Chapter 6

64 8 15
                                    

Happy reading...

"Kenapa Aku ada disini? Apa yang telah terjadi?" tiba-tiba diapun teringat kejadian malam itu.

"Kenapa Kamu bisa ada di sini nak?" tanya si ibu-ibu lagi dengan wajah hawatir.

Dia tidak menjawab apapun, malah dia menagis seraya hatinya berkata, "Maafkan Aku, Aku mohon maafkan Aku...!"

***

Setelah beberapa minggu, persiapan pernikahan Harris dan Fatmah yang dilakukan cukup singkat itu sampai sekarang tidak ada kendala apapun, walau Fatmah sempat menghilang semalaman.

Setelah acara ta'aruf, kedua calon pengantin sudah mulai sibuk mencari masjid, gedung, katering, W.O, dan lain-lain. Tapi untunglah mereka tidak sendirian, keluarga besar mereka berdua juga ikut membantu mengurus persiapan pernikahan mereka.

"Ternyata ngurus begini itu susah ya?" keluh Fatmah.

"Tak apa, nanti kalau sudah sah juga yang enak kita berdua," jawab Harris.

Fatmah terkekeh mendengar jawaban calon suaminya. Sekarang Fatmah dan Ayahnya sedang berada di rumah Abi Rahim, mereka membahas tentang dimana mereka berdua akan tinggal setelah menikah nanti.

Disana Fatmah duduk diantara Harris dan Yusha, sedangkan Ayahnya duduk di single seat samping tempat duduk Abi dan Umi Harris.

"Bagaimana?, kalau Umi terserah kalian saja!"

Setelah lumayan lama berpikir, Harris dan Fatmah akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama dirumah masa kecil Harris, dengan alasan karena Fatmah masih muda jadi masih butuh pengarahan dari seorang Ibu untuk belajar menjadi istri yang baik.

"Wah... Kita akan tinggal satu ramah," ucap Yusha dengan merangkul bahu Fatmah.

"Ehem... Ehem...," dehaman Harris membuat Yusha langsung melepas rangkulannya dan segera minta maaf, kemudian mengalihkan pembicaraan.

"Mmm... Wah mata Uncle sangat indah ya, sedikit kehijauan, sama seperti Isla,"

Ayah Fatmah hanya tersenyum dan berterimakasih mendengar pujian dari Yusha.

Karena jawaban Baba Saleh yang standar keadaan menjadi hening. Yusha yang orangnya humoris akhirnya membuat lelucon agar perbincangan mereka sedikit menyenangkan dan tidak terlalu serius.

***

Hari ini adalah tanggal 17 desember 2022, saatnya dua hati, dua kepala disatukan melalui ikatan pernikahan.

Semua saksi dan keluarga telah kumpul di salah satu masjid yang ada di London. Semua orang, matanya tertuju kepada dua orang yang jantungnya tengah berdegup kencang di tengah sana.

Gadis yang mulai beristiqomah memakai hijab itu duduk terpaku dengan pandangan kosong seperti ada sesuatu yang dikhawatirkannya.

"Apakah Aku harus membatalkan pernikahan ini? Aku tidak percaya dengan apa yang Aku lihat kemarin. Jika diceritakan, apakah Harris akan menerimanya? Aku sangat bingung! Aku takut!"

Lamunan Fatmah terhenti setelah mendengar bunyi mic menyala dan orang yang ada di sebelahnya mulai menjabat tangan Ayahnya dan mengucapkan sebaris kalimat sakral.

"I, Harris Jung, accept you, in marriage according to the Qur'an and sunnah of the Prophet Muhammad and with the dowry agreed upoun,"

"Alhamdulillah...," ucap Ayah Fatmah, lalu diikuti seluruh orang yang hadir di acara ijab qobul.

"Subhaana rabbikaa rabbil 'izzati 'ammaa yashifuun, Wa salaamun 'alal mursaliin, Walhamdulillahi rabbil 'aalamiin,"

"Aamiin,"

IMAMKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang