Previous Chapter:
Dengan geram Chanyeol membawa dirinya lebih dekat dengan Kris dan mendekatkan bibirnya pada telinga yang lebih besar.
"HYUNGG!!!"
"YAK BOCAH!"
Teriakan Kris menggelegar di setiap sudut rumah minimalisnya. Ia menaruh piring kaca yang hampir saja terjatuh tadi dan menatap lamat-lamat lelaki bertelinga peri di hadapannya ini.
"Kenapa kau ini tak bisa diam sebentar saja?"
Kris menatap Chanyeol tajam, yang ditatap hanya menggigit bibirnya gugup. Ia juga tak tahu kenapa suaranya bisa senyaring itu.
"Jika tak ada yang bisa kau buat lagi sebaiknya kau pulang saja. Tempat bento milikmu akan kubawakan besok pagi ke rumahmu."
Ucap Kris pelan namun penuh penekanan. Chanyeol masih saja menunduk, memilin ujung hoodienya.
Kris kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda, tak peduli jika lelaki di sampingnya akan menangis lagi. Ayolah, dia lelaki dewasa, Kris tak perlu membujuknya untuk berhenti menangis lagi.
"Aku tak mau pulang."
Ucap Chanyeol singkat kemudian ia menghilang dari pandangan Kris.
Kris hanya menggelengkan kepalanya jenuh. Ia begitu lelah akan kepindahannya hari ini. Bukannya disambut dengan tetangga yang baik dan mungkin bisa membantunya untuk membereskan barang-barangnya, ia malah dipertemukan dengan tetangga cengeng, menyusahkan, dan merepotkan seperti Chanyeol. Ia harap kompleks dan rumah ini sudah menjadi pilihannya yang tepat.
- 크리스 x 찬열 -
15 menit kemudian Kris sudah menyelesaikan kegiatan cuci piringnya. Ia melemaskan otot-ototnya sebentar kemudian membuka apron yang sedari tadi melingkari tubuh atletisnya, dan menggantungnya di pinggir kursi makan.
Kris berjalan menuju ruang tengah dan mendapati seorang lelaki bertelinga peri sedang duduk di sofa miliknya sambil mengganti-ganti channel TV dengan kesal. Kris yang melihat itu hanya menggeleng dan membawa tubuhnya untuk duduk di samping lelaki itu.
"Hey, kau bisa merusak TV ku jika kau hanya mengganti-gantinya seperti itu."
Komplain Kris sedetik setelah ia mendudukkan dirinya. Yang diajak bicara hanya terdiam dan kembali melanjutkan aktivitasnya dengan bibir yang mengerucut lucu.
"Aku tidak peduli. Wle!"
Chanyeol berbalik ke arah Kris kemudian menjulurkan lidahnya dan kembali menatap TV di depannya. Kris hampir saja mengetok kepala lelaki itu jika saja ia tak ingat bahwa lelaki di sampingnya ini hanyalah bocah cengeng kelebihan gizi.
Kris tak berbicara lagi dan mulai menonton TV di depannya yang menampilkan kartun Hey Arnold -Chanyeol sudah berhenti mengganti-ganti channelnya.
Suasana mendadak hening untuk beberapa saat sebelum Chanyeol berdiri dan berjalan menuju dapur. Kris tak peduli dengan pergerakan bocah itu, ia hanya fokus pada kartun yang memperlihatkan karakter dengan kepala seperti bola rugby itu. Ia tak pernah sefokus ini saat menonton kartun.
Chanyeol kembali dengan sebuah baskom kecil berisi air dingin di tangannya. Ia menaruh baskom itu di atas meja di hadapan Kris, sontak menimbulkan raut heran di wajah lelaki yang berbadan lebih besar.
"Untuk apa itu?"
Chanyeol tak menghiraukan kata-kata Kris dan melanjutkan pergerakannya. Ia berlutut di depan Kris kemudian menggulung celana panjang milik lelaki Canada itu, memperlihatkan memar berwarna biru di betis Kris. Memar karena kecelakaan kecil tadi sore.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Innocent Neighbor (KRISYEOL)
Fiksi PenggemarWu Yifan atau Kris adalah seorang guru muda yang baru saja pindah rumah ke sebuah perumahan elit, ia harus bertetangga dengan lelaki imut yang hobi tertawa dan nyengir dengan telinga seperti peri. Dan jangan lupa hobi barunya adalah menyusahkan Kris...