Sengaja jatuh.
Sengaja membuka.
Sengaja mengingat.Ada apa siang ini?
Semua hal membuatku membuka kotak tentangmu, yang sudah lama kusimpan di sudut memori.
Danilla,
Bahagiakah dengan dia?
Aku? Tidak, tidak sebegitu bahagia sekarang dengannya.
Tapi setidaknya jauh lebih baik daripada ketika bersamamu.Danilla,
Kita begitu singkat, tapi untukku kamu itu awal.Jadi, bagaimana aku bisa lupa?
Untunglah kita tidak pernah bertemu lagi, tidak pernah berkirim pesan lagi.
Aku sudah jauh pergi, masa iya harus kembali?Malam hingga dini hari,
Manis, aku ingat, mint -rasa kesukaanku.
Tidak, waktu itu tanpa nafsu, kita hanya bahagia.Meski seringkali ada malam dimana kamu begitu ingin, maaf, aku tidak bisa.
Aku tidak mau menghancurkanmu, waktu itu.
Jujur, bibirmu saja sudah cukup untukku.Ini terdengar bodoh, tapi sampai saat ini, milikmu yang paling lembut.
Aku suka, kamu bukan perokok.
Ah apa yang aku pikirkan?Danilla,
Kali ini siapa yang mendekapmu dalam tidurmu?Apa dia baik?
Pasti.
Cantik?
Tentu.
Lebih baik dari aku?
Tentu saja.Dari semua hal,
Kamu lucu. Aku suka.Ah bodoh, aku sedang di transportasi publik, tidak mau menangis.
Tapi aku harus bagaimana?
Rindu, mungkin begitu.
Sampai menatap langit yang luas saja menyesakkan hati.Tidak, tidak.
Ini hanya perasaan selewat di perjalanan.Isi kepalaku mungkin hanya sedang bosan dan sedih saja, itu sebabnya melihat-lihat lagi memori sebelumnya.
Ya. Pasti begitu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unboxing my Head ✔
De TodoCoffeeganger™ ©2018 to ©2021 • My Self diary • When the cafe's closed, meet me on the way home. I'm the person behind this cashier, who was served you coffee. Kalau bisa jangan dibaca.