Pecahan Waktu; Jessica

200 20 10
                                    






"Terus dek, pas aku sampai mobilnya, tiba-tiba dia ngedeket langsung nyium bibir aku"

"Kena gak?"

"Kena sih... Kenapa?"

"Dek?"

"Halo, dek?"

"Dek, halo? Halo?"

Tanganku biru, menghitam kemudian.






"Tau gak dek, cuma kamu yang punya pemikiran berbeda. Biasanya orang-orang saranin aku begitu, tapi kamu enggak"

Jangan pura-pura cinta lagi ya, kak.






"Ini aku masih nangis"

"Gak apa-apa, aku gak kemana mana kok"

"Baru kali ini aku nangis di telfon, cuma kamu yang mau dengerin"

Lalu, kapan kamu mau dengerin aku, kak? Delapan bulan setelahnya. Setelah kita sadar bahwa perasaan kita ternyata sama, namun berada pada situasi bodoh. Kamu dengannya, aku dengan orang lain pula.







"Kamu tuh mirip sama adik aku, dek, bedanya, cantikan kamu"

Terimakasih membuatku tersenyum hari itu.








"Aku mau potong rambut lagi ah, gerah"

"Itu belum panjang-panjang amat, kak"

"Iya tapi gerah"

"Sini, aku kuncirin aja rambutnya"

"Jangan!"

"Kenapa?"

"Leher aku panjang-"

"Terus?"

"Ya agak gitu, masa gak ngerti?... Lagian emang kamu rela kalau leher aku diliatin orang lain?"

Tambahkan pada CVmu kak, keahlian: menarik ulur perasaanku








"Kamu curang! Kan udah sering main game ini, wajar aja kalau kamu menang"

"Apaan kak, kita kan baru install ini minggu kemarin barengan"

"Tapi aku jarang main ini... Kalau aku kalah, jangan dare ya"

"Gak, gak bisa gitu"

"....."

"Udah dicium, sekarang bisa, kan?"






"Ini lagu beneran kamu yang buat sendiri?"

"Kamu tuh berbakat tau, kenapa sih sok misterius gitu"

Rekaman itu mahal, kak.







"Es batunya cukup kan?"

"Aw, sakit!"

"Ini udah pelan-pelan juga... Manja amat sih"

"Pelan apanya kak, diteken gitu esnya"

"Salah sendiri ngapain berantem sama temennya? Makanya kalau marah itu dipikir, jangan kena meja"

Tanganmu lembut.








"Dek? Kok berhenti sih?"

"Aku harus terus nyanyi??"

"Iya, sampe aku bobo... Resiko punya suara bagus ya gitu dek"

Tidur bukan kebiasaanku.

"Aku suka sama kamu, tapi kamu sama dia ya udah aku mundur"

Tolong jangan berbohong lagi, kak.



Pada akhirnya tidak pernah ada kata 'kita', hanya aku dan kamu.
Kamus kita tertutup begitu saja tanpa sempat ku pelajari,
Kamu pergi tanpa sempat kuhafal fasih,
Kamu itu awal, kak
Sebuah kesialan membuatku yakin pada kaki dimana aku bepijak
Maafkan aku, tolong jangan membenciku kak

Dan sejak dua hari terhitung matanya tidak juga terpejam,
Pikirannya tidak juga istirahat,
Kini ia mulai mengantuk...
Kekuatan tulisan memang luar biasa





Karena kamu,
aku melangkahkan kakiku pada studio penuh cermin
Berharap suatu saat kita akan sampai pada masa dimana kamu, aku, dalam panggung yang sama
Begitu naif,
Tidak mungkin terjadi, aku tau.




Terimakasih, sempat mengisi ruang kosong itu,
jessica.






*****

Unboxing my Head ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang