2

1.4K 237 8
                                    

Apa yang diintruksikan oleh Wendy sangat jelas. Jangan memutuskan apapun mengenai nasib hubungannya dengan Yoongi. Jika Yoongi meminta untuk menjalin hubungan kembali, Wanda hanya perlu menjawabnya dengan: "Maaf Yoongi, kita membutuhkan waktu untuk berpikir." Wendy menambahkan, ia harus mengatakannya dengan tegas dengan ekspresi wajah yang datar. Wendy melarang keras Wanda untuk melakukan kontak fisik dengan Yoongi. Ketika mendengarnya Wanda hanya tersenyum miring, toh ternyata Wendy masih cemburu meskipun ia yang memutuskan hubungannya dengan Yoongi.

Wanda kurang lebih sudah selama sepuluh menit bersembunyi di balik tembok, memperhatikan Min Yoongi yang memilih tempat duduk di luar agar dapat menghisap rokoknya dengan bebas. Pagi ini sepasang saudari kembar itu terasa sedikit lebih melelahkan karena pasangan masing-masing menghubungi untuk minta bertemu. Wendy yang lebih dulu harus sedikit panik ketika pagi-pagi dibangunkan oleh Wanda. Kemudian menyusul disela Wanda sedang memberikan pengarahan kepada Wendy, saudarinya menerima pesan dari Yoongi.

Jujur saja ketika pertama kali diperkenalkan dengan Yoongi pikiran yang terlintas dalam benak Wanda adalah Min Yoongi memang sosok pria yang menjadi idaman Wendy selama ini. Wendy selalu mendambakan lelaki yang terlihat dingin-misterius, tidak banyak bicara, dan hanya ramah kepadanya.

Lihatlah bagaimana Yoongi menyilangkan kakinya dan bagaimana cara lelaki itu memegang rokoknya dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuknya. Wanda akui sangat keren.
Apalagi Yoongi menggunakan pakaian serba hitam dan matanya dibalut kacamata hitam. Rambutnya yang tidak terlalu panjang itu dibiarkan sedikit berantakan. Wendy sendiri tidak pernah menceritakan dimana ia menemukan lelaki seperti Yoongi. Wanda tebak di salah satu klub malam ketika Wendy sedang melepas penatnya, mungkin saja.

Wanda menarik napas panjang kemudian membuangnya perlahan. Ia meyakinkan dirinya sendiri pasti bisa berpura-pura menjadi Wendy dalam waktu beberapa jam. Ini bukan hal yang sulit, batin Wanda.

Dalam hitungan ketiga Wanda keluar dari tempat persembunyiannya. Berjalan dengan tegap dan dagu sedikit terangkat, mencoba sebisa mungkin untuk melakukan apa yang biasa Wanda lihat dari Wendy.

Yoongi langsung mematikan rokoknya dan berdiri untuk menukar tempat duduknya. "Duduklah disini, tidak panas." Wanda mencoba untuk menahan senyumnya, jadi begini cara Yoongi memperlakukan Wendy. Yoongi mungkin terkesan tidak peduli, namun nyatanya ia memperhatikan hal-hal kecil.

Wanda bingung harus mengucapkan apa, akhirnya ia memilih diam. Wanda juga sadar pandangan Yoongi terarah pada pelipisnya, untungnya sebelum pergi Wanda ingat jika pelipis Wendy terluka.

"Apakah parah?"

"Tidak perlu dikhawatirkan." Wanda memperhatikan reaksi Yoongi untuk melihat apakah dirinya berhasil menirukan suara Wendy yang sedikit berat dari miliknya.

Aman, pikir Wanda ketika melihat tidak ada reaksi aneh dari Yoongi. Tak lama datang pramusaji membawakan dua gelas minuman. Wanda mendesah dalam hati ketika melihat segelas ice americano diletakkan di hadapannya. Jika Wanda akan mengucapkan terima kasih, Wendy hanya akan menganggukan kepalanya kepada pramusaji.

"Tentang semalam. Aku minta maaf jika kau terluka. Aku punya alasanku sendiri. Aku harap kau mau mendengarnya."

Wanda menyilangkan tangannya. "Bicaralah."

"Dua minggu kemarin kondisi sedikit kacau. Ada banyak hal yang harus kutuntaskan, emosiku sedang tidak stabil. Kau lihat sendiri apa yang terjadi makanya aku menghindarimu."

"Begitu." Wanda berpikir apakah respon yang ia berikan terlalu berlebihan. Wanda sendiri tidak memiliki bayangan bagaimana Wendy menanggapi penjelasan seperti ini. Jika Wanda sendiri sudah pasti akan mencoba mengerti agar masalah cepat selesai. Wanda hanya tidak tahan berada dalam situasi yang kurang mengenakkan. "Tetap, kau perlu memberikan penjelasan. Mungkin aku bisa mengerti."

One dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang