part3 [ bertemu kembali ]

18 2 0
                                    

      "Ada sesuatu yang aku rindukan. entah kamu, kita, atau cerita kemarin yang belum selesai"

   Araya

°°°°°


Sudah seminggu Araya tinggal di rumah om han, ibunya belum siuman.
Hari ini Araya demam, dia tidak ke rumah sakit menengok ibunya karena dia tidak kuat untuk pergi ke rumah sakit
Om han tidak tau Araya demam, Araya tidak ingin mereka khawatir.

Araya menangis, entah kenapa air matanya lolos begitu saja dari mata indahnya.Rasanya tidak enak, hatinya tidak enak. Araya tidak tau kenapa, tidak seperti biasanya. Araya berguling guling kesana kemari, resah yang dirasakan nya. Araya mulai mengingat memori lama.

"Araya kamu jangan ujan ujanan, nanti sakit" ucap seorang laki laki kepada gadisnya, tapi gadisnya tidak menanggapi

Laki laki itu menghampiri gadisnya, lalu mengajak gadisnya untuk berteduh.

Gadisnya menarik tangan laki laki itu, lalu laki laki itu mulai mengikuti sang gadis.

Mereka tertawa bersama, bernyanyi, meloncat loncat layaknya anak kecil. berjoget joget, Lalu tertawa lagi.

Laki laki itu memeluk gadisnya, lalu membisikkan sesuatu yang tidak akan pernah gadis itu lupakan

Lembut, suaranya sangat lembut. Gadisnya mendorong laki laki itu. Lalu laki laki itu mengejar gadisnya.

Tok tok tok ...

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Araya, Araya bangkit lalu membukakan pintu.

"Hay, kamu yang namanya Araya?" Ucap perempuan, mungkin umurnya seumuran dengan ibunya. Namun, perempuan itu kelihatan lebih cantik di padukan make up natural dan pakaian yang terlihat modis.
"Boleh saya masuk?"lanjut perempuan itu

"Ahh, b-boleh kok tante" ucap Araya terbata bata, sambil mempersilahkan perempuan itu masuk.

Perempuan itu duduk di kursi, Araya pun duduk di kursi sebelahnya.pikiran Araya berkecamuk, siapa perempuan itu.

"nama saya alena, Saya istrinya han" ucap perempuan itu

Perempuan itu seperti bisa membaca pertanyaan yang di pikirkan Araya.
"Ohhh, istrinya om han" ucap Araya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

Tujuan tante Alena mendatangi Araya untuk mengajak Araya makan malam, mereka keluar kamar lalu mendatangi meja makan.

Araya duduk, lalu tersenyum kepada om han, tante alena dan qilu. Om han dan tante Alena membalas senyum Araya, lain hal nya dengan qilu yang memandang datar Araya.

Araya tidak sadar ada seorang laki laki lagi yang datang ke meja makan, duduk di samping Araya.

"Ini anak saya yang satu lagi, Kenalkan Namanya sean" ucap om han santai

Badan Araya bagaikan di setrum, mendengar nama itu yang tidak asing ditelinga termasuk di hatinya itu. Araya menoleh kesampingnya. badan nya bergetar hebat, keringat Araya bercucuran. Orang itu, orang itu yang sangat dirindukan oleh Araya. Orang itu yang membuat Araya tidak bisa berpijak kelain hati, orang itu yang selalu menguatkan Araya, orang itu yang sangat Araya cin.... Ahhh itu masa lalu . Mungkin sekarang perasaan nya menjadi bencii, mungkin.

"aku tau kamu Araya" ucapnya datar, seperti tidak pernah ada hal hal yang terjadi. Seperti perasaannya kepada Araya sudah hilang.

Araya memutuskan untuk kembali kekamarnya, Araya tidak sadar tante Alena beberapa kali memanggil Araya.

Araya masuk kedalam kamar, Araya menangis. Bergetar begitu hebat, memori itu yang sudah Araya tutup rapat rapat terbuka lagi. Araya tidak kuasa menahan semua ini, dia orang yang membuat Araya kehilangan Arah.

Araya mengingat memori memori yang hilang, memori memori yang seperti pazzel. Berkeping keping, lalu Araya mengingat semuanya. Begitu teganya laki laki itu melanggar janji, melanggar sesuatu yang telah mereka janjikan.
Begitu teganya meninggalkan Araya dalam luka yang sangat dalam.

Araya ingin sendiri, Araya tidak ingin orang orang tau lukanya. Tidak ingin orang orang mengkhawatirkan nya, Araya ingin kuat.

"Rasanya sangat sulit sekali untuk melewati seorang diri, rasanya sulit sekali untuk selalu terlihat baik baik saja. Rasanya sulit sekali ber pura pura kuat menghadapi semuanya. Tapi sesulit apapun keadaan, menyerah bukan pilihan"  Araya menguatkan dirinya.

Bahkan panas nya tidak terasa, Araya merasa luka lama itu terbuka. Araya merasakan sakit, merasakan sakit yang teramat sakit dari kerinduanya.

°°°°

Thnkkk 😚 yang udah nyempetin baca.

Letakkan Kepalamu Di BahukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang