01; Flashback (hurt)

141 7 19
                                    

"kakak berhenti menghisap itu" terdengar teriakan perempuan dari salah satu kamar kos - kosan

"BODOH, BISA NGGAK JANGAN GANGGU GUE. SHIT GANGGU GUE AJA LO" Teriak kakanya yang tidak mau kalah dengan adiknya. Hingga tetangga kos - kosan yang tinggal disekitarnya merasa sangat terganggu.

tangis yang tidak dapat dibendung lagipun pecah, melihat kondisi kakaknya yang sangat menjijikan itu membuatnya frustasi. Siapa lagi bagian dari keluarganya yang benar - benar waras,seorang ayah yang harusnya menjadi kepala keluarga yang baik malah menjadi narapidana kasus pembunuhan. Seorang ibu yang harusnya menyayangi anaknya sepenuh hati malah pergi dengan lelaki yang sudah beristri. Dan sekarang Seorang kakak bukannya melindungi dan menyayangi adiknya malah asik bermain dengan obat - obatan terlarang.

"KAKAK BRENGSEK, NGGAK PUNYA OTAK" tidak bisa menahan kekesalannya lagi Diana pun kabur dari kos - kosan kakaknya. Terdengar teriakan kakaknya walaupun lebih dominan terdengar suara hujan.

'pergi sejauh mungkin hingga tidak bisa ditemukan'

Kata - kata itu selalu berputar dikepalanya,hingga air matanya tidak bisa berhenti mengalir. Beruntung bahwa cuaca sedang hujan deras hingga tidak ada yang bisa melihatnya menangis, ditambah lagi dengan kondisi jalanan yang sepi tanpa kendaraan dan orang - orang yang berlalu lalang.

"HEH ADIK LAKNAT KESINI LO, BALIK, NYUSAHIN ORANG AJA.TOLOL"

Terdengar kembali suara kakak Diana berteriak. Kakinya pun yang semula berjalan tenang harus kembali berlari menjauh dari kakak.Bingung harus berlari kemana lagi Diana pun memilih memasuki salah satu gang yang cukup menyeramkan dan gelap.

"SIALAN MAU KABUR KEMANA LAGI LO, GUE HAJAR LO WOIIII DIANAAA"

Saat kakaknya Memasuki gang tempat terakhir Diana berlari terlihat bahwa di gang itu sudah sepi, tidak ada siapapun disana.Hanya ada sebuah tong sampah yang tertutup rapat.

_ _ _

"Terima kasih, terima kasih banyak tuan" Lirih Diana masih dengan nafas yang tersenga - senga

sekarang Diana sudah berada didalam mobil mewah milik Tuan Nugraha.Ranger Rover. Diana ditolong Tuan Nugraha saat berada digang mencoba untuk menghindari kakaknya

Sang Tuan pun tertawa renyah "haha, tidak apa. Kalau saya boleh tau nama ade siapa? " tanyanya menatap mata Diana lekat - lekat

"Nama saya Diana tuan.Diana alika klarista" jawabnya dihiasi senyuman

"Baiklah ade Diana, saya akan mengantar ade kerumah. Kalo boleh tau rumah dek Diana dimana?"

Mendengar pertanyaan itu raut wajah Diana berubah menjadi buruk, bahkan bayang - bayang kakaknya yang sempat menghilang datang dan menghantui Diana kembali. Membuat moodnya yang semula bagus menjadi sangat - sangat buruk.

Diana pun menghela nafas berat
"Saya sudah tidak punya rumah tuan, bahkan keluarga"

ada rasa sesak saat menyebut nama keluarga, karena sekarang didalam buku kehidupan Diana sudah tidak ada nama keluarga.Tidak.

"Maaf kalo saya lancang,memangnya ada masalah apa? " lagi lagi Tuan Nugraha bertanya, walaupun dengan hati - hati.

Diana pun memejamkan matanya, hatinya kali ini benar - benar terasa sesak. Seperti beribu - ribu pisau menghujani hatinya. Ayah, ibu bahkan sekarang kakak,mengingat mereka semua membuat Diana berfikiran untuk mati saja dari dunia yang melelahkan ini.

Masih dengan memejamkan matanya Diana pun menjawab pertanyaan Tuan Nugraha

"Baiklah saya akan menceritakannya kepada Tuan"

FarisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang