Kehidupan itu membosankan.
Setidaknya itu yang dirasakan oleh Park Jimin . Kehidupannya terlalu membosankan, karena sejak kecil dia menjalani hidup yang datar-datar saja.
Bangun pagi.
Sarapan.
Sekolah.
Pulang.
Tidur.
Begitulah kira-kira kegiatan sehari-harinya. Tidak ada yang menarik. Dan saat ini , seorang Park Jimin membuang helaan nafasnya berulang kali.
Dia tidak suka musim dingin, dan sekarang dia terjebak di udara dingin karena hujan yang turun di tengah-tengah jalanan yang macet.
Mungkin terjebak kemacetan tidak ada dalam list kegiatan sehari-harinya sehingga bisa dikatakan bahwa terjebak di kemacetan memberinya sedikit warna, namun tetap saja Park Jimin juga manusia yang merasa kesal karena terjebak kemacetan.
"Saya sudah mengatakan kepada Presdir kalau macet dan Beliau mengiyakan."
Jimin mengangguk saja kemudian menghela nafas lelah. Padahal dalam benaknya dia ingin segera bertemu dengan ranjang empuknya.
Park Jimin baru saja akan memejamkan matanya, nyaris terlelap kalau saja tidak ada pergerakan tiba-tiba.
Pintu mobil terbuka begitu saja, Jimin melotot dan tidak melihat sang supir, sedangkan seseorang yang masuk langsung menyembunyikan tubuhnya diantara jok.
Setidaknya itu yang ada di dalam otak Park Jimin , karena sosok itu bahkan tidak menyadari bahwa ada sosok bernama Park Jimin yang memperhatikan dengan bingung.
"Kau siapa? Dan kau mau berbuat apa?" Jimin mencoba bertanya, mengingat kejahatan bukan hal langka di Seoul.
Namun, bukannya mendapat jawaban sosok itu malah meminta Jimin untuk diam dan kembali melirik ke luar.
Rasanya Park Jimin ingin memberitahu bahwa kaca jendela mobil itu gelap dan hanya bisa melihat dari satu sisi, namun Jimin hanya mampu melongo dan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Hingga kemudian sosok itu menghela nafas lega dan menatap Jimin yang masih bingung di tempatnya.
"Terima kasih, maaf sudah membuat tidak nyaman, jika ingin meminta ganti rugi cari saja nama Jeon Jungkook di Restoran Jjangmyeon di dekat Hansan High School." Jimin terperangah tidak percaya saat sosok yang dia perkirakan lebih muda darinya keluar dari mobil kemudian kembali berlari. Jimin mengerjap, dia masih terkejut.
"Tuan muda anda tidak apa-apa?" Jimin membeo saat melihat sang supir membuka pintu mobilnya dan menanyakan kondisinya, dengan gerakan kaku Park Jimin menggeleng.
"Syukurlah, saya kira berandalan tadi mengganggu anda." Jimin menggeleng kemudian kembali mengingat ucapan sosok tadi.
"A..ahjussi, apa kau melihat kemana dia pergi?" sang supir mengangkat alisnya heran kemudian mengangguk.
"Dia pergi ke arah Hansan, ada apa tuan muda?" Jimin kemudian memutuskan untuk bangkit, menyingkirkan tubuh sang supir dan melangkah cepat ke arah yang dimaksud sang supir dan tentu saja itu membuat sang supir bingung.
Jimin melongo saat melihat pemandangan di depannya, sosok tadi dimarahi habis – habisan oleh seseorang yang bisa dia tebak sebagai pemilik –menurut Jimin -.
Sosok itu mencoba memohon namun sepertinya tidak membuahkan hasil , hingga kini sosok itu berbalik melangkah lesu menelusuri trotoar yang basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hope [ COMPLETE ]
FanfictionSemua orang yang hidup pasti memiliki harapan. Ada orang bijak mengatakan bahwa manusia bisa bertahan hidup selama beberapa hari tanpa makan maupun minum, tapi manusia tidak akan bertahan hidup lebih dari empat detik tanpa harapan. Jeon Jungkook t...