Sembari menunggu proses penyembuhan Taehyung, Wendy mulai menyiapkan berkas-berkas yang ia butuhkan untuk mengajukan gugatan atas nama Taehyung. Tuan Kim pasti akan mendapat pasal berlapis, sama sekali Wendy tidak memiliki pikiran untuk meringankan tuntutan hukuman. Seminggu telah berlalu, Taehyung sudah jauh lebih baik secara fisik. Dokter mengatakan beberapa hari lagi Taehyung sudah bisa pulang.
"Temani aku keluar Wen, bosan juga terus-terusan tidur."
Itulah alasan mereka berdua berakhir memandangi jalanan kota Daegu dari balik kaca dalam keheningan saat ini.
"Kabar Wanda bagaimana?" Taehyung bertanya.
"Hubungi langsung, jangan jadi pengecut Taehyung."
"Nanti, aku tidak mau menyakitinya lagi karena emosiku."
"Kau marah soal apa sebenarnya Taehyung? Ide pertukaran itu adalah ideku."
"Setelah kupikir, enam tahun bukan waktu yang singkat tapi tidak terasa sama sekali. Aneh bukannya?"
"Itu buktinya kalian sangat menikmati hubungan kalian."
Taehyung hanya bergumam. Pikirannya kembali melayang jauh ketika ia berada pada sekolah menengah atas. Lebih tepatnya ketika Taehyung melihat Wanda untuk pertama kalinya, pada saat upacara penyambutan tahun ajaran baru. Tidak, Taehyung tidak mengalami jatuh cinta pada pandangan pertama. Bahkan Taehyung tidak percaya dengan hal-hal klise seperti itu.
Taehyung belum pernah berterima kasih kepada Freddie Mercury, bahkan dalam doanya sekalipun. Terkadang Taehyung suka menyendiri di dekat gudang sekolah sambil mendengarkan kaset tapenya dengan headset yang ia dapatkan sebagai hadiah natal dari pamannya. Taehyung bukannya tidak memiliki teman, dia punya beberapa, tapi ada saatnya ia merasa ingin sendiri. Waktu itu Taehyung terkejut ketika merasakan seseorang menyentuh pundaknya. Taehyung tidak takut dengan hantu, ia lebih takut dengan guru konselingnya.
"Kim Taehyung kan?" Ucap Wanda sambil membantu Taehyung berdiri. Taehyung hanya menatap Wanda, lebih tepatnya memberikan tatapan yang kurang bersahabat. "Maaf, aku mengagetkanmu ya? Kenalkan aku Son Wanda, dari kelas B."
"Iya, aku tahu." Taehyung tidak mengerti kenapa pada saat itu dirinya merasa begitu kesal dengan Wanda. Padahal Wanda terkenal begitu baik hati bak malaikat, setiap siswa mendambakan bisa menjadi teman dekatnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" Wanda bertanya.
"Kau sendiri?" Taehyung justru bertanya balik.
Wanda tidak menjawabnya, Taehyung ingat sekali. Wanda justru terlihat sangat tertarik dengan kaset tape milik Taehyung.
"Kau sedang dengar apa? Boleh aku dengar?"
Taehyung kembali mengambil posisi nyamannya, sedikit memberikan tempat untuk Wanda agar ia bisa duduk di sebelah Taehyung. "Aku tidak jamin kau akan suka dengan selera musikku tapi."
Taehyung memberikan salah satu bagian headsetnya pada Wanda. Pada saat itu kaset tapenya sedang memainkan lagu Somebody To Love. Di luar ekspektasi Taehyung, Wanda justru menikmati lagu itu. Bahkan ikut menyanyikannya dengan lancar, disana ia secara eksklusif mendengar suara Wanda yang begitu merdu. Taehyung jadi bingung harus menikmati suara Freddie atau suara Wanda.
"Taehyung, selera musikmu bagus kok." Kata Wanda ketika lagunya berakhir.
"Kau tahu Queen?" Taehyung bertanya semangat karena ia jarang menemukan teman seusianya yang tahu akan eksistensi band asal Inggris tersebut.
Wanda mengangguk. "Ayahku penggemar berat. Aku mendengar lagunya hampir setiap hari. Apa lagu kesukaanmu?"
Hal yang menarik adalah setelah hari itu Taehyung sedikit berharap Wanda akan muncul ketika ia menyendiri lagi. Kemudian mereka akan mendengar lagu bersama, mungkin jika beruntung Taehyung bisa mendengarkan Wanda bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
One day
Fanfiction[Completed] Si kembar identik, Wendy dan Wanda, sepakat untuk bertukar posisi selama satu hari. Kira-kira bagaimana jadinya ya?