Mimpi yang di depan Mata

4K 487 36
                                    

Seperti biasanya, mereka berkumpul di satu titik. Kali ini Jungkook kembali mendapatkan luka setelah beberapa hari absen dari pertemuan rutin tersebut. 

Jimin dan Taehyung yang pertama kali mengomel yang kemudian hanya disuguhi kekehan renyah dari Jungkook. 

Sedangkan yang lain berusaha menempatkan diri menjadi hyung yang baik dan hanya memberi sepatah dua patah kata sebagai wejangan. 

Jangan pernah melakukan hal yang sama lagi. 

Jungkook hanya mangut-mangut sembari menggigit gemas sedotan yang membantunya menikmati susu pisangnya. Mereka saling melemparkan candaan, hingga mendadak mereka bosan dengan pertemuan yang hanya diisi kegiatan tidak jelas.

"Bagaimana kalau kalian menari atau bernyanyi?" sejenak mereka saling berpandangan kemudian mengangguk semangat. 

Hoseok dengan semangat mengajak Jimin battle dance sekalian mengajari Jimin bagaimana menjadi dancer yang baik. 

Sedangkan rival abadi di bidang rapp –Yoongi dan Namjoon- , tanpa diminta dua kali sudah siap battle rap. 

Seokjin dan Taehyung lebih memilih berdamai dengan menyanyi duet. 

Jungkook tertawa melihat mereka, senyumnya bahkan semakin lebar saat melihat bagaimana seriusnya Yoongi dan Namjoon, seolah berada di sebuah pertunjukan besar. 

Suara tepuk tangan di akhir penampilan Taehyung dan Seokjin membuat mereka kompak menoleh dan mendapati sosok pria paruh baya yang asing di mata mereka. 

"Appa!" Jungkook yang menyapa, berlari-lari kecil dan melompat ke pelukan pria tersebut, sedangkan pria tersebut terkekeh mengecup gemas wajah Jungkook berulang kali. 

Enam pemuda itu saling berpandangan, kemudian melihat jam tangan masing-masing, setelahnya mendesah kasar. 

Ini waktunya Jungkook pulang. 

"Noona dimana?"

"Sedang menemui kekasihnya, jadi Appa yang jemput untuk menemani Kookie main ke tempat Kyungsoo hyung." 

Jungkook mengangguk-angguk kecil, tangannya bergelayut manja di tubuh pria yang dia sapa Appa tersebut. "Kookie mau gendong..."

"Aigoo, pinggang Appa sakit karena terlalu lama duduk di pesawat, tidak untuk hari ini, arraseo?" Jungkook mengangguk saja, masih belum mau melepas gelayutan manjanya. 

"Mereka siapa?" Jungkook memutar kepalanya, kemudian kembali melihat sang Appa yang menatap enam sahabatnya penasaran. 

"Mereka teman baru kookie, Appa mau berkenalan?" pria itu mengangguk kemudian menatap enam pemuda yang menatap pemandangan itu dengan mulut setengah terbuka. 

"Anyyeong, Bang Sihyuk imnida." Dengan begitu ada banyak tanda tanya muncul di otak mereka. 

Marga pria asing di depan mereka dan Jungkook berbeda, kenapa Jungkook memanggil pria tersebut Appa? Dan satu hal yang tidak begitu mereka mengerti adalah saat pria tersebut menyodorkan kartu namanya. 

"Kalian berbakat, datanglah ke kantorku kalau kalian menginginkan sesuatu." 

 Mereka terpaku, bahkan setelah lambaian tangan Jungkook menghilang dari pandangan. 

Kartu nama itu seperti durian runtuh bagi kim bersaudara. 

Mimpi yang mustahil bagi Jimin. 

Lelucon bagi Yoongi dan Hoseok.



________

The Hope [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang