Jungkook yang datang dalam kondisi terluka tidak terjadi hanya sekali atau dua kali. Bahkan diam-diam Seokjin selalu menyediakan kotak p3k di tasnya dan Yoongi selalu menjadi pihak yang mengurusi semua luka di tubuh Jungkook. Bahkan sampai sekarang, mereka masih bertanya-tanya dari mana asalnya luka-luka di tubuh Jungkook.
Kali ini mereka duduk bersama di D'amour sebelum nanti akan berangkat bersama menuju gedung agensi untuk mulai berlatih. Yoongi masih berkutat dengan kapas dan antiseptik , bibirnya tidak berhenti untuk mengomeli Jungkook yang hanya menunjukkan cengiran lebar, seolah tidak merasakan perih akibat luka yang terkena antiseptik.
"Sungguh Kook! Aku tidak tahu apa yang membuatmu jadi babak belur seperti ini, kau dibully? Katakan padakan hyung biar hyung beri pelajaran karena sudah mencederai wajah tampanmu."
"Tidak hyung, aku tidak dibully." Jungkook terkikik sendiri, dibandingkan dibully Jungkook adalah sosok paling menyebalkan di Hansan.
Jungkook itu troublemaker, yang tentunya bukan menjadi korban bully, melainkan tersangkanya.
"Justru aku yang membully."
"Mwo??" Jungkook terkekeh senang melihat wajah terkejut ke enam sahabatnya itu. Wajah melongo yang lucu membuat Jungkook ingin tertawa.
"Kau membully? Tangan halusmu ini membully orang?" Taehyung menggenggam tangan Jungkook, mengelusnya pelan dan menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Berusaha menampik pengakuan Jungkook, dan menganggap itu hanya bentuk pembelaan atau mungkin berusaha melindungi sang pembully dari kejamnya seorang Min Yoongi.
"Sejujurnya, aku tidak suka kekerasan, jadi entahlah apa ini bisa dikatakan membully atau tidak. Aku sering berbuat ulah yang membuat Kyu hyung pusing tujuh keliling, dia mengatakan itu kepadaku, aku tidak mengerti kata pusing tujuh keliling, karena saat aku lari tujuh keliling aku tidak pusing."
Yoongi mengerjap, berusaha mencerna kalimat Jungkook.
Taehyung sudah melongo parah, roaming dia.
"Jadi ... sebenarnya apa yang kau lakukan?" Seokjin yang bertanya saat melihat sahabatnya diam seribu bahasa.
"Hanya menaruh kecoa di kelas, melempar seragam teman ke atas genting, mengibarkan tas teman, memberi hadiah katak kepada Ssaem, intinya apa yang membuatku senang."
Seokjin mengangguk-anggukkan kepalanya, sekarang dia paham kenapa Jungkook bisa mengenal guru konselingnya.
Jungkook itu troublemaker.
"Woaah, kau bisa seusil itu?" Jimin yang bertanya yang kemudian langsung diangguki oleh Jungkook.
"Itu menyenangkan, apa kalian mau lihat?" mereka kompak mengangkat alisnya. "Isi tasku."
Jungkook mulai merogoh isi tasnya kemudian menumpahkan semuanya di atas meja. Berbagai benda, mulai dari bola bisbol, ular karet, cutter , katak mainan dan kecoa keluar dari tas Jungkook.
"Yaak! Singkirkan hewan laknat itu!"
Itu jeritan histeris Namjoon yang langsung melompat ke belakang tubuh Seokjin begitu melihat kecoa tumpah dari tas Jungkook. Jeritan histeris Namjoon membuat Jungkook mengangkat alisnya heran, kemudian tersenyum miring. Mengambil hewan yang dimaksud –sebenarnya itu hanya mainan karet- dan membawanya mendekat kepada Namjoon.
"Hyung, kau mau berkenalan? namanya Koya, dia hobi sekali tidur, tapi sepertinya dia akan terjaga sepanjang malam untukmu."
"Yak! Jeon singkirkan hewan laknat itu."
Bukannya menyingkirkan Jungkook malah semakin semangat mendekati Namjoon dan membuat sahabatnya itu menjerit ketakutan.
Adegan terakhir adalah Jungkook memasukkan hewan tiruan itu ke dalam baju Namjoon.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hope [ COMPLETE ]
FanfictionSemua orang yang hidup pasti memiliki harapan. Ada orang bijak mengatakan bahwa manusia bisa bertahan hidup selama beberapa hari tanpa makan maupun minum, tapi manusia tidak akan bertahan hidup lebih dari empat detik tanpa harapan. Jeon Jungkook t...