7

1K 181 17
                                    

Yoongi tanpa pikir dua kali memutuskan menemani perjalanan Wanda ke Daegu. Selain karena Yoongi tidak akan membiarkan seorang perempuan dalam keadaan panik menempuh perjalanan ke luar kota sendirian. Ia juga penasaran bagaimana ceritanya Wendy dan Taehyung bisa berada di Daegu, bahkan seorang Wanda juga tidak tahu. Yoongi sebisa mungkin menahan pikiran buruknya.

Wanda dan Yoongi menemukan Wendy sedang duduk di depan ruang unit gawat darurat sendirian. Badannya membungkuk, tidak tegap seperti Son Wendy biasanya. Setelah menukar pelukan, Wendy menyuruh Wanda untuk masuk ke dalam ruang rawat Taehyung. Ketika tatapan mereka bertemu, Wendy tampak terkejut. Bahkan Wendy tampak tidak menyadari kehadirannya sejak tadi.

"Yoongi," ucap Wendy. "Kenapa kau ada disini?"

Tatapan Yoongi tertuju pada kemeja Wendy yang ternoda oleh bercak merah. "Kau tak apa?" Yoongi begitu khawatir, tangannya meraih kedua tangan Wendy.

Kemudian Wendy melepaskan tangannya. "Aku tidak apa-apa. Masuklah, kau kesini untuk Taehyung kan?"

"Aku kesini untukmu juga. Aku khawatir."

"Terima kasih." Wendy kembali duduk, Yoongi justru memilih berlutut di hadapan Wendy agar ia dapat menatap mata Wendy. "Ceritanya panjang, Gi. Yang jelas tidak seperti apa yang kau pikirkan." Kata Wendy ketika melihat tatapan Yoongi.

"Memangnya apa yang kupikirkan, Wen?"

"Aku tidak mau mengatakannya."

Sebuah seringai muncul pada wajah Yoongi. "Kau salah Wendy."

"Aku tidak peduli." Balas Wendy tak acuh, namun ia sedikit sadar ada yang berbeda dari Yoongi. Yoongi memotong rambutnya, terlihat jauh lebih rapi dan segar. "Kau memotong rambutmu?"

"Nyatanya kau masih peduli." Ejek Yoongi.

Wendy tertawa pelan sambil tangannya mengacak rambut Yoongi. Namun mendadak Wendy berhenti dan air mukanya berubah sangat drastis. Tanpa alasan yang jelas, Wendy mulai menangis.

"Hei, kau kenapa?" Tanya Yoongi.

"Peluk aku bodoh!" Balas Wendy ditengah sesugukannya.

Yoongi menarik Wendy dalam pelukannya. Mendekapnya erat seiring tangisan Wendy yang semakin lama semakin hebat.

Ketika tangisan Wendy sudah mulai mereda, Yoongi mulai bertanya. "Ada apa sebenarnya? Apa yang membuatmu menangis?

Wendy masih belum melepas pelukannya, tidak berniat melepaskannya dalam waktu dekat juga. "Kau. Kau yang membuatku menangis."

"Aku minta maaf."

"Aku masih marah tapi kau tahu kan aku masih mencintaimu?"

Yoongi merasa perasaannya menghangat. "Tidak, aku tidak tahu karena kau tidak mengatakannya Wendy."

"Sekarang kau tahu, Yoongi." Wendy kini melepas pelukan mereka, tangannya mengusap air mata yang membasahi wajahnya. Kemudian Wendy meraih tangan Yoongi. "Bersamamu aku merasa begitu aman, tapi sayangnya kau juga orang yang begitu berbahaya bagiku Yoongi. Aku mencintaimu tapi egoku masih tinggi, aku akui itu."

"Terima kasih untuk kejujuranmu. Aku memang tidak seperti Taehyung yang bisa selalu peka dengan apa yang kekasihnya rasakan. Menembusmu bukan soal yang mudah Wendy, bahkan sampai saat ini. Kau takut, aku bisa melihatnya. Dan bodohnya aku melakukan apa yang kau takutkan."

"Aku juga perlu minta maaf padamu Yoongi. Seharusnya aku lebih bersabar malam itu, tapi sayangnya aku gagal. Aku harusnya berpikir bahwa bukan aku saja yang memiliki masalah, kau juga."

"Tak apa, selama ini kau selalu bersabar. Hanya saja waktunya sedang tidak tepat ya."

"Aku tahu kau tidak bermaksud menyakitiku Yoongi. Kau pria yang baik karena itu aku mencintaimu."

One dayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang