part5 [ kenapa ada dia diantara kita]

14 2 1
                                    

"aku tidak menyesal sudah mencintai mu. yang aku sesali, aku selalu berusaha melupakan, bukan berusaha mengikhlaskan"

Araya natalia putri

°°°°


Arayapov

Hari ini, ke-8 hari nya aku tinggal dirumah om han, Rumah masalaluku. Aku gak pernah ngebayangin bisa satu rumah sama mantan, 'mantan' manis diingatan. Kecuali, mantanku. Pahit diingatan. Xixixi

Aku? Kalian pasti ngertilah perasaan aku gimana? Cobaan terus menerus datang. aku tidak menyalahkan tuhan, sama sekali tidak menyalahkan tuhan. Aku tau pasti disetiap kejadian ada hikmah, motivasi. Tuhan ngasih aku cobaan ini karena aku sanggup melewatinya, aku yakin karena tuhan sayang sama aku makan nya aku dikasih cobaan seberat ini.

Pagi hari dimana aku mulai membuka ponselku yang selama ini aku lupakan, mungkin karena enggak sempet atau terlalu banyak pikiran sampai aku enggak nyadar.

Aku mendengarkan musik, sedikit keras. Tapi aku yakin enggak kedengeran keluar kok. Musiknya judulnya "Hampa", musik yang selalu aku hindari. Sekarang aku tidak takut kenyataan, harus kuat.

Dulu aku sama sean selalu menyanyikan ini. sean yang main gitar, aku yang bernyanyi. Aku mengenal sean, tapi kenapa aku sampai lupa aku tidak mengenal keluarganya. Mungkin cinta monyet masa masa SMA. Yang niatnya pengen serius ehh ditinggalin, ngenes banget.

Saking menghayati lagu ini, aku sampai tidak menyadari sean ada di pintu kamar. Aku tersenyum kepadanya, tersenyum kecut. Lalu aku mematikan musiknya.

Dia menghampiriku

"Ya, aku enggak berharap kamu masih menungguku"ucap sean terhenti "aku berharap kita enggak ketemu saat ini, mungkin lebih baik enggak saling kenal" lanjutnya

Aku masih tersenyum, lalu memberi senyuman yang sangat tulus dari rasa sakitku.

"Aku berharap ini terakhir kita bicara, ini terakhir. Kamu sudah punya kehidupan baru, aku juga. Aku udah bertunangan, aku mencintai dia dan dia mencintaiku. Kalau kamu enggak jawab aku anggap iya, kamu udah enggak ada perasaan apa apa sama aku kan?. Kita jalani masing masing, seminggu lagi aku akan tunangan. Dirumah ini, aku bakal jelasin ke tunangan aku. Jadi supaya dia enggak salah paham," ucap Sean panjang lebar lalu meninggalkan Araya yang masih tersenyum

Araya mundur kebelakang, mencari tumpuan untuk bersandar. Araya ambruk, duduk tersandar dipinggir ranjang kasur. Araya menutup matanya, menangis menangis menangis. Hanya itu yang Araya lakukan, hanya itu yang Araya bisa lakukan.

Yang beberapa menit yang lalu aku bilang sekarang aku tidak takut kenyataan, aku kuat. Seolah olah aku melupakan kata kata itu, kata kata yang aku katakan sendiri. Aku mengingkari kataku sendiri, tapi perkataan dia lebih menyakitkan dari apapun.

°°°°

Alis kekamarku, aku menghapus air mataku. Alis panik, dia membopongku untuk duduk. Alis minta maaf karena beberapa hari tidak bisa menemaniku.

Alis mengajakku sarapan, aku mengangguk. Lalu mengikuti alis dibelakang.

Aku duduk ditempat biasa, tersenyum kepada om han, tante Alena dan qilu.
Mereka balik tersenyum kepadaku.

Gule sapi enggak bisa ngebuat mood aku baik lagi, aku bener bener enggak mood makan.

Sean memerhatikaku, terus memerhatikanku. Aku jadi semakin merasa sakit.

"Aku udah makan nya, aku kedalam kamar dulu" ucapku sambil berjalan menuju kamar

Sean mengikutiku, aku tau dia mengikuti ku. Lalu aku masuk kedalam kamar, saat hendak menutup pintu kamar sean menahanku.

Sean masuk kekamarku, lalu duduk di kasurku, dia menyuruh ku duduk di sampingnya. Aku menuruti, aku enggak tau setelah dia selalu menyakitiku. tapi aku masih saja menurut, Seolah badan tak bisa mengerti hati ini.

"Aku minta maaf aku enggak bermaksud" ucap sean dengan nada penuh penyesalan

"Enggak apa apa kok, emng ada apa?" Tanyaku dengan senyuman, hhha senyum palsu.

"Aku kenal kamu enggak satu atau dua hari ya" ucap sean lalu satu menit kemudian dia memelukku

Aku tidak membalasnya, terlalu menyakitkan. Terus saja begini, ini semakin menyakitiku.

Apakah dia melupakan, kata katanya yang setengah jam yang lalu dia katakan. Yang aku dan dia tidak saling mengenal? Mengapa dia selalu mengingkari kata katanya sendiri.

Aku semakim sakit, pelukan ini membuatku semakin sulit untuk melupakannya.

•••••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 21, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Letakkan Kepalamu Di BahukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang