Diana dan Faris pun masih menikmati pesta yang entah sampai jam berapa,malam semakin larut tidak membuat kedua pasangan itu ingin cepat - cepat pulang. Justru mereka berdua semakin semangat, ditambah lagi dengan lagu pengiring yang membuat pesta ini menjadi tambah romantis.
Faris masih saja mengobrol dengan teman - temannya yang kebetulan satu meja dengannya. Sedangkan Diana asik dengan Nadine di salah satu balkon gedung itu.
"Eh Din si Alvaro nggak ikut" Tanya Diana disela - sela pembicaraan mereka berdua
Nadine pun hanya tersenyum mendengar pertanyaan yang dilontarkan Diana
"Lo mau minum apa? " ujar Nadine mengalihkan pembicaraan
"Bisa banget lo ngalihin pembicaraanya, yaudah gue mau minum orange jus aja"
"Sip, lo tunggu dulu disini nanti gue balik lagi" perintah Nadine yang disetujui oleh Diana
Diana hanya menatap bintang - bintang di balkon, sangat cantik pikirnya malam ini. sudah sangat jarang ia melihat bintang, terlebih lagi memang di Jakarta sangat jarang terlihat bintang yang memenuhi langit malam.
Diana pun melepas topeng yang dia kenakan, risih batinnya. Entah mengapa semakin Diana memikirkan tentang pernikahannya dengan Faris yang akan diadakan beberapa hari lagi semakin pula ia berfikir apakah hatinya memang benar - benar berlabuh padanya. Akankah ini berjalan dengan lancar?."Udah berapa minggu lo nggak masuk kerja,atau lo mau gue pecat aja" Suara berat yang mengejutkan Diana
Suara berat yang membuat hari - hari Diana berwarna. Suara berat yang sangat Diana sukai dan tidak pernah bosan mendengarnya.
Diana pun menelan salivanya sendiri ketika menyadari disebelahnya sudah ada Alvaro yang sedari tadi melihat wajahnya tanpa ia sadari.
Melihat wajahnya kembali mengingatkan Diana akan pertemuannya dengan Alvaro pertama kali. Sungguh menyenangkan sekaligus buat hati Diana dag, dig, dug nggak karuan.
_ _ _
FLASHBACK ON
DIANA POV (JAMAN BAHEULA, FLASHBACK)
Jadi ini rumah Alvaro, gila tidak terlalu mewah, dihiasi rindangnya pepohonan dan tumbuh - tumbuhan. Udah ini mah cocok buat gue, udah ganteng, manis udah gitu keliatannya baik lagi. Gue berasa cenayangan bisa mendefisikan seseorang dari foto.
"WUOHHHHH JADI INI BABU YANG LO BILANG RIS, GILA CANTIK BANGET UDAH NENG AMA GUE AJA NGGAK USAH SAMA DIA"
Buset dia siapa, dateng - dateng udah teriak - teriak.Mana sekarang ngerangkul gue lagi, gue rasa dia temannya si Faris sama - sama gila soalnya. Ingin rasanya gue seleding kepalanya kalo nggak inget dia temennya si kecoak mah.
"Lo apa - apaansih main rangkul - rangkul aja. Yang lain mana" Ujar Faris melepas rangkulan si bedebah
Ya tuhan dia ganteng tapi kelakuannya yang buat gue akhhhhhh
"Yang lain mana? " Tanya Faris ke si bedebah sedeng
"Di cafe, ini baru aja mau ke cafenya. Gue disini cuma nungguin lo, pengorbanan gue nih" Jawab si Bedebah yang jujur bikin gue mendelik jijik liat ekspresinya
"Apaan sih lo jijik banget, mana macet lagi ck" ujar si Faris
"Yaudah sih, nikmatin aja.Ini itu udah ciri khas jakarta bro" Celetuk si bedebah
Kalian tau gue berasa cuma dijadiin pajangan diantara mereka berdua. Kerjaan gue dari tadi cuma ngeliatin dua kecoak yang sama begonya saling berbicara, ya tuhan kenapa sih nasib gue gini banget. Mana sekarang babang cogan yang gue incer - incer nggak ada lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Faris
Teen Fiction[SLOW UPDATE] Diana alika klarista, wanita berusia 22 tahun ini tidak pernah merasakan keindahan didalam hidupnya Keluarga yang dia sayangi sudah hancur.Mulai dari bapaknya seorang narapidana, ibunya seorang pelakor dan kakaknya pemakai obat - obata...