prolog

87 8 1
                                    

"Distance is only a body separator, not a heart separator"
A

raya natalia putri


°°°°°°°

Pejamkan mata ini, mencoba tuk melupakan.

Segala kenangan indah tentang dirimu, tentang mimpiku.

Semakin aku mencoba bayangmu semakin datang.

Merasuk hingga kejiwa, tuhan tolonglah diriku.

Entah dimana dirimu berada, hampa terasa hidupku tampa dirimu.

Apakah disana engkau rindukan aku?, Seperti diriku yang selalu merindukanmu selalu merindukanmu.
 

Satu tetes air mata perempuan itu jatuh, dua tetes, tiga tetes....

"Araya" panggil seorang lelaki

Namun, tidak ada jawaban dari perempuan yang dipanggilnya itu.

Lelaki itu memanggil namanya lagi, sampai siempunya nama menoleh.

"Ahhh, iya ka" araya menjawab

"Kamu kenapa nangis?" Tanya laki laki itu dengan ekspresi khawatir

"Sad banget yaaa lagunya"jawab araya sambil memamerkan gigi gingsulnya itu

Disinilah sekarang, cafe yang cukup tidak terkenal dikalangan remaja. Namun, itu yang membuat araya menyukai cafe ini. Tak terlalu ramai, dan penuh ketanangan. Di cafe ini selalu ada konser musik seperti sekarang, araya menyukai musik. Hanya menyukai musik, bila disuruh bernyanyi araya sangat enggan. Menurutnya itu hal yang selalu membuatnya sakit, mengingat kepingan kepingan kenangannya dimasa lampau.

  Araya natalia putri, terlahir dari keluarga sederhana. Araya putri satu satunya, ibunya hanya seorang yang mempunyai toko butik, dan ayah nya yang selalu pulang dengan keadaan bau alkohol.

  Araya sangat menyayangi ayah dan ibunya, walaupun ayah nya seperti itu araya tidak pernah membencinya.

Seharusnya teman seusianya menempuh kejenjang yang lebih tinggi, kuliah. Namun, araya tidak mau lebih merepotkan ibunya. Karena kuliah butuh biaya yang banyak, bukan sedikit. Araya memilih membantu ibunya dibutik, jika Araya merasa bosan sesekali mengunjungi cafe yang sedikit jauh dari butik ibunya itu.

Arkana aditya adalah salah satu sahabatnya, Arka terlahir dari keluarga aditya pemegang saham terbesar di bandung. Mungkin itu salah satu alasan Araya sedikit enggan berteman dengan sahabatnya itu.


Sesudah cofe milk shake Araya habis, Araya memutuskan untuk pulang. Karena hari sudah mulai gelap menurutnya, suasana hatinya sedang kacau.

Arka mengantar Araya kerumah Araya, diperjalanan hanya terdengan suara kebisingan jalanan dan radio yang sengaja Arka hidupkan.

"Ka" panggil Araya pelan

"Ada apa Araya natalia putri"

"Mulai besok,,, eumm enggak usah jemput lagi" jawab Araya dengan menggigit bibir bawahnya

"Kenapa" ucap Arka heran

"Gk tau bawaan nya gk pengen kesana lagi"

Yahhh memang cafe itu adalah cafe yang sering mereka kunjungi, mungkin karena alunan musik itu yang membuat Araya tidak ingin kesana lagi.


"Bukanya itu cafe kesukaan kamu?" Ucap arka

Araya hanya mengangguk

"Kenapa?" Tanya Arka lagi

Araya hanya menggeleng

Tak lama sampailah mereka dirumah Araya, rumahnya tak terlalu besar juga tak terlalu kecil. Minilamis.

Araya mengucapkan terimakasih lalu masuk kedalam rumahnya, Arka masih mematung ditempatnya. Banyak pertanyaan di benak Arka, Kenapa sahabatnya tiba tiba seperti itu.

°°°°°°°

Masih prolog yaaa😚

Letakkan Kepalamu Di BahukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang