Wendy bukan tipe orang yang begitu percaya dengan kata hatinya. Namun kali ini intuisinya benar-benar kuat, sayangnya bukan dalam hal yang bagus. Wendy merasa benar-benar khawatir dengan Taehyung setelah mengetahui siapa sosok yang tertera pada kartu nama itu. Wendy juga takut, kemungkinan apa yang ia hadapi memang sebesar itu. Maka dari itu Wendy sampai memaksa sahabat baiknya dari pihak intelijen, Kim Namjoon, untuk menemaninya. Wendy akui dirinya tidak begitu percaya diri kali ini. Wendy khawatir salah melangkah dan membuat Taehyung dalam bahaya. Wendy benci terlihat begitu lemah. Wendy bisa mendadak menjadi seseorang yang berbeda ketika melihat orang-orang terdekatnya tersiksa. Maka seringkali Wendy menahan diri untuk membuka dirinya, tidak mau terlalu banyak memiliki teman dekat. Suatu waktu Wendy bisa menjadi begitu rapuh, bahkan melebihi Wanda. Wanda pernah mengatakan ia ingin memiliki kekuatan yang dimiliki Wendy. Wendy yang mendengarnya hanya tersenyum karena justru Wendy merasa dirinya yang patut merasa demikian terhadap Wanda. Wanda berani untuk merasakan rasa sakit, sedangkan Wendy tidak sama sekali.
"Ayo, Wendy. Sampai berapa lama kau diam seperti itu? Atau kau mau aku saja yang turun?" Tegur Namjoon saat Wendy tidak kunjung beranjak dari kursi pengemudi. Tatapannya kosong menatap jalanan yang kosong pula.
"Tidak, harus aku begitu perintahnya." Balas Wendy.
Namjoon mengikuti Wendy yang akhirnya beranjak. Taehyung mengatakan Wendy harus menghubungi sosok yang tertera dalam kartu nama. Namun setelah mengetahui siapa itu Kim Seokjin, Wendy memutuskan untuk langsung mendatangi pria itu. Kim Seokjin dulunya adalah psikiater Kim Jihyo, pria itu yang menangani Jihyo sampai ia memutuskan untuk menemui kematian.
Wendy dan Namjoon mendatangi rumah Kim Seokjin yang dirangkap sebagai tempat prakteknya. Tidak butuh waktu lama untuk Wendy dan Namjoon melihat presensi Kim Seokjin.
"Permisi," Wendy menyapa dengan sopan. "Perkenalkan namaku Son Wendy dan temanku Kim Namjoon."
Seokjin mengangguk pelan. "Kalian siapa ya?"
"Saya temannya Kim Taehyung." Setelah mendengar Wendy menyebut nama Taehyung, Seokjin kontan membuka pintu rumahnya lebar-lebar.
"Masuklah."
Kim Seokjin membawa Wendy dan Namjoon ke dalam ruang prakteknya. Seokjin mempersilakan mereka berdua duduk pada sofa panjang yang biasa Seokjin gunakan untuk mengobrol santai dengan para pasiennya. Seokjin tidak langsung bergabung bersama dengan Wendy dan Namjoon, pria itu mengambil sesuatu dari dalam laci meja kerjanya.
"Taehyung mengatakan untuk memberikan ini padamu." Seokjin menaruh sebuah kotak hitam berukuran kecil di atas meja.
Wendy meraihnya dan bertanya, "Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi pada Taehyung? Dimana dia sekarang?"
Seokjin duduk pada kursi tunggal, akhirnya terjadi perubahan pada air mukanya. Meskipun melihatnya membuat Wendy tidak nyaman, ia justru penasaran bagaimana bisa Seokjin merayu pasiennya untuk menceritakan segala ketakutan mereka padanya dengan ekspresi wajah seperti itu.
"Aku akan menjawabnya satu-satu, semampuku." Seokjin tampak tenang namun ia juga terlihat tidak nyaman, Wendy bisa melihatnya. "Sebelumnya, kalau aku boleh tahu apa pekerjaanmu?"
"Aku seorang pengacara, kenapa?"
Seokjin menggumam dan kepalanya mengangguk pelan. Namun Seokjin tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Wendy barusan. "Pertama, aku tidak tahu apa yang ada di dalam sana. Kenapa kau tidak membukanya sekarang?"
Wendy melirik Namjoon sebentar sebelum membuka kotak itu. Kedua alis Wendy bertaut ketika melihat isinya, sebuah flashdisk, sedangkan Namjoon semakin merasa yakin dengan dugaan yang bermain dalam kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
One day
Fanfiction[Completed] Si kembar identik, Wendy dan Wanda, sepakat untuk bertukar posisi selama satu hari. Kira-kira bagaimana jadinya ya?