Happy reading...
Fajar adalah saat terbaik dari hari. Setiap daun dan batu terselimuti embun. Tetesan-tetesan kecil itu hanya butuh cahaya matahari terbit agar berkilat seperti mutiara. Kelembapan udara menyentuh kulitnya dan embusan angin dari jendela kamar yang terbuka dari semalam membuatnya kedinginan.
Tapi rasa dingin itu tidak membuat Laki-laki 23 tahun itu terbangun. Dia malah menarik selimutnya dan kembali tertidur pulas di kasur empuknya.
Sedangkan di tempat yang lain, ada seorang Gadis yang telah bangun dan sibuk merapikan apartemennya. Dia sangat antusias untuk menyambut kedatangan tamu sepesialnya. Ayahnya yang baru keluar dari kamar tersenyum, melihat sang anak sedang merapikan ruang tamu dan menyusun makanan ke meja dengan semangat.
Ayahnya tidak menyangka bahwa anaknya telah tumbuh dewasa dan akan menjadi milik orang lain. Ayahnya juga berpikir jika istrinya masih hidup, pasti istrinya akan sangat bahagia seperti yang dirinya rasakan saat ini.
Waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba. Fatmah telah siap menemui tamu sepesialnya yang sekarang telah ada di ruang tamu apartemennya. Fatmah mulai berjalan dari dapur menuju ruang tamu sambil membawa minuman.
Semua orang yang ada di ruangan melihat Gadis itu tanpa berkedip sama sekali. Iya, karena lagi-lagi Fatmah berpenampilan anggun dengan dress panjang warna pink yang dilengkapi dengan anting pemberian salah satu tamu sepesialnya.
"Ini silahkan diminum! Maaf jika menunggu lama," setelah berucap, Fatmah duduk diantara Ayah dan sahabatnya, kemudian memberikan nampan yang Ia bawa tadi kepada sahabatnya untuk disimpan di samping kursinya.
Ayah Harris memulai pembicaraan terlebih dahulu. Kemudian menyodorkan Harris agar Dia sendiri yang berbicara apa tujuannya menemui Ayah dari Fatmah.
Harris mulai mengambil nafas panjang, badan ditegapkan, suara digagahkan dan kemudian dengan gentelnya langsung tutup poin, "Uncle Saleh, niat Saya dan keluarga ke sini adalah untuk meminang anak Uncle. Apakah Uncle mengizinkan?"
"Berikan satu alasan mengapa Saya harus menerimanya!"
"Allah telah memberi petunjuk bahwa Fatmah adalah jodoh Saya. Mungkin Saya belum memahami Fatmah dengan baik, tapi Tuhan telah memilihkannya untuk saya dan Saya harus patuh," jawab Harris singkat.
Baba Saleh terdiam sebentar dan menoleh ke arah anaknya, "Bagaimana?"
Fatmah membalas pertanyaan Ayahnya itu dengan anggukan dan senyuman malu-malu.
"Baiklah, Saya menerimanya," kata Baba Saleh dengan iringan senyuman.
"Alhamdulillah...," jawab semua orang yang ada di ruangan itu.
Disana hanya keluarga besar Harris saja yang datang. Keluarga besar Fatmah juga sebenarnya sangat ingin hadir dalam acara tersebut. Penghalangnya bukan jarak tempat, tapi waktu. Seperti yang kita tau, bawa acara itu diadakan sangat mendadak.
Lagi pula, acara ta'aruf itu terjadi dengan sangat sederhana dan simpel. Dengan durasi hanya 2,5 jam saja sudah selesai tapi tanpa ada tukar cincin.
Dalam acara ta'aruf itu bukan hanya untuk meminta persetujuan Ayah Fatmah saja, tapi juga penepatan tanggal pernikahan, bagaimana dan dimana acara itu akan diadakan, dan lain sebagainya.
Akhir acara ditutup dengan makan bersama, tapi ada dua orang yang tiba-tiba menghilang yaitu Fatmah dan Harris tentunya. Mereka memilih pergi berdua untuk jalan-jalan sebentar di sekitar apartemen dibanding makan.
Ditengah perjalanan fatmah menanyakan suatu hal yang aneh menurut Harris, "Kamu menikahiku bukan hanya ingin menolongku kan?"
"Tentu saja tidak. Aku percaya ini adalah cara Tuhan mempertemukan Kita,"
KAMU SEDANG MEMBACA
IMAMKU
Fanfiction#masihhiatus Mengapa Kau memilih bertemu Ibumu dari pada Anakmu? Kenapa Kau pergi meninggalkanku? Apa perjodohan Tuhan ini salah? ~ Harris J . . . . Maafin Author yah kalau ada banyak typo yang beterbangan dan ceritanya biasa aja, masih belajar soa...