenapa, melihat cewek di depannya tertidur pulas ketika dia berdiri di atas podium mebuatnya kesal.

Aku Kamu dan HujanWhere stories live. Discover now