Akhir itu sudah bahagia. Kisah baru dalam lembar baru tercipta begitu apik dan rapi. Akhir itu sudah bahagia. Bahkan meskipun Jungkook masih harus melakukan fisioterapi untuk kakinya.
Semua pertanyaan di benak mereka terjawab pada saat itu, saat Jungkook berjuang menghadapi kematiannya, saat dokter mengatakan bahwa Jungkook tidak lagi memiliki harapan.
Semuanya terbuka, bahkan untuk Jimin yang sudah memegang satu puzzle kehidupan Jungkook.
Alasan dibalik luka-luka Jungkook, alasan kenapa Jungkook mengenal Kyungsoo, alasan kenapa mereka berada di garis takdir hidup Jungkook. Semuanya terbuka, namun mereka terlambat untuk menolong.
Jungkook sudah tidak dapat lagi mereka sentuh saat itu.
Seokjin bahkan hanya mampu duduk lemas, saat mengetahui bahwa sebagian pemikirannya tentang alur hidup Jeon Jungkook adalah kebenaran.
"Ini bukan tentang kita yang tidak peka, tapi percayalah Jungkook sudah senang berada diantara kita. Jungkook tidak butuh orang yang bisa menolongnya, karena dia tidak memiliki kepercayaan. Tapi, percayalah Jungkook bahagia berada diantara kita dan mengenal kita."
Jimin yang meyakinkan semuanya, bahwa selama ini apa yang dilakukan mereka sudahlah benar. Bahwa sudah ada banyak orang yang bersedia menolong Jungkook.
"Kita sudah melakukan hal yang benar. Jungkook membutuhkan kasih sayang yang tulus, kita sudah melakukannya. Kasih sayang dan iba itu beda tipis, Jungkook tidak suka diberi tatapan iba. Kita sudah melakukan hal yang benar, semuanya sudah melakukan sesuai dengan keadaan jungkook."
Meskipun begitu, mereka tetap merasa bahwa mereka terlambat menyadari semua itu, bahkan untuk Jimin yang sudah mendapatkan satu keping puzzlenya.
Percayalah! Penyesalan adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah ada dalam kehidupan seseorang.
Kim Hanna menyesal karena telah bersikap egois, begitupun dengan Lee Haejin yang masih tetap dengan pendiriannya. Hati bisa berubah, bahkan meskipun Hanna tidak pernah menyerahkan seluruh cinta untuknya, Lee Haejin percaya bahwa Hanna akan mencintainya.
Jaehyun menyesal dalam diamnya. Menyesali kondisi mentalnya yang buruk. Andai saja dia bisa menerima segala takdir yang telah ditakdirkan untuknya, maka tidak akan pernah ada kejadian menyakitkan dalam hidupnya. Wonwoo tidak akan bunuh diri, Jungkook tidak akan sakit dan dirinya akan bahagia bersama kedua putranya. Seharusnya, Jaehyun bisa tegar menghadapi semua. Namun, cinta yang begitu agung menghempaskan Jaehyun ke dasar palung, membutakan mata hati dan pikirannya. Menganggap bahwa dunia sangat kejam untuknya.
Saat ini, tidak ada lagi dongeng menyedihkan dalam garis takdir Jungkook. Keajaiban menjawab semuanya, saat kemudian detak jantungnya kembali setelah Jimin memeluk tubuh Jungkook begitu erat. Detak jantung itu kembali saat Jaehyun mengecup kening jungkook begitu lama, membisikkan kata-kata sayang yang begitu indah. Rencana indah terangkai, bahkan meskipun Jungkook bebas dari vonis mati otak, tetap saja kondisi kepala Jungkook bermasalah, masih ada pendarahan di sana, hingga Jaehyun membuat keputusan layaknya seorang ayah.
"Aku akan membawa Jungkook ke Amerika, Jungkook akan mendapat perawatan terbaik di sana, aku sudah menghubungi dokter di sana. Maafkan aku."
Itu yang terbaik, bahkan meskipun mereka harus rela menjauh dari Jungkook. Tidak mampu menggapai Jungkook kembali.
"Kami pasti kembali. Sonmi dan kedua anaknya akan berangkat bersamaku."
Jaehyun kemudian menatap Kim Hanna yang masih menggenggam erat jemari Jungkook. Dengan lembut jaehyun melepaskan tautan itu.
"Seharusnya, aku melakukan ini sejak lama. Kim Hanna-ssi, sama sepertimu yang bersikap tidak pernah mencintai kami, maka lakukanlah sekarang, anggaplah bahwa kau tidak pernah mencintai kami, sama seperti ucapanmu. Kau tidak pernah mengenalku, kau tidak pernah mencintaiku dan kau tidak pernah melahirkan Wonwoo atau Jungkook."
Itu keputusan tegas Jaehyun. Keputusan yang kemudian diterima Hanna dengan hati lapang, mencoba menerima bahwa ini adalah hukuman yang harus dia terima karena keegoisannya. Kim Hanna memilih mundur dari semua kehidupan bahagianya. Memilih melayangkan gugatan cerai kepada Lee Haejin, kemudian memutuskan untuk menghilang dari peradaban. Kim Hanna ingin menebus dosa keegoisannya, meninggalkan Lee Haejin yang menyesal karena mencoba bermain kotor untuk mendapatkan cinta. Dilihat darimanapun, sumber masalahnya adalah dirinya, Lee Haejin tahu betul itu bahkan dia tahu resikonya saat dia meminta seseorang menjanjikan sebuah mimpi kepada Hanna, menciptakan drama yang begitu apik hingga dia dapat bertemu kembali dengan cinta pertamanya.
Semuanya tentang harapan, ambisi dan cinta. Harapan bahwa hidup harus menjadi lebih baik, ambisi tentang cita-cita dan kehidupan yang layak dan cinta yang diharapkan selalu menyertai keduanya.
Semuanya karena cinta yang menyertai langkahnya.
Jungkook adalah harapan dan Jungkook memiliki cinta di hatinya yang terluka. Cinta itulah yang menyembuhkan, cinta itulah yang meyakini bahwa semuanya akan menjadi baik-baik saja. Bahwa harapan masihlah ada.
Udah yaa...
See you di next book.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hope [ COMPLETE ]
FanfictionSemua orang yang hidup pasti memiliki harapan. Ada orang bijak mengatakan bahwa manusia bisa bertahan hidup selama beberapa hari tanpa makan maupun minum, tapi manusia tidak akan bertahan hidup lebih dari empat detik tanpa harapan. Jeon Jungkook t...