Epilog : Learn

4.2K 386 35
                                    



Suasana backstage rusuh, staff mondar mandir ke sana ke mari demi mempersiapkan performa terbaik artis mereka.

 Ini sudah tiga tahun sejak mereka debut menjadi grup idol. Beragam penghargaan dan piala mereka raih dengan begitu membanggakan.

"Jimiiin! Berhenti bermain game dan membuat susah dimake up." 

Itu suara Namjoon yang kesal lantaran Jimin masih fokus dengan ponselnya. 

"Hyung, besok kita free kan?" bukannya menuruti perintah Namjoon, Jimin malah menanyakan sesuatu yang membuat Namjoon mendengkus kesal. 

"Aku bukan manajer Jim."

"Pokoknya besok kita harus free, hyung!" Jimin menaikkan oktaf suaranya, membuat Namjoon mengelus dadanya. '

"Memangnya kenapa? Kau tahu sendiri kan kalau jadwal kita satu minggu ini padat dan waktu libur harus dimanfaatkan untuk istirahat."

"Nara menghubungiku."

"Kau mau berkencan dengan Nara?" Jimin menggeleng kuat, menatap Namjoon gemas. 

"Itu akan menjadi tujuan keduaku, aku akan menjemput Nara di Bandara dan kalian juga karena Nara membawa seseorang." 

Jimin menunjukkan ponselnya kepada Namjoon yang menampilkan percakapannya dengan Nara -kekasih Jimin- hal itu membuat mata Namjoon membulat. 

"Aku akan mengatakan ini kepada manajer dan Sihyuk ahjussi!" 

Namjoon berujar dengan semangat membuat Jimin tersenyum lebar. Jimin kembali sibuk dengan chatnya dengan Nara, mereka bertemu di rumah sakit tiga tahun yang lalu, dalam posisi yang sama mengharapkan keajaiban untuk seorang Jeon Jungkook. 

"Bahagianya aku bertemu kekasih kesayangan yang kurindu." Lirik lagu dadakan itu membuat staff terhibur. 

"Kau senang sekali Jimin-ssi."

"Tentu saja, ini dua kali kebahagiaan. Bertemu kekasihku adalah nomor dua yang pertama membuatku senang adalah aku akan bertemu dengan seseorang yang berharga dalam hidupku."

"Memangnya ada yang lebih berharga dari kekasihmu?" 

Jimin tidak menjawab, dia hanya tersenyum simpul kemudian meraih satu buah strawberry dari kotaknya memakannya satu kali suapan. 

 "Kau merusak make upnya lagi." 

Jimin hanya terkekeh, pandangannya beralih kepada beberapa set susu pisang di meja rias dan beberapa tumpuk kotak strawberry. 

"Dia akan kembali noona, dan aku akan pastikan kalau dia ada di sini, dia tidak akan membiarkan susu pisang dan strawberry tetap utuh."





_______

Suasana bandara selalu ramai dan selalu menjadi momok menakutkan bagi member SB. Grup idol yang beranggotakan enam orang meskipun namanya mengandung angka tujuh. 

Namun, kali ini suasana bandara terlihat sepi bagi mereka, suasana yang terjadi pada umumnya karena tentu saja tidak akan ada fans mereka yang memenuhi bandara. Namun mereka masih memakai atribut penyamaran seperti masker dan kaca mata. 

Mereka menunggu bersama Sihyuk, taeil dan kibum. 

"Yang lain di mana?" 

 ini Seokjin yang bertanya kepada Kibum yang masih asyik dengan ponselnya.

 Kibum tidak menjawab, dia memilih mengendikkan dagunya ke depan. 

Ada Lee Yoora, Lee Inha bersama suami dan anaknya, Kyungsoo bersama Seoyoon, ada Kyuhyun dan Baekhyun yang saling berangkulan. 

Formasi yang nyaris lengkap yang biasa tercipta di D'amour. 

Mereka saling melepas rindu satu sama lain. 

Jimin, Hoseok, Yoongi dan Kim bersaudara tidak henti-hentinya menggoda putri kecil Inha yang baru berusia dua tahun. Membuat tawa kembali pecah diantara mereka, tawa itu hening saat mendengar pemberitahuan bahwa pesawat baru saja mendarat. Senyum itu semakin melebar saat melihat satu persatu orang yang mereka tunggu tiba. 

Nara yang pertama kali muncul, yang langsung berlarian dan memeluk erat Jimin, melepas rindu yang menggebu.

"Kau harus menembakku ulang di sini Oppa!" Jimin hanya terkekeh mendengarnya, juga mengundang tawa kecil dari yang lain. 

Orang berikutnya adalah Sehun dan Sonmi yang kemudian langsung melambaikan tangan kepada mereka. 

"Dimana dia?" Sonmi terkekeh mendengar pertanyaan itu. 

"Appa sedang mencoba membuatnya bangun." Sehun yang menjawab yang ditambahi anggukan oleh Sonmi. 

"Appa... aku masih mengantuk." Suara yang terasa asing namun familiar itu membuat mereka mengalihkan pandangan ke satu arah. 

"Kau mau susu pisang?"

"Mana-mana?" Sang Ayah terkekeh mendengarnya, mencoba membenahi posisi putranya yang berada di punggungnya. 

"Jaehyun-ah ! kau mau mengusainya sendirian?" 

Itu suara Sihyuk yang sudah tidak sabar menunggu. 

Jaehyun tersenyum mendengarnya, kemudian memandang putranya yang memandang bingung sekeliling. 

"Jungkook-ah, sapalah mereka." Jungkook -putra Jaehyun-  yang berada di gendongan Jaehyun mengangguk. 

"Anyyeong, Jeon Jungkook imnida." 

Mereka tersenyum namun senyum itu luntur begitu mendengar kalimat Jungkook berikutnya. 

"Appa, mereka siapa? Dan ada apa dengan enam orang aneh itu? apa wajah mereka terlalu jelek sehingga harus ditutupi seperti itu?" 

Itu menyenangkan sekaligus menyebalkan, namun alih-alih merasa kesal mereka memilih memperlihatkan semuanya dalam sebuah dongeng yang baru.

Ini bukan lagi tentang harapan yang hilang. Dongeng ini akan mengisahkan bagaimana seorang Jeon Jungkook belajar tentang sebuah harapan. Pelajaran yang akan menjadi kisah baru untuknya. 

Sejak keajaiban datang kepada hidup mereka, memberi dongeng baru dan kisah baru untuk mereka. 

Sejak itulah Jeon Jungkook mendapatkan kembali kebahagiaannya, keluarga bahagia, sahabat yang sempurna dan orang-orang yang begitu mencintainya.

Membuka lembaran dan dongeng baru, karena kunci dari menyembuhkan luka menyakitkan masa lalu adalah melupakannya.

Jeon Jungkook melupakan semuanya, selamanya. 


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


The Hope [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang