School, and You

1K 41 7
                                    

Maaf

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf...

Waktu itu, Aku masih terlalu muda untuk mengakui perasaan ini.

Masih terlalu awal, keraguan, penolakan, aku yang mengunci diriku terlalu rapat.

Masih terlalu naif, bibir ini bahkan tidak bisa berkata meski waktu itu hati paham perasaan ini lebih daripada yang aku kira, perasaan yang tidak seharusnya aku rasakan.



Nama pelangi yang selalu aku tuliskan dalam diary ku sebelum tidur, itu sebenarnya namamu,

Padahal kamu selalu disana, selalu disana, hanya aku masih terlalu naif akan perhatianmu selama ini.





Tapi aku ingat,





Kamu selalu ada ketika aku sembunyi-sembunyi pergi ke kamar mandi sekolah saat darah keluar dari hidungku, membawakanku tissue,

Kamu yang menemaniku kesana-kemari, rumah sakit dan rontgen sana sini, selalu mengalihkan pembicaraan agar aku lupa dengan rasa sakitnya,

Kalau bukan karena kamu, mungkin aku tidak akan berani bilang soal penyakitku pada ibuku,

Kamu yang datang ke kamarku, disaat semua orang tidak mau menemuiku, penyakit menular mereka bilang, bahkan ibuku tidak mau satu gelas denganku tapi kamu datang, kamu duduk disebelah tempat tidurku, mendengarkan segala keluhanku soal penyakitku.

Sampai sekarang aku masih sesak, melihatmu dan infusan itu, alat bantu nafas itu, jantung kata ibumu,

Happy Monday, guntingan kertas pernah kutuliskan untukmu, kuletakkan di kolong mejamu, kamu selalu suka akan apapun yang kubuat, menempellkannya di dinding kamarmu.

Kamu yang disebelah mejaku, terpaku saat aku berkarya, selalu suka hasil karya tanganku baik itu papercraft, atau gambar dan lukisanku, kamu yang selalu bilang bahwa kamu mengagumiku.

Bodohnya aku, padahal aku sendiri yang bilang padamu kalau cinta dan kagum itu berbeda tipis,

Kamu yang selalu suka menguncir rambut panjangku menjadi ponytail,

Kamu yang selalu ingin jadi orang pertama yang mendengarkan lagu ciptaanku setelah kelas berakhir,





Aku yang lari kepadamu ketika larut malam tangisan ku tidak dapat berhenti saat hatiku hancur atas pertengkaran orangtuaku, dengan pelukanmu menyambutku ditempatmu,

Unboxing my Head ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang