Chapter 4

89 7 14
                                    

Happy reading...

"Bagaimana susunan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaannya?" ujar Fatmah yang sedang tiduran di kursi ruang tamu.

Suara bel yang kencang tidak bisa membuat konsentrasi Fatmah terpecah. Dia terus berkonsentrasi sambil memandang foto si Laki-laki penyelemat yang ada di handphonenya. Tapi anehnya, suara Ayahnya yang berada di kamar mandi bisa membuat konsentrasinya terpecah.

"Fatmah lihatlah siapa yang datang itu!!! Fatmah...,"

"Owh, ok Dad. Sebentar,"

Fatmah berlari membuka pintu apartemennya, "Mau cari sia-,"

"Loh kok tidak ada orang," lanjut Fatmah. Dia mencoba melihat ke kanan dan ke kiri tapi tidak ada siapapun.

"Siapa yang memencet bel? Ada saja orang yang iseng,"

Akhirnya Fatmah kembali masuk. Tapi saat Dia menginjakkan kaki ke keset, ternyata ada surat yang terinjak.

"Surat apa ini? Dan dari siapa?"

Fatmah memutuskan membuka dan membaca surat itu di dalam apartemen. Dia kembali duduk di tempat semula dan mulai membaca isi suratnya. Dan isi suratnya adalah,

'Hy Gadis cantik. Smoga hari ini Kau bahagia karena Aku akan memberikan kejutan yang tak terduga untukmu.'

"Apa maksud surat ini? Tidak ada nama pengirimnya lagi,"

Ayahnya yang baru selesai mandi menghampirinya dan menanyakan siapa yang datang, kemudian Fatmah menjawab hanya suratlah yang datang. Dan Ayahnya hanya membalas gelengan kepala heran.

Hari ini Ayahnya libur bekerja, jadi yang bertugas menjaga Ibu Hani dirumah sakit adalah Ayahnya.

"Ayah berangkat sekarang ya! Eemm... yah, katanya Kamu nanti mau pergi ke rumah temanmu, jadi jangan lupa berdandan yang cantik!" ledek Ayahnya.

"Dady ini meledikku saja," balas Fatmah dengan senyuman malu-malu.

***

Di tempat lain, tepatnya di rumah Harris sedang terjadi kericuhan akibat kue ulangtahun Adiknya hangus dan acara menghias rumah belum selesai. Padahal dua jam lagi acara akan dimulai.

Akhirnya Abi Rahim membuat rencana, "Begini saja. Yang perempuan membantu Umi memasak dan yang laki-laki membantu Abi menghias rumah. Agar cepat selesai!"

"That's a good idea Abi," semuanya pun setuju dan mulai melakukan sesuai rencana.

Matahari sedikit demi sedikit mulai naik, itu menandakan hari mulai siang. Keluarga Jung mulai bisa bernapas lega setelah semuanya selesai tepat waktu. Sekarang, waktunya mereka bersiap-siap untuk menyambut tamu-tamu yang akan datang.

"Huh... akhirnya beres semua," ucap Yusha.

Satu persatu tamu pun datang. Harris semakin panik, gugup, bingung dan salah tingkah. Dia terus mondar-mandir di sekitar pintu untuk menunggu kedatangan Gadis yang telah diceritakan kepada kedua orangtuanya semalam.

Tidak lama kemudian...

"Assalamu'alaikum..." Harris yang dikala itu sedang menghilangkan rasa gugupnya langsung menoleh kesumber suara, dan Harris terdiam seketika karena melihat Fatmah.

"Wow... dia sangat cantik dan anggun. Selama seminggu lebih mengenalnya, Aku tidak pernah melihat penampilannya seperti ini. Dia selalu berpenampilan tomboy. Tapi sekarang...," tutur Harris dalam hati dengan mulutnya yang menganga.

IMAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang