Pupus

2.7K 358 13
                                    


Yoora melempar senyuman manis begitu melihat Jungkook sudah membuka matanya, meskipun masih terlihat kosong dan kacau. 

Jeon Jungkook tanpa topeng. 

"Hey, ada apa denganmu heum?" tatapan mata itu membuat Yoora kembali mengingat saat Jungkook berusia lima tahun setelah melewati masa kritis. 

Itu sudah sepuluh tahun yang lalu, dan Yoora bahkan sudah melakukan banyak hal untuk tetap membuat Jungkook hidup dengan sebuah motivasi. Meskipun, pada akhirnya semuanya hancur tak bersisa.

"Bibi, lepaskan aku. Kumohon."



________



Sihyuk menatap tajam Hanna yang terlihat tenang seolah tidak pernah ada badai sebelumnya. Hanna terlalu tenang untuk menerima sebuah fakta, Hanna terlalu tenang untuk mengatakan kekhawatiran kepada Jungkook, bahkan setelah Sihyuk merasa mulutnya kaku menceritakan peliknya kehidupan Jungkook dan Jaehyun, dan mengatakan bahwa Wonwoo sudah lama tiada karena melompat dari atap gedung asrama.

"Apa yang harus aku lakukan? Menangis?" Hanna terkekeh remeh, kemudian menatap Sihyuk yang masih betah menatapnya tajam. "Oppa, mereka bahkan tidak peduli padaku saat aku pergi dulu. Laki-laki itu mengkhianatiku aku ...."

"Siapa yang mengkhianati siapa sebenarnya, heum?" Sihyuk memotong kalimat Hanna, tatapannya semakin menusuk, berharap Hanna mau mengatakan hal yang sebenarnya.

"Aku sudah mengatakan semuanya kepadamu bahwa aku yang dikhianati di sini."

"Kenapa Jaehyun mengatakan hal yang sebaliknya?" Hanna terdiam sedangkan Sihyuk memilih menarik napas panjang. 

"Kita tetap bersahabat Hanna-ya, kita masih tetap bisa berbagi cerita. Kau bisa datang kapan saja kepadaku untuk mengatakan hal yang sebenarnya. Kau juga harus menjelaskan kepadaku, kenapa kau tidak mengakui pernikahanmu dengan Jaehyun di depan keluarga barumu. Kau tidak bisa bahagia di atas duka orang yang kau sayangi." 

Sihyuk bangkit, memilih meninggalkan Hanna sendiri, memberi waktu kepada Hanna untuk menjelaskan semua yang sudah terjadi.

"Kim Hanna-ssi ...." Hanna mendongak, matanya menatap lurus seseorang yang berdiri tegak menatapnya. "Bisa bicara sebentar?" mendadak hatinya bergetar begitu hebat, rasa takut dan cemas yang berhasil dia sembunyikan saat bersama Sihyuk mendadak tidak bisa dikendalikan saat ini, saat netranya menatap lurus netra sosok di depannya. 

Hatinya bergetar saat dia hanya mampu melihat sorot kosong dan hampa dari manik kembar itu. 

Hanna hanya mampu mengangguk, mencoba menahan gerak tubuhnya untuk tidak memeluk dan mengatakan permohonan maaf berulang kali, karena Hanna sadar, awal kehancuran masa depan sosok di depannya adalah karena keegoisannya.



________

Altar adalah tempat sakral yang menjadi saksi sebuah ikatan suci sebuah pernikahan. Sepasang suami istri pernah merasakan memori indah dan penuh pengkhayatan di sana.

 Altar adalah tempat yang menjadi saksi bisu, bahwa pernah ada dua manusia yang saling mencintai mengikrarkan janji sehidup semati. 

Sebuah awal bahtera kehidupan sebuah keluarga. 

The Hope [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang